DFW Indonesia Dorong Pelaku Usaha Perikanan Kepulauan Buton Lakukan Ekspor Langsung

DFW Indonesia Dorong Pelaku Usaha Perikanan Kepulauan Buton Lakukan Ekspor Langsung

TEGAS.CO, BAUBAU – Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendorong pelaku usaha perikanan perorangan, kelompok, koperasi dan badan usaha di Kepulauan Buton untuk melakukan ekspor hasil laut secara langsung.

Agar hal tersebut dapat terealisasi, DFW bekerjasama dengan Stasiun Karantina Ikan Baubau dan AP2HI melakulan sosialisasi sistem penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan khususnya tuna. Kegiatan tersebut berlangsung pada Selasa, (20/7/2022) lalu di desa Holimombo Jaya, Buton.

Kepala Stasiun Karantina Ikan Baubau, Yuni Irawati Wijaya mengatakan bahwa berdasarkan data lalu lintas perdagangan hasil laut, pihaknya mencatat belum ada eskpor langsung dari bandara Baubau.

“Semua dikirim ke Makassar atau Surabaya dan di ekspor oleh Unit Pengolahan Ikan atau pabrikan disana, ” kata Yuni.

Padahal,ungkapnya, wilayah di kepulauan Buton kaya akan potensi sumberdaya ikan tapi belum dapat terkoneksi hulu hilir yang solid.

“Mesti ada keberanian pelaku usaha untuk mengolah hasil tangkapan sesuai dengan standar baku dan ketertelusuran produk, ” ujar Yuni.

Pihaknya bersedia membantu pelaku usaha yang ingin melakukan ekpsor langsung.

Moh Abdi Suhufan, Koordinator Nasional DFW Indonesia mmengatakan, peluang ekspor hasil perikanan perlu dimanfaatkan.

“Pembenahannya dari hulu proses penangkapan sampai hilir, pengolahan dan ppemasar, ” ungkapAbdi.

DFW Indonesia akan memberikan pendampingan teknis dan manajemen kepada pelaku usaha koperasi perikanan di wilayah kepulauan Buton.

Dari aspek pembiyaan, saat ini pemerintah sudah menyiapkan skema KUR perikanan dengan bungah 6% dan BLU KKP dengan bungah 3%.

“Syarat untuk mengakses tidak terlalu sulit, cuma pelaku usaha terkendala dalam penyusunan rencana bisnis” kata Abdi.

Melalui program perikanan skala kecil kerjasama dengan Burung Indonesia dan dukungan Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF), DFW telah memfasilitasi penerbitan surat ukur kapal dan pas kecil nelayan tuna di Buton.

“Registrasi kapal hanya tahap awal dan menjadi entry point bagi perbaikan tata kelola perikanan termasuk untuk tujuan eekspo,” ujar Abdi

Laporan: JER

Editor/ Publisher: YUSRIF

Komentar