TEGAS.CO.,SULTRA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Perum Bulog kantor wilayah (Kanwil) Perum Bulog Sultra menggelar kegiatan Pelepasan pengiriman beras perum Bulog Kantor wilayah (kanwil) Sultra ke provinsi Sulawesi Utara (Sulut) di aula gedung Merah Putih rumah jabatan (Rujab) Gubernur, Rabu (2/6/2021).
Dalam kegiatan tersebut turut hadir Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepala BKAD Sultra, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Kepala kantor wilayah Perum Bulog Sultra, pejabat utama lingkup Sultra, pimpinan BUMD lingkup provinsi/kota, dan insan pers.
Gubernur Sultra, H. Ali Mazi, S.H., dalam sambutannya mengungkapkan, kegiatan pelepasan pengiriman beras perum Bulog Kanwil Sultra itu dilakukan guna membantu masyarakat Provinsi Sulawesi Utara dan merupakan bukti bahwa secara umum kegiatan pertanian di Sultra sangatlah baik.
Hasil produksi lokal petani ini, tukas Gubernur, merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga bahan pangan pokok beras dan kinerja seluruh stakeholder terkait, yang telah berupaya menjaga agar Sultra tidak kekurangan bahan pangan terlebih dalam masa pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia.
“Saya menyambut baik dan sangat mengapresiasi berbagai pihak terkhusus kepada Perum Bulog Kanwil Sultra, yang telah melakukan pembelian beras kepada beberapa sentral produksi padi di Sultra,” ujar orang nomor satu di Bumi Anoa itu.
Upaya tersebut, kata Gubernur, sesuai dengan interupsi Presiden nomor 5 tahun 2015 tentang penyerapan dan penyaluran beras oleh pemerintah.
Gubernur menerangkan, pengiriman beras dari Bulog Sultra kepada masyarakat Sulut ini, secara umum karena dukungan dari Bulog Sultra sehingga produksi beras di Sultra mengalami surplus.
“Hal ini, jika terus ditingkatkan Sultra dapat menjadi lumbung pangan nasional. Khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur,” pungkas Gubernur.
Menurut Gubernur, apabila penyerapan hasil produksi beras terbatas, maka harga beras akan menurun dan berimbas kepada kesejahteraan petani.
Untuk menjaga hal tersebut, pemerintah Sultra bersama Bulog Sultra akan menyalurkan beras ke ASN dan memberikan bantuan sembako atau bantuan non tunai kepada masyarakat. Selain itu, pendistribusian beras juga dapat diimbangi dengan penyaluran dari daerah penghasil beras ke daerah-daerah non produksi beras lainnya di Sultra.
Dalam kesempatan itu pula gubernur menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-setingginya kepada semua pihak utamanya dalam membantu ketersediaan pangan di Sultra dan nasional.
Atas nama pemerintah, gubernur juga mengucapkan rasa bangga dan termaksimnya kepada masyarakat petani yang telah mendedikasikan dirinya untuk menjaga ketersediaan pangan di Sultra.
“Semoga kalian para pahlawan pangan, selalu diberikan kekuatan, kesejahteraan, dan kesuksesan dalam melakukan aktivitas-aktivitasnya,” doa tulus gubernur kepada para petani Sultra.
Orang nomor satu di Sultra itu mengungkapkan bahwa maksud dari kegiatan pendistribusian beras ke provinsi lain adalah untuk meningkatkan perputaran stok yang ada di gudang-gudang Bulog sehingga tidak mengganggu Kanwil Bulog Sultra dalam melakukan penyerapan beras asli produksi petani lokal Provinsi Sultra.
“Perlu pula kita ketahui, jika penyerapan hasil produksi petani menjadi terbatas dapat berdampak pada menurunnya atau menyusutnya harga gaba petani yang pada dasarnya berpengaruh pada kesejahteraan petani itu sendiri.” Jelasnya.
Selain itu, sambung Gubernur, upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menyukseskan kegiatan penggarapan gaba atau beras produksi petani Sultra maka pendistribusian produksi pangan yang dikirim dari Sultra ke provinsi lain agar dapat diupayakan dengan produk beras unggulan lain seperti beras merah, beras hitam, beras organik, dan jenis beras lainnya.
Dalam sambutan tersebut, gubernur secara langsung juga memberi amanah kepada Sekda Sultra agar segera berkoordinasi dengan para OPD se Sultra bersama Bulog Sultra sebagai upaya mendukung penggunaan beras Bulog Sultra.
Selain itu, masih dalam upaya menyejahterakan petani dan meningkatkan pendistribusian beras lokal, gubernur juga memerintahkan agar dalam waktu dekat ini, Sekda Sultra memanggil seluruh bupati dan wali kota se Sultra untuk melakukan rapat bersama di Kota Kendari.
“Sampaikan kepada para bupati dan wali kota di tujuh belas (17) kabupaten/kota agar jangan ada yang diwakili, hal untuk memastikan seluruh rakyat Sultra dapat mengonsumsi beras lokal,” tegas Gubernur.
Besarnya potensi beras di Sultra, lanjut gubernur, membuat Sultra dilirik di tingkat nasional. Tdak hanya Maluku, Papua, Papua Barat, “tetapi DKI Jakarta juga telah mengajak saya sebagai perwakilan pemerintah Sultra untuk menandatangani MoU sebagai pemasok beras mereka”.
Untuk mengembangkan potensi beras di Sultra dan guna meningkatkan kesejahteraan para petani, Gubernur bersama pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara akan membuka 30.000 hektar (Ha) persawahan beras.
Persawahan ini nantinya, jelas Gubernur akam dialiri air yang bersumber dari waduk, terutama waduk di Koltim seluas 5.000-7.000 hektar.
“Saya sudah meminta bentuan 4 kabupten penghasil beras terbesar di Sultra, yakni konawe, Bombana, Konawe Selatan (Konsel), dan Kolut,” beber Gubernur.
Di lahan tersebut, lanjut Gubernur, nantinya petani dapat menanam padi trisakti, yang mana jenis ini telah dibuktikan pernah menghasilkan 6-7 ton per hektarnya. Dengan begitu, ulas Gubernur, Sultra dapat menjadi pilot project beras untuk Indonesia.
Selain itu, untuk mengantisipasi surplus beras di tahun 2021 Pemprov Sultra juga akan menyediakan anggaran untuk pembelian beras yang ada di gudang-dudang Bulog Sultra agar tidak ada keraguan dalam membeli hasil panen petani.
Di tempat yang sama, Kepala Kanwil Perum Bulog Sultra, Ermin Tora, SP membeberkan kepada gubernur Sultra dan seluruh hadirin tentang jumlah beras yang akan dikirim ke Sulut.
“Keseluruhan beras yang akan dikirim ke Sulut berjumlah 1.000 (seribu) ton,” ujar orang nomor satu di Bulog Sultra itu.
Pengiriman beras ini, kata Ermin, dilakukan guna mendukung dan membantu ketahanan serta ketersediaan stabilitas pangan di Provinsi Sulut.
Menurut Ermin, meskipun dilakukan pendistribusian beras ke provinsi-provinsi lain, tidak akan mengganggu ketersediaan pangan beras yang ada di Sultra.
“Dari 15 gudang di Sultra, hampir seluruhnya terisi penuh, kecuali di Muna, Muna Barat, dan Butur. Di sana masih ada space untuk penampungan,” ungkap Ermin.
Jumlah beras di pergudangan milik Bulog Sultra, lanjut Ermin, meski sudah dikurangi 1.000 ton untuk provinsi Sulut, masih tersisa sekitar 13.000 ton. “Dengan jumlah sebanyak itu, bisa dikatakan Sultra saat ini sedang surplus beras”.
Apalagi, jelas Ermin, kini Sultra akan masuki bulan panen yang puncaknya pada Agustus hingga Oktober mendatang, tentu hal tersebut akan semakin menambah tingkat surplus beras di Sultra.
Untuk itu, Ermin berharap dengan adanya pendistribusian beras ke daerah luar Sultra, dapat membantu alur rotasi beras dari pergudangan. Sehingga saat musim panen Bulog Sultra masih dapat menyerap hasil panen dari petani.
“Saat ini kami sedikit tersendat dalam pembelian karena kondisi gudang Konawe dan Koltim sebagai salah satu penghasil beras terbanyak di Sultra dalam kondisi penuh, jadi pendistribusian ini sangat membantu.
Saat ini, sambung Ermin, pihak Bulog menyerap 10 (sepuluh) sampai 15 (lima belas) persen (%) beras dari petani. “Meskipun angka ini terbilang kecil namun itu sangat menguntungkan bagi petani dibandingkan pemborong lainnya dan pembelian Bulog juga sangat berpengaruh terhadap stabilitas harga jual gabah beras di Sultra”.
“Jadi, jika Bulog berhenti membeli beras kepada para petani, maka harga beras akan merosot tajam dan berimbas kepada kesejahteraan petani itu sendiri,” terang Ermin.
Guna menjaga kestabilan harga beras petani lokal, selain mendistribusikan beras ke provinsi lain, Bulog Sultra atas dukungan gubernur Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Daerah Sultra, juga membuka outlet pendistribusian beras kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) se Sultra untuk menggunakan beras Bulog Sultra.
Hal ini dilakukan, selain demi mendukung pangan lokal dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Sultra, juga menjaga agar beras tidak tersimpan lama. Hingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam kondisi fresh dan baik.(Adv)
B_Khan/H5P
Komentar