Tim KKN UGM Satukan 3 Desa di Arena Voli, Cetak Sejarah Baru di Kecamatan Laonti

Turnamen voli yang mempertemukan 3 desa di Kecamatan Laonti, Konawe Selatan

TEGAS.CO,. KONAWE SELATAN – Suasana haru dan ceria menyelimuti Desa Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.

Pasalnya untuk pertama kalinya di desa tersebut digelar turnamen voli antara 3 desa yang diinisiasi oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada (UGM) SG008.

Iklan KPU Sultra

Ketiga desa itu adalah Desa Namu, Batu Jaya dan Malaringgi.

Tim KKN UGM, di bawah bimbingan Dra. Eko Sulistyani, M.Sc., tidak hanya mengenalkan proyek-proyek pembangunan komunitas, tetapi juga menciptakan momen berharga yang melibatkan masyarakat dari tiga desa tersebut.

Okasah Rofi Izzatik, koordinator kegiatan turnamen voli menjelaskan, tujuan di balik acara ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi satu sama lain.

“Selain untuk memeriahkan hari-hari terakhir menjelang selesainya masa KKN di Desa Batu Jaya, Malaringgi, dan Namu, semoga turnamen voli persahabatan 3 desa ini juga dapat menjadi ajang mempererat tali silaturahmi satu sama lain,” kata Oka

Sejak dahulu tantangan utama yang dihadapi oleh tiga desa itu adalah sulitnya akses transportasi. Bahkan memerlukan penggunaan perahu motor sebagai sarana transportasi utama.

Meskipun demikian, ungkap Oka, semangat masyarakat dan tim KKN UGM tak tergoyahkan, menjadikan turnamen ini sebagai bentuk kebersamaan yang mengatasi kendala logistik.

Hal ini diperkuat dengan akses jalan yang sudah terbuka menghubungkan 3 fesa oleh Pemda Konawe Selatan.

Turnamen voli 3 desa berlangsung mulai Sabtu, 20 Januari 2024, hingga Selasa, 23 Januari 2024, dengan Dusun 4 desa Namu menjadi tuan rumah yang hangat.

Masyarakat tidak hanya menikmati pertandingan voli, tetapi juga mengekspresikan kebersamaan dan kegembiraan yang dihasilkan dari kolaborasi tiga desa.

Sementara itu Kepala Desa Namu Nikson mengungkapkan Turnamen voli 3 desa di Konawe Selatan diharapkan menjadi inspirasi bagi kegiatan serupa di tempat-tempat terpencil lainnya.

“Inisiatif ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya tentang persaingan, tetapi juga dapat menjadi sarana mempererat ikatan sosial dan membangun komunitas yang lebih solid,” ujar Nikson.(red)*

Komentar