Tinjau Budidaya Ayam Kampung dan Penanaman Sorgun Jadi Agenda Utama Mentan dalam Kunker ke Sultra

Sekda Sultra Asrun Lio (kanan) bersama Bupati Muna Rusman Emba (kiri) saat menyambut kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) di Bandara Halu Oleo Kendari. FOTO DISKOMINFO SULTRA

TEGAS.CO,. SULAWESI TENGGARA – Sekretaris Daerah (Sekda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Asrun Lio, sambut langsung kedatangan Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI) Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan di Bandara Halu Oleo, Minggu, (29/1/2023)

Sekda Sultra didampingi Bupati Konawe Selatan (Konsel), Bupati Muna yang sekaligus ketua PD XXI KB FKPPI Sultra, Forkopimda Sultra dan Konsel, Ketua HIPMI Sultra, serta Sekjen FKPPI.

Juga hadir para pejabat eselon II Pemprov Sultra, seperti Kadis Tanak, Kadis Kominfo, Kadis Kehutanan, Kadis Kelautan dan Perikanan, Kepala Bappeda, Kadis Koperasi dan UMKM, Sekdis Ketapang, Sekretaris Brida Sultra, para camat, lurah, Babinsa, Kades dan Kelompok Tani, serta pejabat terkait.

Setelah istrahat sejenak, Sekda Sultra bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju Desa Alebo, Kecamatan Konda, Konsel.

Setibanya di lokasi, Menteri Pertanian bersama Sekda dan rombongan langsung meninjau pabrik mandiri budidaya ayam kampung, dan penanaman sorgum.

Selain itu, Menteri Pertanian juga meninjau lokasi Biosaka. Di lokasi tersebut Syarul Yasin Limpo menyempatkan diri memberi tutorial pembuatan biosaka.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo

Mentan mengatakan bahwa biosaka merupakan suatu kearifan lokal yang telah diuji di seluruh Indonesia, dan salah satu ciptaan alam.

“Jadi Bio itu, tumbuhan asalnya dari alam dan akan kembali kealam ini juga diambil dari rumput dan tumbuhan. Olehnya itu bisa menurunkan pupuk sampai dengan diatas 50%,” kata Mentan.

Kemudian dalam sambutannya, Bupati Konsel Surunuddin Dangga menyampaikan bahwa di daerah yang dipimpinnya saat ini, telah selesai dilaksanakan panen, kemudian melakukan penanaman kembali.

Pemanfaatan lahan ini, lanjut Bupati Konsel, dapat dimaksimalkan kedepannya. Kata dia, inflasi di Konsel dapat terkendali dengan baik.

“Sehingga untuk Kota Kendari kami juga mengekspor, mulai dari daging, telur ayam, sayur-sayuran dan beras untuk persiapan pangan, aman,” kata Surunuddin.

Selanjutnya, Sekda membacakan sambutan Gubernur Sultra. Dikatakannya bahwa ada beberapa hal terkait pembangunan pertanian, khususnya sektor tanaman pangan.

“Untuk Luas wilayah daratan Sultra kurang lebih 38.140 km² hanya 28% dari total luas keseluruhan wilayah yaitu 153.019 km². Sejak 2014 Sultra terbagi menjadi 15 kabupaten dan dua kota dengan jumlah penduduk 2.624.875 juta jiwa,” kata Asrun Lio.

Untuk pengembangan pertanian (tanaman pangan dan peternakan), Pemprov Sultra mengkhususkan pada:

1. Pengadaan Alsintan tersebar di Kab/Kota dengan Anggaran Rp. 14,79 milyar
2. Pengadaan benih tanaman pangan dengan anggaran 2,01 milyar
3. Pengadaan bibit dan pakan ternak 3,8 milyar
4. Dukungan pengendalian penyakit mulut dan kuku pada ternak sapi 787 juta
5. Pembangunan jalan usaha tani dan jaringan irigasi 17,4 milyar
6. Dukungan penyuluhan pertanian dan bimbingan teknis bagi petani 3,1 milyar

“Untuk menjadikan daerah kita sebagai lumbung pangan maka kita dapat memanfaatkan program dan kebijakan pemerintah yang sangat baik salah satunya adalah program “Taksi Alsintan” dimana kita bisa memperoleh alat-alat mesin pertanian melalui skema pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan bunga yang sangat rendah pada bank-bank pemerintah,” sambung Sekda menjelaskan.

Sekda juga menyampaikan pesan Gubernur agar potensi pertanian yang di Sultra, khususnya Konsel bisa mendapatkan perhatian lebih Kementerian Pertanian, sehingga dapat mempercepat capaian tujuan pembangunan pertanian dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Di momen itu, Mentan, Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi pelaku UMKM bernama ULU dengan memberikan rekomendasi untuk mendapatkan modal usaha sebesar Rp1 milyar.

Selain itu, Mentan juga memberi bantuan dua unit alat produksi pakan ikan, dengan syarat Bupati Konsel harus melakukan konsultasi terkait penambahan luasan tanaman sorgun yang terintegrasi dengan ternak ayam dan pembuatan pakan ternak seluas 1000 ha.

“Penangungjawab kelompok tani pada lahan terintegrasi penanaman sorgum, ayam, berbagai pupuk dan makan ternak yang ada, dibawa koordinasi FKPPI,” ucap Mentan.

“Bupati Konsel dan Muna harus menjadi pelopor, dan kita semua. Hari ini saya melihat sudah bagus, walaupun mesin pabrik pakan mandiri masih sederhana, untuk ayam kampung dan telur sudah bagus, sehingga lahanya harus di kasih besar lagi kedepanya. Untuk sorgum ini kita ketahui bahwa setengah padi dan jagung artinya modalnya setengahnya dari jagung, pupuk yang dipake 50%,” ujar Mentan.

Komentar