TEGAS.CO., KENDARI – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia meluncurkan program pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia tahun 2022.
Program KaTa Kreatif bertujuan untuk menggali, memanfaatkan, menumbuhkembangkan ekonomi kreatif unggulan daerah, serta membangun kesadaran, dan komitmen seluruh pemangku kepentingan sehingga tercipta ekosistem pengembangan Kabupaten/Kota Kreatif yang kondusif.
KaTa Kreatif diharapkan dapat mendorong kolaborasi yang lebih kuat antara pentahelix ekonomi kreatif (ABCGM), dengan cara mendorong subsektor unggulan menjadi penghela bagi subsektor ekraf lainnya atau sektor lapangan usaha lainnya.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Kepala Bidang Promosi, Andi Syahrir mengatakan, untuk mewujudkan KaTa Kreatif di daerah harus berkolaborasi dengan stakeholder terkait mulai dari pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“Nah kita di daerah tentu saja harus kolaborasi, jadi kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita harus berkolaborasi dengan pentahelix ekonomi kreatif,” katanya, Selasa (29/11/2022).
Dinas Pariwisata Sultra akan mendorong sektor-sektor unggulan ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten/Kota di daerah untuk dikembangkan menjadi lebih besar.
“Jadi kita mendorong subsektor-sektor unggulan ekonomi kreatif yang ada di daerah untuk kita kembangkan menjadi lebih besar lagi,” ujarnya.
Mengutip laman katakreatif.kemenparekraf.go.id, data sementara, ada dua Kabupaten/Kota di Sultra masuk program KaTa Kreatif yaitu Wakatobi dan Konawe Selatan (Konsel).
Wakatobi subsektor Subsektor Film, Animasi, dan Video Kabupaten Wakatobi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pelaku-pelaku ekonomi kreatif Subsektor Film, Animasi, dan Video lahir dan mengembangkan subsektor ini, di masa pandemi ini tidak menjadi hambatan untuk tumbuh.
Konsel Subsektor Kriya, dimana Potensi ekonomi dari limbah kayu di Konsel merangsang para pengrajin untuk menciptakan produk inovatif, kreatif, komersial dan bernilai jual (value) tinggi dari hasil limbah industri mebel tersebut.
REDAKSI
Komentar