TEGAS.CO., KONAWE – Seorang Kepala desa di Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku mengalami pemerasan yang dilakukan oleh tiga orang oknum yang mengatasnamakan diri sebagai wartawan.
Kepala desa malang tersebut bernama Arifuddin Hado. Ia merupakan kepala desa Rambukongga, Kecamatan Bondoala. Dirinya mengaku diancam dan diperas oleh tiga orang oknum wartawan yang berinisial MF, ST dan A. Ketiganya merupakan warga Kabupaten Konawe.
Diceritakan, sebelumnya dirinya kedatangan 3 oknum wartawan yang bertujuan untuk bersilaturahmi. Sebagai tuan rumah yang baik Arifuddin Hado menerima ketiganya selayaknya tamu.
Ketiga oknum wartawan ini kata Arifuddin membawa 2 buah dokumen APBDES Rambukongga. Ketiganya kemudian mempertanyakan soal pekerjaan satu unit sumur bor yang tak kunjung dikerjakan sedangkan kalender pekerjaan Dana Desa tahun 2023 telah selesai dan saat ini telah masuk di tahun anggaran 2024.
Menanggapi hal ini, Arifuddin menerangkan bahwa pihaknya bersama BPD dan pihak TPK telah melakukan pengeboran disalah satu tanah wakaf namun air yang dihasilkan kuning dan tidak layak dikonsumsi.
“Karena airnya tidak layak, kami bersepakat untuk mencari lokasi lain yang di wakafkan,” jelasnya..
Mendengar hal ini 3 oknum wartawan yang berinisial MF, ST dan A rupanya tidak terima, dan mendesak agar kepala desa segera menyelesaikan pekerjaan tersebut.
“Pekerjaan ini pasti kami selesaikan, namun persoalan wakaf bukan hal yang mudah, ada proses yang harus kami tempuh,” ucapnya.
Lanjutnya, ketiga oknum wartawan inipun meminta sejumlah uang kepada dirinya (Kades-Red), namun Arifuddin bilang dirinya dalam keadaan tak punya uang atau kosong.
Mengetahui hal ini, oknum wartawan ini meminta dirinya untuk mencari pinjaman diluar. Jika tidak oknum wartawan ini akan melaporkan dirinya (Kades-Red) ke pihak Kejaksaan Negeri Konawe, Unit Tipidkor Polres Konawe hingga Kejati Sultra.
“Padahal saya sampaikan mereka sabar, karena saya lagi kosong, bahkan mereka desak supaya saya pergi mengutang, terakhir mereka buatkan saya berita yang tidak jelas,” ungkapnya.
Atas peristiwa ini Kades Rambukongga Arifuddin Hado mengaku menyesalkan perilaku ke3 oknum yang mengaku wartawan.
“Saya juga manusia, saya paham kalau ada kegiatan biasa saya panggil wartawan untuk liput kegiatannku saya hargai jasanya mereka tapi kalau begini ini namanya kita diperas,” tuturnya.
Ia pun berharap agar pihak Kejaksaan dan kepolisian tidak diam terhadap persoalan ini, karena ke 3 oknum wartawan ini dengan sengaja menyebutkan nama instansi penegak hukum untuk melakukan pemerasan dan pengancaman.
Laporan : Redaksi
Publisher : Dion Pramono
Komentar