TEGAS.CO., KENDARI – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya meningkatkan daya saing pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Bumi Anoa. Hal itu diwujudkan dinas yang dipimpin Hj. Sitti Saleha dengan melakukan pembinaan terhadap 14.911 IKM dengan 49.716 tenaga kerja.
Kepala Disperindag Sultra Sitti Saleha mengatakan, lima tahun terakhir perkembangan IKM di Sultra terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 jumlah IKM di Sultra mencapai 14.911 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja mencapai 49.716 jiwa, mengalami peningkatan 3,51 persen dibandingkan tahun 2021 atau tumbuh sebanyak 506 uni usaha.
Hanya saja kata dia, pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah tenaga kerja akibat pandemi Covid-19. Meski begitu, kembali terjadi peningkatan di tahun 2021 dan 2022. Pada tahun 2022 pertumbuhan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.250 jiwa.
Dalam lima tahun terakhir, investasi IKM terus mengalami peningkatan. Tahun 2022 tumbuh sebesar Rp122,39 miliar menjadi Rp2,27 triliun atau meningkat 5,67 persen dibandingkan tahun 2021.
“Untuk nilai produksi IKM terjadi penurunan di tahun 2020 akibat pandemi. Tapi kembali mengalami peningkatan di tahun berikutnya. Pada tahun 2022 terjadi pertumbuhan, dari Rp116 miliar menjadi Rp2,75 triliun atau meningkat sebesar 4,41 persen dibandingkan tahun 2021,” ucapnya.
Pada tahun 2022 IKM Sultra masih didominasi oleh industri pangan dengan kontribusi sebesar 39 persen atau sejumlah 5.824 IKM dengan tenaga kerja sebanyak 17.657 jiwa.
Ia juga menuturkan, IKM Sultra memiliki izin usaha atau NIB berdasarkan jenis industri tahun 2022 seperti pangan, bahan bangunan, logam, dan sandang.
“Untuk menunjang IKM, pemerintah menyerahkan bantuan seperti mesin peralatan industri kecil dan menengah. Kemudian bimbingan teknis pengelolaan ikan dan desain kemas produk, bimbingan teknik perbengkelan, pasar murah, dan pelatihan bisnis online ekspor,” pungkasnya. (info)
Komentar