TEGAS.CO., KONAWE KEPULAUAN – Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan, bahwa tingkat kemiskinan di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) turun signifikan, khususnya dalam dua tahun terakhir. Sektor pertambangan pun menjadi salah satu sektor yang berkontribusi dalam penurunan tersebut.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Konkep, Safiuddin Alibas, jika merujuk pada Laporan BPS Tahun 2024 tersebut, tercatat persentase tingkat penduduk miskin di Konkep terus menurun.
Tren ini dimulai dari tahun 2021 dengan 17,81 persen, lalu turun ke 16,15 persen di tahun 2022, hingga turun ke 15,90 persen pada tahun 2023.
Penurunan sebesar 0,55 persen poin dalam dua tahun terakhir ini, sekaligus menempatkan Kab. Konkep sebagai wilayah dengan penurunan tingkat kemiskinan terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Bahkan, jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di Sulawesi Tenggara sendiri, yang secara umum justru mengalami tren kenaikan.
Terjadinya penurunan tingkat kemiskinan di Kab. Konkep ini, mengindikasikan adanya perbaikan taraf hidup (kemampuan daya beli dan konsumsi) masyarakat di Kab. Konkep dampak dari pembangunan dan investasi.
Pertambangan: Salah Satu Kontributor Terbesar PDRB Konawe Kepulauan
Safiuddin Alibas menjelaskan, bahwa Konkep saat ini ditopang oleh tiga sektor industri utama, yakni pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib; serta yang ketiga adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.
Tercatat di Laporan BPS 2024, setidaknya selama dua tahun terakhir, sektor pertambangan berhasil berkontribusi terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Konkep sebesar Rp 185,21 Milliar pada tahun 2022 dan Rp 192,60 Milliar pada tahun 2023.
“Saat ini, memang ketergantungan Kab. Konkep masih pada sektor pertanian. Setelah itu, disusul pembelanjaan pemerintah, dan lalu disusul sektor pertambangan. Ini tiga kekuatan utama penopang perekonomian Konkep,” terangnya.
“Masuknya tambang terbukti memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, masyarakat jadi memiliki daya beli dan konsumsi yang lebih besar,” tambahnya menjelaskan terkait kontribusi sektor pertambangan.
Menurutnya, secara umum, saat ini Kab. Konkep sedang dalam tren pertumbuhan yang baik, termasuk dari sisi pertumbuhan manusia.
Hal ini dibuktikan melalui terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab. Konkep yang terdiri dari 3 komponen utama, yakni faktor pendapatan, pendidikan, dan kesehatan.
Konkep mendapat rating IPM sebesar 66,69 persen di tahun 2022 dan meningkat menjadi 67,32 persen pada tahun 2023.
Melihat seluruh perkembangan ini, Saifuddin menilai, jika perubahan positif ini tentu tidak bisa dilepaskan dari peran penting Pemerintah Daerah, baik Pemerintah Konkep dan juga Sulawesi Tenggara dalam mengelola dan menjaga pembangunan dan ruang investasi.
“Prinsip pemerintah itu harus terbuka dengan investasi, harus selalu menyiapkan diri. Kami harus bisa memastikan adanya alokasi sumber daya, memastikan distribusi berjalan dengan baik, dan memastikan stabilitas ekonomi. Maka, sudah menjadi tugas pemerintah pula untuk mengatur regulasi, di mana salah satunya adalah mendorong investasi bisa berjalan dengan aman dan nyaman,” tegasnya.
Komentar