Example floating
Example floating
Berita UtamaMuna

Merasa Dijebak, Begini Klarifikasi Kepala SDN 7 Lasalepa

983
×

Merasa Dijebak, Begini Klarifikasi Kepala SDN 7 Lasalepa

Sebarkan artikel ini
La Tombo, Kepala SDN 7 Lasalepa

TEGAS.CO,. MUNA – Secara tegas, Kepala SDN 7 Lasalepa, Desa Bonea Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, La Tombo, Spd, SD merasa dijebak dengan kasus yang menimpanya.

Isu penggrebekan yang menimpanya bersama seorang perempuan, DR (inisial) warga Desa Bonea di ruang guru ditepis karena tak sesuai dengan kronologi yang sebenarnya.

Ia menyebutkan bahwa kedatangannya di sekolah pada Sabtu itu (8/10) sekedar berkunjung dan melihat sejumlah orang yang sementara bekerja.

Selain itu, kedatangannya bukan pada hari libur, sebagai agenda rutin menunggu jam sekolah hingga selesai. Ia juga sempat melihat dan mendatangi sejumlah orang yang sementara menenggak minuman keras (Miras) di depan Perpustakaan Sekolah. Sempat menemui dan berbincang dan kemudian kembali lagi ke ruang guru.

Sekitar pukul 16.30 Wita, merasa lelah kemudian beristrahat sejenak. Tak lama berselang, perempuan yang dimaksud menelpon dan menanyakan keberadaannya. Sehingga saat itu juga ia menjawab lagi berada disekolah dan minta dibawakan nasi goreng karena merasa lapar.

Tak berselang lama, perempuan yang dimaksud datang bersama dua orang anaknya membawakan pisang goreng. Setelah mengantar balik ke rumah dan menelpon menawarkan membawakan kopi.

Merasa tepat makan gorengan dengan minum kopi, ia kemudian mengiyakan. Sekitar pukul 20.30 Wita perempuan tersebut kembali lagi dengan membawakan kopi dan masuk dengan merapatkan pintu tapi tak dikunci. Sekitar setengah jam ada di dalam ruangan terlihat orang mengintip dan selanjutnya bunyi lemparan sebanyak 2 kali pada bagian atap.

“Saat itu saya diatas matras sambil menikmati kopi dan gorengan. Sementara dia berada kursi sambil main hp. Didalam tak ada sama sekali saya apa-apain seperti yang diduga, apalagi jarak kami sekitar 3 meter pada saat itu. Yang ada perempuan tersebut menunggu piring dan gelas kopi,” kata La Tombo, saat ditemui dibilangan Kota Raha, Selasa (11/10/2022).

Lanjutnya, setelah mendengar bunyi lemparan langsung bergegas keluar dan mengunci pintu ruangan dari luar. Kemudian bergegas menemui kerumunan sejumlah orang yang tengah miras dan meninggalkan perempuan seorang diri didalam ruangan.

Hal itu dilakukan guna menghindari pengrusakan, apalagi didalam ruangan ada 4 unit laptop dan 2 unit komputer untuk keperluan assessment 3 SD yang menumpang di sekolahnya.

“Saat saya bicara dengan mereka ada omongan saya tengah berselingkuh dan minta diselesaikan di tempat. Saya sampaikan kalau ada persoalan mari kita selesaikan di Rumah Pak RT,” terangnya.

La Tombo menyebut saat itu kondisi sekolah langsung begitu ramai, tiba-tiba banyak warga berdatangan baik orang tua, anak kecil, pria dan wanita.

Sehingga merasa persoalan tak bisa selesai saat itu juga langsung bergegas mengamankan diri di rumah Ketua RT II Desa Bonea. Setiba disana ia meminta pihak keluarga perempuan agar segera menjemput perempuan yang tengah berada dalam ruang guru.

Setelah itu, sekitar jam 23.00 Wita dirinya bersama perempuan tersebut telah berada dirumah Ketua RT. Sehingga saat itu juga untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan lagi meminta diselesaikan secara adat. Anehnya kata dia, ada orang yang tiba-tiba menelpon dan menanyakan bagaimana kasus yang menimpanya.

Padahal selama ini orang dimaksud tersebut tak pernah berkomunikasi dengannya. Sehingga ia menduga ada yang mensponsori dalam upaya menjebak dan merusak citra dirinya mengingat niatnya bakal maju pada Pilcaleg 2024 akan datang.

“Saya langsung sampaikan mulai malam ini perempuan itu saya bawa lari supaya tak ada yang mengamuk. Esok harinya mulai diurus oleh pihak keluarga,” ungkapnya.

Sementara itu, om DR, La Ato mencurigai ada pihak-pihak yang sengaja mendesain dan melakukan jebakan. Karena sudah sama-sama mengaku salah dan mau menyelesaikan secara adat jadi tak perlu lagi dibesar-besarkan. Tinggal bagaimana pengaturan kedua belah pihak keluarga.
“Saya kasih tau salahnya mereka karena menutup pintu dan itu sudah diakui salah,” ujarnya.

Laporan: FAISAL

Editor/ Publisher: YUSRIF

Terima kasih