Pungutan Untuk Dana Perpisahan di Protes

tegas.co ACEH LANGSA – Tradisi perpisahan setiap pasca pelaksanaan Ujian nasional di seluruh tingkatan sekolah selalu dilaksanakan oleh pihak sekolah dan siswa yang yang akan meninggalkan sekolah atau yang baru saja lulus ujian. Hanya saja dengan memungut biaya kepada siswa untuk pelaksaan agenda perpisahan tersebut dengan membanderol Rp 30 – 65 ribu bahkan per siswa mendapat protes bahkan ada yang capai Rp.250 ribu.

Ketua LSM Perintis Kota langsa Zulfadli. FOTO : ROBY SINAGA
Ketua LSM Perintis Kota langsa Zulfadli.
FOTO : ROBY SINAGA

Protes tersebut datangnya dari salah satu aktifis dan pemerjhati pendidikan di Kota Langsa yakni dari LSM Perintis Kota Langsa.

“Kita sangat menyayangkan atas tindakan sekolah yang memanfaatkan perpisahan sekolah untuk meraup pundi pundi dari siswa,”Ujar Zulfadli kepada tegas.co, Rabu (12/4).

Menurutnya, Pemerintah Pusat telah mengalokasikan anggaran untuk pendidikan tidak sedikit dari APBN untuk menunjang mutu pendidikan. seharusnya pihak sekolah dapat memanfaatkan anggaran yang telah di berikan pemerintah tersebut secara maksimal.

“Apakah ini bukang Pungli. Karena pemungutan anggaran untuk biaya perpisahan tersebut bukanlah kewajiban dan sangat memberatkan bagi siswa atau orang tua pelajar itu sendiri,”Katanya.

Ditambahkan, Tim Saber Pungli yang telah di bentuk di Kota Langsa juaga tidak berfungsi secara maksimal dalam melaksanakan, sehingga pungutan untuk kegiatan perpisahan di sejumlah sekolah tersebut tidak direspon, ditegur atau di tindak.

“Sejauh ini setelah terbentuknya Tim Saber Pungli, tidak ada satu kasus pun yang di tangani, padahal praktek pungutan liar di beberapa instansi termasuk sekolah bukan lagi menjadi rahasia umum di masyarakat,Tegasnya.

Zulfadli berharap, hendaknya Tim Saber Pungli yang telah di bentuk beberapa waktu lalu agar dapat bekerja secara maksimal dalam memberantas tindakan pungutan liar yang kerap kali meresahkan masyarakat kota Langsa.

ROBY SINAGA / HERMAN

Komentar