Pameran HUT Sultra Ke-58, Bombana Pamerkan Tenunan dan Batik Moico Bersertifikat HAKI

Pameran HUT Sultra Ke-58, Bombana Pamerkan Tenunan dan Batik Moico Bersertifikat HAKI
Motif batik Moico Dan Kain Tenun khas Bombana yang telah mendapatkan HAKI

TEGAS.CO., BAUBAU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana mengikuti dan memeriahkan pameran pembangunan, pariwisata, dan ekonomi kreatif dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang digelar di Kota Baubau selama sepekan, tanggal 22 – 28 Mei 2022.

Kabupaten Bombana di bawah kepemimpinan Bupati H.Tafdil S,E , MM menampilkan berbagai kerajinan Dekranasda Bombana mulai dari produk olahan hingga kain tenun dan batik Moico yang telah memiliki HAKI (Hak Kekayaan Intelektual).

Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bombana Anisa Sri prihatin ,S.Sos, M,Si mengatakan, di stan Bombana mereka menampilkan berbagai macam kerajinan tangan hingga produk olahan unggulan yang menjadi binaan Dekranasda Bombana di bawah asuhan Ibu Hj.Andi Nirwana Tafdil yang juga anggota DPD RI perwakilan Sultra.

Pameran HUT Sultra Ke-58, Bombana Pamerkan Tenunan dan Batik Moico Bersertifikat HAKI
Motif batik Moico Dan Kain Tenun khas Bombana yang telah mendapatkan HAKI

“Salah satu produk yang sudah kami bawa ke Ivent nasional adalah Batik Moico dan tenun khas Bombana yang memiliki motif dan telah mendapatkan HAKI yang akan berlaku selama 50 Tahun ke depan,” katanya.

Anisa menjelaskan, HAKI merupakan Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kabupaten Bombana menjadi salah satu daerah di Indonesia dan satu-satunya di Sultra yang telah mematenkan hak cipta motif tenunnya.

Dijelaskannya, motif berarti suatu desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen yang terkadang dipengaruhi oleh bentuk alam, benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Motif tersebut antara lain adalah :

1. Motif Bosu – Bosu merupakan setengah lingkaran yang di buat dari pucuk enau atau aren (tumbuno rema) yang dibuka satu demi satu lalu dipasang menjadi setengah lingkaran dan dihubungkan satu sama lain mengelilingi kebun yang sudah ditanami berupa padi dan jagung.

2. Motif Burisininta (Paku-Paku)Burisininta diambil dari tumbuhan pakis (pucuk pakis) yang memberi makna tentang kehidupan serta peradaban masyarakat moronene yang dalam kehidupankesehariannya selalu berusaha untuk maju dan berkembang terus seiring denganperkembangan zaman

3. Motif Sosoronga merupakan panduan dari Motif Bosu-Bosu (Renda-Renda) dengan Motif Burisininta (Paku-Paku) yang mengandung arti filosofis bahwa masyarakat moronene selalu memelihara dan hidup dalam suatu ikatan komunitas yang kuat serta menempatkan raja atau pemerintah sebagai pengayom yang harus di hormati.

Anisa berujar, masih banyak lagi motif seperti Tandu-tandu, Sele-Sele, Buburi via kina, Buburi Olimpopo,Buburi Totarica,Buburi sininta,Buburi pererei, Buburi Kalo dan Buburi Ruruhu Petumbu yang totalnya ada 12 motif telah mendapatkan HAKI serta terdaftar sejak 2012 lalu.

“Ini juga salah satu tujuannya adalah mengangkat nilai tambah produk tenun dan batik Moico, harapannya masyarakat semakin bisa menghargai produk kerajinan tangan ini, yang memang proses pembuatannya tidak mudah,” ujarnya.

Anisa mengaku bangga menerima dan mendapatkan sertifikat HAKI ini, ia juga merasa bersemangat untuk terus merawat motif yang telah diwariskan secara turun temurun oleh leluhurnya.

LAPORAN: JSR

PUBLISHER: TEGAS.CO

Komentar