Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Sultra

Bertandang ke Dinkes, Menko PMK Tinjau Stok Vaksin di Sultra

657
×

Bertandang ke Dinkes, Menko PMK Tinjau Stok Vaksin di Sultra

Sebarkan artikel ini
Bertandang ke Dinkes, Menko PMK, Muhadjir Effendy saat Tinjau Stok Vaksin di Sultra

TEGAS.CO.,SULTRA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia (RI) bertandang ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kedatangan salah satu menteri kabinet Indonesia Maju itu di Bumi Anoa, guna meninjau stok vaksin di gudang vaksin yang ada di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kamis (21/10/2021).

Usai meninjau langsung gudang vaksin di jalan Boulevard Kota Kendari itu, Menteri Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan persediaan vaksin di Sulawesi Tenggara masih jauh dari target yang seharusnya.

Menteri Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat d Jumpai Awak Media

Menurut Pria kelahiran Madiun itu, di Sulawesi Tenggara seharusnya membutuhkan sekitar 4 (empat) juta dosis vaksin.

“Kini yang terealisasikan baru satu juta tiga ratus tiga puluh lima dosis vaksin. Angka ini masih sangat jauh dari target yang diharapkan,” ujar Magister Administrasi Publik itu.

Hal itu, kata Menko, berpengaruh terhadap target vaksinasi di Sulawesi Tenggara, “Saya lihat tadi untuk kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara rata-rata di bawah angka 30 persen, hanya Kota Kendari yang telah mencapai 60 persen”.

Setelah pengecekan, Menko mendapati booster untuk tenaga kesehatan (Nakes) rata-rata masih kurang dari angka satu persen.

Untuk itu, Menko PMK meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan dan asisten gubernur yang sempat hadir untuk senantiasa memantau dan memprioritaskan pemberian booster bagi Nakes di Sulawesi Tenggara.

Tampak suasana di dalam lemari penyimpanan vaksin

Hal tersebut, tambah pria kelahiran 44 tahun silam itu, sesuai dengan instruksi presiden agar mengutamakan kesehatan para tenaga medis.

“Dengan diberi booster, insya Allah imunitasnya akan semakin tinggi kadarnya, sehingga pelayanan juga kian baik,” jelas Menko.

Berkaitan dengan kekurangan vaksin di Sulawesi Tenggara, usai kunjungan kerjanya di Sultra, Menko PMK mengaku akan segera menyampaikan ke Menteri Kesehatan (Menkes) agar memprioritaskan Sultra, sehingga kekurangan dapat segera dikirimkan.

Daerah lain yang kini telah diprioritaskan, lanjut Menko PMK yakni di Papua dikarenakan menjadi tempat penyelenggaraan PON (pekan olahraga nasional), di Bali dan Batam dikarenakan harus segera membuka sektor wisata.

Pada kesempatan Kunker tersebut, Menko didampingi Kepala Dinas Kesehatan dan asisten gubernur juga menyempatkan waktu meninjau gedung baru di Dinas Kesehatan, yang kini tengah dalam tahap penyelesaian.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan, Husnia mengatakan saat ini dosis 1 vaksinasi di Sulawesi Tenggara telah mencapai 31.53 persen, dan dosis 2 berada diangka 18.79 persen.

Kepala Dinas Kesehatan, Husnia

Orang nomor satu di Dinkes Sultra itu membeberkan, kini tingkat vaksinasi terendah berada di Kabupaten Buton Selatan (Busel) dan Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).

Menurut Husnia, hal itu disebabkan selain karena keterbatasan jumlah vaksin, juga dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Kadis Dinkes Sultra itu berharap, dengan kedatangan Menko PMK dapat menjadi solusi keterbatasan jumlah vaksin yang ada di Sulawesi Tenggara, sehingga target vaksinasi dapat segera tercapai.

“Menko sudah mandatkan untuk segera menyurat ke Kementerian PMK untuk kemudian dikoordinasikan ke Kementerian Kesehatan, Insya Allah kita tidak kekurangan lagi,” harap adik gubernur Sultra itu.

Menyoal perihal Nakes dengan jumlah booster kurang dari satu persen, Husnia menjelaskan bahwa tenaga medis saat ini memang tidak dibolehkan untuk melakukan penyuntikan booster secara serentak.

Hal demikian, jelas Husnia, dikarenakan ketika melakukan penyuntikan Moderna maka seseorang akan mengalami gejala panas, demam, dan gejala lainnya, yang mengharuskan untuk beristirahat di rumah.

“Misal kalau di Puskesmas ada 10 Nakes, maka yang disuntik minimal dua. Ya kalau satu puskesmas semua disuntik, maka tidak ada yang melayani pasien jika datang untuk berobat,” tukas Husnia.

Husnia membeberkan jika saat ini seluruh pegawai di Dinas Kesehatan Sultra telah mendapatkan vaksin booster, namun angka persentasenya belum tinggi dikarenakan semua ditentukan oleh jumlah keseluruhan Nakes yang telah disuntik.

H5P

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos