TEGAS.CO, BAUBAU – Tim Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengunjungi Universitas Dayanu Iksanuddin (Unidayan) dalam rangka persiapan pembukaan Fakultas Kedokteran (FK) milik kampus ternama di Kota Baubau tersebut. Kamis (18/5/23).
Pada rangkaian acara yang akan berlangsung selama dua hari tersebut, Tim KKI akan melakukan pengecekan dokumen persyaratan pendirian program studi kedokteran serta peninjauan sarana prasarana calon FK dan rumah sakit pendidikan yang menjadi mitra diantaranya RSUD dan Wahana pelayanan kesehatan Puskesmas yang ada di kota Baubau.
Visitasi tim KKI itu sendiri dalam rangka tindak lanjut desk evaluation atas usulan pembukaan Program Studi (Prodi) Kedokteran Fakultas Kedokteran Unidayan.
Hal itu diungkapkan dr. Mariatul Fadillah, MARS, Sp.KKLP, Ph.D. Dia menyampaikan bahwa tugas dan peran KKI yaitu registrasi,mengesahkan standar pendidikan, dan pembinaan dokter.
Dikatakannya, FK banyak yang berpusat di pulau Jawa, yang bersekolah banyak orang-orang yang dekat pulau Jawa.
“Perlu pendirian FK merata di seluruh Indonesia,” katanya
Visitasi tersebut, kata dia, sesuai pengajuan proposal dari Unidayan perihal pembukaan Fakultas Kedokteran beberapa waktu lalu.
KKI sebagai pelaksana dari Undang-undang praktek Kedokteran memiliki tugas yang salah satunya melakukan standardisasi pendidikan Fakultas Kedokteran.
“Jadi konsil kedokteran itu menginginkan semua masyarakat Indonesia itu terlayani oleh dokter yang standar, nggak boleh nggak standar,” terang dokter Mariatul.
Menurut dia, sejauh ini barometer Fakultas Kedokteran masih menggunakan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2022. Jika Fakultas Kedokteran Unidayan sudah berdiri, maka lulusannya dapat bekerja di semua wilayah Indonesia.
“Se Indonesia itu adalah standar minimal. Jadi kalau mendidik seorang dokter kompetensinya harus SKDI. Satu saja tidak, berarti belum memiliki standar yang diinginkan. Berdasarkan itu dengan permohonannya pak rektor kita lihat kelayakannya,” jelasnya.
Lebih jauh, tutur dia, studi kedokteran tidak hanya dididik di sebuah institusi, tetapi juga harus mitralatif seperti di rumah sakit, Puskesmas, termasuk pada masyarakat.
Selain itu, pihak kampus seperti yayasan, rektor, dan dekan juga harus punya komitmen terhadap pendidikan kedokteran.
“Kita perlu dukungan Pemerintah Daerah (Pemda). Itu jadi masalah yang paling krusial untuk kita, karena user-nya nanti Pemda. Jadi hal-hal yang prinsip seperti ini yang akan kita lihat,” ujarnya
Sementara itu, Rektor Unidayan, LM Sjamsul Qamar mengatakan, bila Prodi Kedokteran Unidayan mendapat rekomendasi dari KKI, maka pihaknya akan melanjutkan ke Dikti.
“Karena syarat di Dikti harus lolos rekomendasi dari KKI,” jelas Sjamsul.
Selain itu, beber dia, untuk memenuhi standar Sumber Daya Manusia (SDM), pihaknya juga sudah bekerjasama dengan RSUD Palagimata Baubau sebagai rumah sakit pendidikan utama.
Kemudian memastikan kesesuaian pendidikan dokter dengan fasilitas kesehatan lain seperti Puskesmas.
“Yah istilahnya sekarang paripurna, saya juga baru tahu. Demikian juga rumah sakit pendidikan harus tipe B. Sementara RS Palagimata dalam proses untuk tipe B itu. Kemudian pendidik itu ada S1 sama pendidikan profesi,” sebutnya
“Jika semuanya berjalan lancar maka Agustus FK Unidayan sudah bisa menerima Mahasiswa,” sambungnya seraya menutup
Komentar