Green Economy merupakan model pembangunan ekonomi yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan Ekonomi Ekologis atau Ekonomi Lingkungan, Kamis, 25 Agustus 2022
TEGAS.CO., SULAWESI TENGGARA – Green Economy merupakan model pembangunan ekonomi yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan Ekonomi Ekologis atau Ekonomi Lingkungan, Kamis, 25 Agustus 2022. Dilansir SUMBER – Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., memberikan sambutan sebagai Keynote Speech pada Webinar Nasional Sulawesi Tenggara Economic Festival (Sultra Ecofest) di Kendari 24 Agustus 2022.
Menyikapi pertumbuhan ekonomi global dengan Model Pembangunan Ekonomi Konvensional yang telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup, serta adanya kekhawatiran mengenai kondisi iklim global yang tidak menentu ditunjukkan dengan berbagai fenomena cuaca ekstrim yang sering terjadi sekarang ini, telah memunculkan Isu Ekonomi Hijau, sebagai isu strategis pembangunan ekonomi negara-negara di dunia.
Ekonomi Hijau atau Green Economy merupakan model pembangunan ekonomi yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis atau Lingkungan. Berangka dari hal tersebut, maka Sudah Waktunya Bagi Pemerintah dan Masyarakat untuk Mulai Melakukan Pendekatan Ekonomi Hijau. Menerapkan Ekonomi Hijau berarti menjalankan aplikasi pembangunan berkelanjutan pada semua proses yang melibatkan (kolaborasi) semua pemangku kepentingan.
“Pemerintah Sulawesi Tenggara telah melaksanakan berbagai upaya untuk melaksanakan pembangunan berbasiskan Ekonomi Hijau. Melalui visi “Terwujudnya Sulawesi Tenggara yang Aman, Maju, Sejahtera, dan Bermartabat”, kami senantiasa memperhatikan bagaimana setiap program pembangunan dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi ramah lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan untuk generasi berikutnya,” kata Gubernur Ali Mazi.
Sulawesi Tenggara merupakan daerah dengan kondisi alam yang mempunyai potensi sangat besar dari Sektor Pertanian, Pertambangan dan Energi, Perikanan dan Kelautan, serta Pariwisata. Untuk mengoptimalkan Sumber Daya Alam tersebut, dilakukan perencanaan pengembangan yang memperhatikan bagaimana pengolahan potensi Sumber Daya Alam dapat dilakukan secara maksimal namun kondisi alam sekitar tetap sehat, kondisi masyarakat sekitar tetap bisa hidup secara nyaman.
Dalam Rencana Umum Penanman Modal (RUPM) Provinsi Sulawesi Tenggara juga ditetapkan, bahwa Arah Kebijakan Pengembangan Penanaman Modal Harus Menuju Program Pengembangan Ekonomi Hijau, dalam hal ini target pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan isu dan tujuan-tujuan Pembangunan Lingkungan Hidup, yang meliputi Perubahan Iklim, Pengendalian Kerusakan Keaneka Ragaman Hayati, dan Pencemaran Lingkungan, serta Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
“Seperti yang saya kemukakan sebelumnya, bahwa pembangunan berbasiskan ekonomi hijau merupakan upaya kolaborasi bersama antara pemerintah, lembaga-lembaga negara, swasta, dan masyarakat. Salah satu bentuk kolaborasi tersebut, melalui kegiatan Webinar Nasional Sultra Ecofest dengan tema “Internalisasi Ekonomi Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan di Sulawesi Tenggara” yang diadakan pada hari ini oleh Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara. Saya menilai kegiatan ini dapat menjadi sarana diskusi untuk menambah wawasan dan pemahaman bersama untuk merencanakan pembangunan ekonomi Sulawesi Tenggara secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Kegiatan ini juga menjadi sarana untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pembangunan berbasiskan ekonomi hijau untuk masa depan kita dan anak cucu kita,” kata Gubernur Ali Mazi.
Menurut informasi yang didapat, bahwa kegiatan ini dihadiri oleh pelaku ekonomi di Sulawesi Tenggara yang mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian di daerah ini. Tentu sangat penting bagi pelaku ekonomi untuk lebih sadar mengenai Topik Global Ekonomi Hijau untuk diterapkan pada kegiatan usahanya masing-masing utamanya di Sulawesi Tenggara dimana kegiatan ekonomi disokong oleh Sumber Daya Alam.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh para mahasiswa selaku generasi penerus yang nantinya akan merasakan dampak langsung dari konsep pembangunan yang diterapkan saat ini. Mahasiswa merupakan modal sosial yang dapat diandalkan untuk menjadi “Agen Percepatan” Perwujudan Ekonomi Hijau di Indonesia, yang dapat menyentuh langsung lingkungan di sekitarnya melalui pemberian pemahaman kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu, mahasiswa juga harus memikli pemhaman yang mendalam tentang konsep ekonomi hijau.
“Saya menyambut baik Webinar Nasional dan Rangkaian Kegiatan Sulawesi Tenggara Ecofest ini, sembari menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bank Indonesia (BI), khususnya Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah menginisiasi dan menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bukti tingginya Komitmen dan Perhatian BI dalam mendorong pembangunan daerah Sulawesi Tenggara yang berbasis ekonomi hijau,” kata Gubernur Ali Mazi.
Tidak lupa Gubernur Ali Mazi juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada para narasumber, para peserta dan semua pihak yang berpartisipasi pada kegiatan webinar. Semoga semua dapat terus berkolaborasi untuk kemajuan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan, demi mewujudkan “Sultra Maju Masa Depan Indonesia”.
Kegiatan dihadiri secara virtual oleh narasumber diantaranya Direktur Perencanaan Makro Ekonomi Bappenas Eka Candra Buana, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makropudensial Bank Indonesia (BI) Kurniawan Agung, dan Kepala Bank Indonesia (BI) Sulsel selaku koordinator Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua, Causa Iman Karana.
Turut hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Prov. Sultra Doni Septadijaya, Kepala OJK Prov. Sultra Arjaya Dwi Raya, para pejabat pimpinan tinggi pratama lingkup Pemprov Sultra dan pimpinan instansi vertikal dan akademisi.
Sultra Ecofest 2022
Ekonomi hijau menjadi tema yang diangkat Bank Indonesia dalam acara Sarasehan Lintas Otoritas Sulawesi Tenggara yang juga rangkaian kegiatan Sulawesi Tenggara Ecofest 2022. “Internalisasi Ekonomi Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan di Sulawesi Tenggara diangkat karena seperti yang diketahui bersama saat ini banyak negara berlomba-lomba menuju net zero carbon, sebuah upaya mendekarbonisasi perekonomian dengan tujuan melimitasi peningkatan suhu bumi,” terang Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya.
Pembangunan rendah karbon, lanjut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya, sebagai transisi ekonomi hijau dan pembangunan yang berkelanjutan, serta menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau untuk mencapai visi Indonesia maju di tahun 2045 dan mencapai nol emisi pada tahun 2060.
“Transformasi ekonomi Indonesia menjadi ekonomi hijau merupakan salah satu strategi agar Indonesia dapat keluar dari “middle income trap”, kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya.
Melalui kegiatan ini, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya, berharap dapat bersinergi dengan seluruh pemangku kebijakan di Sulawesi Tenggara dan masyarakat untuk mensukseskan ekonomi hijau sebagai upaya mewujudkan ekonomi Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara yang stabil dan berkelanjutan. Serta melahirkan generasi emas nusantara.
“Karena peran kita semua sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut, diharapkan melalui kegiatan Sultra Ecofest kita saling bertukar pikiran dalam menghadapi tantangan iklim kedepan,” pungkas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, Doni Septadijaya. []
SUMBER: JURU BICARA GUBERNUR SULTRA
REDAKSI
Komentar