WOW, Nenek 95 Tahun Ini Masuk Nominasi Aktris Terbaik di AIFFA 2017

tegas.co, YOGYAKARTA – Siapa sangka, walaupun sudah berumur tua nenek satu ini bisa menjadi nominasi Aktris Terbaik di Festival bergengsi se ASEAN. Dialah Mbah Ponco Sutiyem, seorang wanita berusia 95 tahun, warga desa kecamatan Ngawen, Gunung Kidul menjadi Nominasi Aktris Terbaik di ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017.

WOW, Nenek 95 Tahun Ini Masuk Nominasi Aktris Terbaik di AIFFA 2017. FOTO : IST
WOW, Nenek 95 Tahun Ini Masuk Nominasi Aktris Terbaik di AIFFA 2017.
FOTO : IST

Dalam festival film tersebut Film Ziarah, karya sineas asal Yogyakarta berhasil dinominasikan dalam empat kategori yaitu Best Film, Best Screenplay, Best Director, dan Best Actress. Malam penganugerahan dari AIFFA akan dilaksanakan pada hari Sabtu malam, tanggal 6 Mei 2017 besok di Kuching, Sarawak, Malaysia.

Mbah Ponco Sutiyem (95), seorang wanita warga desa kecamatan Ngawen, Gunung Kidul, bermain sebagai tokoh utama dalam film Ziarah dinominasikan sebagai Best Actress di AIFFA 2017.

Mbah Ponco bukan seorang aktris professional, bahkan sebelum film Ziarah, ia tidak memiliki pengalaman akting sama sekali. Meskipun hanya seorang warga desa biasa, tetapi sutradara BW Purba Negara menilai bahwa Mbah Ponco memiliki potensi akting yang bagus. Maka dipilihlah ia untuk berperan sebagai Mbah Sri dalam film Ziarah.

Dalam memilih aktor, film Ziarah juga melakukan casting pada umumnya untuk menentukannya. Tak pelak, mereka mengunjungi rumah-rumah dan berbincang satu persatu dan akhirnya bisa dipertemukan dengan nenek berusia 95 tahun tersebut.

Beliau yang kesehariannya bercocok tanam jagung dihalaman rumahnya dikecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul. Hal tersebut tidak lain untuk mencoba memberi warna  baru dalam dunia keaktoran film Indonesia.

“Kami mengunjungi rumah ke rumah, kami berbincang dengan mereka satu demi satu. Akhirnya kami dipertemukan dengan mbah Ponco Sutiyem, seorang nenek berusia 95 tahun, yang di usia senjanya, beliau masih begitu bersemangat bertanam jagung di dekat rumahnya,” tutur Bagus Suitrawan selaku co-produser.

Dalam mencari aktor, BW Purba Negara tidak mencari pengalaman akting, tetapi pengalaman hidup. Mbah Sri, tokoh sentral dalam film ini, yang diperankan oleh mbah Ponco Sutiyem, seorang nenek berusia 95 tahun warga kecamatan Ngawen, Gunung Kidul. Pada masa Agresi Militer Belanda II, suaminya ditangkap oleh Belanda.

“Agar lebih otentik, film ini perlu diperankan oleh orang-orang yang benar-benar mengalami masa perang” tuturnya.

Sutradara film Ziarah yang sapaan akrabnya BW tersebut juga menerangkan, bukan hanya Mbah Ponco, tetapi ada juga tokoh lain, seperti tentara veteran yang turut berperan untuk film ini. Dengan cara seperti itu, akting para tokoh film Ziarah ini jadi tampak dramatis, unik, dan otentik serta jauh dari stereotype.

Dalam kategori Best Actress ini, Mbah Ponco Sutiyem akan bersaing dengan nominator lainnya yaitu Ngoc Thanh Tam (The Way Station/Vietnam), Subenja Pongkorn (Bangkok Nites/Laos), Al-Al Delas Allas (Area/Filipina), dan Cut Mini (Athirah/Indonesia).

Akting prima Mbah Ponco Sutiyem di film Ziarah ini ternyata benar-benar mengambil perhatian dewan juri AIFFA 2017 yang terdiri dari U-Wei bin HJ. Saari (Malaysia), Maxine Williamson (Australia), Siti Kamaluddin (Brunei), Eddie Cahyono (Indonesia), dan Raymon Red (Filipina).

Film Ziarah sendiri bercerita tentang perjalanan Mbah Sri, seorang nenek berusia 95 tahun, yang mencari makam suaminya yang hilang pada zaman Agresi Militer Belanda ke-2.

Tujuan perjalanan Mbah Sri ini sederhana saja, bahwa ia ingin dimakamkan di samping makam suaminya. Untuk menjawab rasa penasaran pecinta film Indonesia yang haus akan film-film berkualitas, Ziarah akan tayang di bioskop nasional mulai 18 Mei 2017

NADHIR ATTAMIMI / HERMAN

Komentar