TEGAS.CO,. KONAWE UTARA – PT Antam Tbk di Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) yang merupakan perusahaan BUMN, telah berdiri sendiri menjadi satu projek dan tidak lagi bergabung dengan menejemen projek PT ANTAM Tbk Pomalaa.
Artinya, dengan berdirinya PT ANTAM Tbk projek Konut, di pastikan akan mengelola aset-asetnya yang ada di bumi Oheo tersebut.
Dengan adanya projek tersebut, pihak Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat (APBMI) cabang Konut meminta pihak PT Antam Tbk untuk memberdayakan dan bersinergi dengan pengusaha lokal yang berdomisili di Bumi Oheo.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) APBMI Konut, Alfian Tajuddin, PT Antam Tbk mestinya membuka ruang bagi pengusaha lokal yang bergerak di bidang jasa bongkar muat.
Hal tersebut, lanjutnya, untuk membangun kemitraan dengan perusahaan BUMN, dan bukan menutup ruang gerak para pelaku usaha untuk bermitra.
“PT Antam Tbk telah lama berada di wilayah Konut, sejak tahap eksplorasi hingga kini telah masuk tahap eksploitasi tanah tambang dan juga pernah melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan pabrik tersebut”, ungkapnya
Kata dia, konsesi garapan lahan tambang yang terbilang cukup luas, justru harus memberikan ruang gerak untuk masyarakat lokal di bumi Oheo.
Serta juga menghadirkan “mata air” kehidupan dengan menggunakan pengusaha-pengusaha lokal dalam bidang Bongkar Muat (PBM) tersebut.
“PT Antam Tbk harus bersinergi dan memberikan support kepada para pelaku usaha. Baik jasa bongkar muat maupun usaha jenis lainnya”, jelasnya.
“Sehingga kehadiran PT Antam Tbk benar-benar dirasakan manfaatnya bagi seluruh elemen masyarakat Konut”, tambahnya
Alfian Tajudin mencatat anggota APBMI yang tergabung dalam asosiasi telah mencapai puluhan perusahan bongkar muat.
Bilamana semua PBM diakomodir oleh PT Antam Tbk dalam kegiatan bongkar muat di wilayah terminal khususnya, dipastikan serapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan dan mengurangi angka pengangguran.
Maka dari itu pihaknya menyarankan agar PT Antam tidak perlu menggunakan kontraktor luar.
Sebab, kontraktor lokal yang berdomisili di Konut dari segi sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya cukup mumpuni di bidang pertambangan.
“Mestinya konsep pemberdayaan lokal yang perlu mendapat perhatian khusus. Sehingga kehadiran PT Antam benar-benar terasa di bumi Oheo tersebut”, terangnya.
Perlu dipahami keterlibatan kontraktor luar mestinya dihentikan, agar melahirkan multi efek buat perekonomian Konawe Utara.
“Walaupun bagaimana saya pelaku sejarah dalam mempertahankan PT Antam Tbk di Konut pada 2011 yang lalu. Maka dari itu wajar bila saya memberikan saran dan masukan pada manajemen PT Antam tbk,” tutup Alfian Tajuddin.
Reporter : Ajhis
Editor/ Publisher : Yusrif Aryansyah
Komentar