TEGAS.CO., KENDARI – Dalam rangka penyajian dan pengungkapan Sumber Daya Alam (SDA) Sulawesi Tenggara (Sultra), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sultra menggelar workshop pemetaan neraca SDA, Senin (25/7/2022) bertempat di salah satu hotel di Kota Kendari.
Kepala Bappeda Sultra J. Robert Maturbongs, mengatakan, SDA dengan laju pertambahan penduduk tidak berimbang, di mana ada kecenderungan SDA menurun.
“Tentunya ini terkait daya dukung terhadap aktifitas keseharian kita sehingga kita bisa lihat sumber daya alam pertambangan ada pergeseran yang terdampak pada keberlangsungan kehidupan kita ke depan,” kata Robert.
Kondisi ini kata Robert, bisa dilihat hari ini kasus pemanasan global akibat efek gas rumah kaca, dan ini semua akibat pemanfaatan SDA berlebihan, sehingga terjadi konversi antara lahan yang memang menjadi sumber oksigen kemudian berubah menjadi lahan pertambangan.
Robert menjelaskan, untuk menghindari hal-hal yang tidak inginkan dalam pengelolaan SDA sebagaimana fenomena alam yang terjadi saat ini. Pemerintah Pusat membuat neraca SDA agar sumber daya tersebut dikelola dengan bijak untuk kepentingan bersama.
Neraca SDA ujarnya, telah diatur di Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup.
Video workshop
“Kemudian diturunkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2017 tentang instrumen pengelolaan lingkungan hidup, kemudian turun regulasi atau petunjuk teknis terkait penyusunan neraca sumber daya yang merupakan instrumen perencanaan,” ujarnya.
Menurut Robert, dalam neraca SDA ada nilai-nilai ekonomis yang bisa didapat dan tentunya perhitungkan baik dan ruginya terkait pengelolaan SDA dengan pembangunan Sultra yang lakukan saat ini.
Lebih lanjut Robert menjelaskan, neraca SDA ada data dan informasi yang tersaji dapat membantu para pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan pengelolaan SDA yang sejalan dengan asas pembangunan keberlanjutan.
Robert menuturkan, secara substansi penyusunan SDA ada dua hal yang mendasar. Pertama, neraca SDA dapat menjadi pedoman bagi pengambil keputusan dalam pelaksanaan pembangunan daerah agar sesuai prinsip keberlanjutan lingkungan hidup.
Kedua, alat instrumen Pemprov Sultra dalam menilai dan mengevaluasi sistem pemanfaatan SDA secara optimal dan berimbang antara kepentingan ekonomi, sosial budaya, dan perlindungan SDA dan menjaga kerusakan lingkungan yang didukung target keberlanjutan pembangunan Provinsi Sultra.
Oleh karena itu, Robert berharap dengan adanya kegiatan workshop neraca SDA akan memotivasi pemerintah daerah (Pemda) lebih arif menerapkan kebijakan perencanaan pembangunan.
” Saya berharap dengan adanya Workshop hari ini sekali lagi kita akan bijak dalam merumuskan perencanaan di mana tidak serta merta menyandarkan kebijakan kita pada pengelolaan sumber daya alam.” tutupnya.
REDAKSI
Komentar