TEGAS.CO,. NUSANTARA – Generasi muda merupakan salah tonggak suatu peradaban. Karenanya, potensi generasi muda sangat menentukan perkembangan suatu zaman baik atau buruk.
Pemikiran generasi muda mestinya ditanamkan sebuah pemikiran yang realistis dan berorientasi perubahan secara menyeluruh tidak terbatas pada satu pandangan saja, terlebih hanya terbatas pada angka materi.
Hari ini, dunia tengah dikuasai oleh sistem barat yang menanamkan pemikiran yang liberal tidak lain ditujukan pada generasi muda sebagai tonggak suatu peradaban. Barat sangat paham jika potensi generasi muslim adalah sebuah sarana yang bisa dipakai untuk mengalihkan keberhasilan peradaban Islam yang selama ini sangat ditakuti barat. Olehnya itu, barat menyusun berbagai macam strategi untuk menghambat tegaknya peradaban Islam di dunia melalui penggerusan potensi generasi muslim dunia, salah satunya melalui proyek islamphobia yang coba disebarkan di berbagai negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia.
Radikalisme dan Ekstrimisme Menyerang Pemuda
Isu radikalisme, kini kembali mencuat di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan menyerang ide politik Islam yang mulai berkembang. Semakin kuat opini Islam menyebar ke dalam masyarakat maka dorongan isu radikalisme pun semakin besar.
Tidak main-main, barat menyusun strategi dengan menyisir lembaga pendidikan sebagai salah satu tempat strategis menanamkan nilai-nilai liberal untuk membungkam opini mahasiswa terkait kebenaran.
Dalam inisiasi CVE (Counter Violent Extremism), Amerika Serikat mendukung para pemimpin muda di Timur Tengah dan Afrika Utara, Afrika Sub-Sahara dan Asia Tenggara, termasuk melalui proyek-proyek yang memberikan rasa memiliki bagi kaum muda, serta keterampilan teknis dan pelatihan kejuruan, beasiswa, kesempatan untuk keterlibatan masyarakat, dan pelatihan kepemimpinan.
Sebagai bagian dari upaya ini, Amerika Serikat melatih, membimbing, dan menyediakan dana awal untuk para pemimpin muda, misalnya, yang bekerja untuk melawan narasi ekstremis, mengintegrasikan kembali mantan ekstremis kekerasan, dan mempromosikan toleransi dan penyelesaian perselisihan tanpa kekerasan (https://obamawhitehouse-archives-gov.translate.goog/the-pressoffice/2015/02/18/fact-sheet-white-house-summit-countering-violent extremism?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc)
Upaya yang dilakukan oleh barat memang sengaja menyibukkan kaum muda dengan hal-hal duniawi agar kesadaran pemuda tidak tumbuh untuk keberhasilan opini Islam. Materi, dianggap sesuatu yang krusial dalam kehidupan manusia dan mengabaikan nilai-nilai agama. Sehingga, pemuda tidak lagi peduli dengan kerusakan yang terjadi di masyarakat bahkan yang menimpa diri mereka sendiri.
Melalui proyek kerjasama negara dalam bidang pendidikan, para pemuda diiming-imingi keberhasilan materi dan prestasi seperti bantuan dana pendidikan, beasiswa, dan kesempatan kerja. Hal ini mengacu pada Sidang Umum PBB Februari 2016 yang mengadopsi Plan of Action to Prevent Violent Extremism (Pan-PVE) dengan tujuh program utama yakni : (1) Dialog dan pencegahan Konflik, (2)Memperkuat Tata Pemerintahan yang Baik, Hak Asasi Manusia, dan supremasi Hukum, (3) Melibatkan Komunitas, (4) Memberdayakan Pemuda, (5) Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, (6) Pendidikan, Pengembangan Keterampilan dan Fasilitasi Lapangan Kerja, dan (7) Komunikasi Strategis, Internet dan Media Sosial.
Usaha yang dilakukan barat sangat berbahaya bagi perkembangan generasi muda saat ini. Parahnya, negara bahkan mendukung rencana global yang disusun barat untuk menggerus opini pemuda untuk melawan isu radikalisme dan ekstrimisme yang ditujukan untuk menghancurkan agama Islam.
Sebagaimanan ucapan Kasubdit Kontra Propaganda Direktorat Pencegahan BNPT, Kolonel Sujatmiko, di Palu, 23 Mei 2022, “Penyebaran faham radikalisme saat ini menempatkan generasi muda sebagai sasaran. Oleh karena itu, generasi muda harus dilindungi, ditingkatkan kapasitasnya, dan diberi ruang untuk berperan mencegah tumbuh dan berkembangnya faham radikalisme.” (https://www.antaranews.com/berita/2896697/bnpt-generasi-muda-perlu-terlibat-cegahradikalisme)
Puda Muslim Wajib Mengemban Pemikiran Benar
Sebagai agen pengubah, sudah saatnya generasi muslim mengemban pemikiran yang benar, berasaskan ideologi yang benar. Ideologi sekuler yang diterapkan dunia hari ini tidak akan mampu menciptakan perubahan hakiki yang diharapkan umat. Dunia butuh sistem yang sistemik, berorientasi perubahan hakiki dan menyejahterakan, yakni sistem Islam.
Pemuda muslim harus sadar bahwa mereka adalah kunci keberhasilan Barat melawan Islam, tapi sekaligus bisa menjadi kunci kemenangan Islam.
Kemuliaan senantiasa menunggu para pemuda muslim untuk menjadi pejuang terdepan dalam proyek mengembalikan kehidupan Islam dalam sistem pemerintahan Islam. Pemuda muslim harus menyadari bahwa perjuangan mewujudkan sistem Islam adalah jalan panjang dan terjal, memerlukan kekuatan iman dan kerja keras dakwah dengan metode dakwah Rasulullah, serta penguasaan medan dakwah yang detil untuk mengenali setiap peluang dan tantangannya.
Bekal terpenting dari perjuangan adalah kekuatan iman yang melahirkan dalam diri umat loyalitas (al-wala’ ) kepada Allah Swt, dan kebencian pada musuh-musuh Allah (al-bara’).
Keduanya adalah nilai berharga bagi seorang mukmin untuk tetap dalam agamanya. Kekuatan iman juga melahirkan ketundukan terhadap syariat, dorongan kuat untuk melaksanakannya, dan memperjuangkannya. Juga keyakinan bahwa sistem Islam bukan khayalan, tapi akan menjadi kenyataan.
Sistem pemerintahan Islam adalah janji Allah Swt. dan bisyarah (kabar gembira) Rasulullah Saw. Umat Islam adalah khairu ummah yang akan terwujud bila berada dalam naungan Sistem Islam.
Saat ini, orang-orang kafir sedang membuat makar untuk menyesatkan umat, termasuk dalam agenda deradikalisasi dengan dalih menyelamatkan umat dari ekstremisme ataupun terorisme.
Namun, kegelapan makar kafir dengan segala siasatnya akan berujung pada kegagalan dan kebinasaan.
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Baqarah: 257).
Penulis: Zulhilda Nurwulan (Relawan Opini Kendari)
Publisher: Yusrif Aryansyah
Komentar