TEGAS.CO, BAUBAU – Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Baubau dalam rangka menciptakan relawan muda mengadakan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Palang Merah Remaja (PMR) berkolaborasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Baubau.
Kegiatan pelatihan praktek lapangan yang digelar selama Sabtu-Minggu sejak Agustus -September itu berlangsung di markas Basarnas Kelurahan Sulaa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau.
Kepala Markas PMI Cabang Kota Baubau Rizal Amran mengatakan, sebagai program tahunan sekolah untuk pelatihan Relawan Muda PMR pihaknya memberikan materi latihan meliputi pengetahuan SAR dan kebencanaan guna menunjang kemampuan para anggota PMI dalam tugas-tugas penanganan korban kelakaan dan bencana.
Selama pelatihan, peserta mendapat Materi dari pelatih dan instruktur yang berasal dari PMI dan Basarnas dibantu Korsp Relawan Sukarela yang memiliki pengalaman di bidang masing masing.
“Dengan pelatihan dan pembekalan kemampuan ini, diharapkan para relawan PMI nanti dapat saling bersinergi ketika di daerahnya terjadi kecelakaan dan bencana. Karena bencana bisa terjadi setiap saat dan itu bukan hanya bencana alam,” ujarnya
Lebih lanjut, selain bencana alam peserta dilatih menangani korban bencana lain, seperti korban kecelakaan, orang terjatuh, atau terpeleset dan semacamnya. Sebab, langkah langkah penanganan terhadap korban tersebut tidak bisa sembarangan, harus dilakukan secara benar.
“Jangan sampai, upaya pertolongan yang diberikan justru memperparah kondisi korban,” katanya
Ia berharap, anggota PMR yang diberi pembekalan, selanjutnya dapat mentransfer ilmu yang didapatkan kepada masyarakat secara luas.
“PMI, sebenarnya memiliki ribuan relawan dari berbagai jenjang pendidikan. Namun, dalam pelatihan mereka tidak semuanya dilibatkan karena tingkat kemampuannya berbeda beda,” sambungnya
Sementara itu Kepala Basarnas Susandi Padli menambahkan, Basarnas mempunyai tugas pokok untuk pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan serta membina dan mengkoordinasikan semua usaha dan kegiatan pencarian, pemberian pertolongan dan penyelamatan sesuai dengan peraturan SAR nasional dan Internasional terhadap manusia ataupun benda berharga lainnya.
“Kami mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan suatu koordinasi Rescue guna mengkoordinir semua unsur dan fasilitas SAR untuk kegiatan di wilayah kerja dan tanggung jawabnya,” kata dia
Untuk materi pelatihan yang diberikan ada vertical rescue atau yang disebut repling sebagai kegiatan ketangkasan dengan menuruni ketinggian dengan media tali.menggunakan peralatan tali karmantel, figure of eight, carabiner, harness, helm, dan sarung tangan.
Vertical Rescue adalah Teknik Evakuasi ( memindahkan ke lokasi yang lebih aman) obyek (baik barang maupun manusia/korban) dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi atau sebaliknya, pada medan yang curam atau vertical baik kering maupun basah.
Sedangkan materi pelatihan Water Rescue adalah kegiatan pertolongan atau penyelamatan serta cara pemindahan korban dari perairan seperti kolam, sungai, dan laut.
Musibah atau keadaan darurat adalah kejadian yang selalu tidak diharapkan oleh siapapun tidak terkecuali oleh penolong (rescuer) / tim SAR.
“Dibutuhkan respon atau penanganan sesegera mungkin dengan tidak melupakan factor keselamatan diri sendiri (safety self), untuk itu kemampuan dan ketrampilan dasar pertolongan air seharusnya tak hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai tim SAR melainkan semua orang sehingga bila terjadi keadaan darurat dapat meminimalisir jumlah korban,” jelasnya
Teknik penyelamatan yang baik dan benar tidak hanya mempermudah penolong dalam melakukan penyelamatan namun juga dapat menjamin keselamatan si penolong itu sendiri.
Ia berharap dengan adanya peserta Diklatsar PMR Wira Kota Baubau dapat menciptakan relawan muda yang menjadi potensi SAR dalam membantu Pos SAR melakukan pencarian dan pertolongan ketika dibutuhkan
Laporan: JSR
Editor/ Publsiher: YUSRIF
Komentar