TEGAS.CO,. NUSANTARA – Diperkirakan Indonesia akan memasuki puncak Bonus demografi pada tahun 2045, di mana Gen Z akan memiliki peran penting. Disebut Bonus Demografi saat jumlah penduduk produktif dengan usia sekitar 15-65 tahun.
Tentu hal ini harus mendapat perhatian lebih dari negara untuk memberdayakan sumber daya manusia yang produktif. Perlu diketahui bahwa munculnya gagasan generasi emas 2045 bertepatan dengan ulang tahun Indonesia yang ke-100 tahun.
Generasi Emas 2045, Bagaimana Peran Gen Z
Bonus demografi bisa berdampak positif maupun negatif kepada sebuah negara yang mengalaminya, tergantung dari bagaimana negara tersebut mengolahnya.
Saat ini, kaum Gen Z telah dihadapkan oleh berbagai persoalan hidup seperti gangguan mental, pengangguran, dan mahalnya biaya UKT. Inilah buah penerapan sistem demokrasi kapitalisme yang berdampak buruk dan merusak.
Selain itu, gaya hidup yang rusak seperti hedonisme, konsumerisme, hingga FOMO turut menjebak para Gen Z. Meskipun 2045 masih 21 tahun lagi, tetapi persiapannya harus dimulai sejak dini, para Gen Z harus dipersiapkan dari sekarang sebab merekalah generasi penerus.
Namun, melihat kondisi generasi saat ini sepertinya kurang memungkinkan jika menaruh harapan besar pada mereka. Sebab, begitu banyak kasus yang dilakukan oleh para Gen Z. Salah satunya adalah kasus bunuh diri. Seperti yang menimpa seorang remaja laki-laki di Bekasi, Jawa Barat yang berusia sekitar 13 sampai 15 tahun. Diduga tewas usai melompat dari atas rooftop Metropolitan Mall Bekasi. (22-10-2024).
Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) merupakan survei kesehatan mental nasional pertama untuk remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia. Mengungkap bahwa satu dari tiga remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, setara dengan 15.5 juta remaja.
Parahnya, menurut panduan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi ke-5) satu dari dua puluh remaja didiagnosis gangguan mental Timesindonesia.co.id /(17-10-2024).
Begitu pula dengan angka PHK yang semakin tinggi di kalangan Gen Z. Dikutip dari BPS (Badan Pusat Statistik), sekitar 9.98 juta orang dari kelompok Gen Z masih menganggur per Februari 2024. Angka ini mencakup sekitar 19% dari angkatan kerja di Indonesia yang didominasi oleh usia produktif.
Peran Sistem untuk Gen Z
Sistem hari ini membuat generasi makin buruk, contohnya di bidang pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan yang harus mereka bayar, ditambah lagi malah terjebak dengan kurikulum yang liberal dan kurikulum yang membuat generasi jauh dari adab Islam.
Seharusnya dengan menuntut ilmu mereka bisa mendapat keberkahan, mereka malah hanya fokus pada hasil tanpa ada kesan yang mengarah pada adab yang baik bagi peserta didik.
Persoalan ini diperparah dengan menjamurnya penggunaan media sosial dengan segala bentuk kecanggihannya yang ternyata malah membawa malapetaka besar bagi generasi. Bahkan, tindak kejahatan yang di luar nalar seperti seks bebas dan perilaku seksual menyimpang juga banyak dilakukan oleh anak-anak belia yang semuanya diluar dugaan kita.
Sementara itu, di perguruan tinggi para intelektual pemuda generasi saat ini hanya disibukkan dengan rutinitas kuliah dan berlomba-lomba untuk segera selesai dan meraih gelar. Padahal seharusnya kampus adalah tempat untuk mendidik dan mencetak para calon pemimpin peradaban.
Gen Z hari ini adalah tombak peradaban di masa depan, dari merekalah bibit-bibit agen perubahan, pemimpin masa depan. Tidak seharusnya sistem ini menjauhkan Gen Z dari perubahan ke arah Islam kafah, karena hanya dengan sistem Islam generasi akan terarah.
Mengaktivasi Peran Gen Z ke Arah Islam Kafah
Gen Z adalah kunci kebangkitan. Potensinya harus diaktivasi agar tidak menjadi sesuatu yang sia-sia. Generasi Emas 2045 tidaklah mungkin bisa diisi oleh generasi rapuh, melainkan harus generasi tangguh.
Dengan Islam sebagai petunjuk dan jalan yang benar akan memberikan arah dan tujuan yang jelas kepada Gen Z yakni penerapan Islam kafah. Mereka akan dibina dengan akidah Islam, serta menjadi aktivis dakwah yang akan melanjutkan kehidupan Islam sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Di awal kenabian Rasulullah saw. memulai pembinaan dengan para sahabat di Makkah, mempersiapkan mereka menjadi bibit-bibit unggul menuju tegaknya Daulah Islam. Hasilnya adalah berdirinya Daulah Islam yang pertama di Madinah yang dipimpin langsung oleh beliau.
Pada awalnya, Nabi SAW hanya mengajak orang-orang tanpa melihat latar belakang usia. Semua umat manusia yang beliau jumpai selalu diajak untuk mau menerima Islam. Membina mereka dan membaginya dalam sebuah kutlah/kelompok yang akan membersamai dalam dakwah. Kutlah ini kebanyakan dari kalangan pemuda yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka beriman kepada Rasul dan mentaatinya.
Dari pembinaan yang dilakukan kepada para pemuda inilah yang menjadi awal peradaban Islam. Proses hijrah dari Makkah ke Madinah, kemudian disambut baik oleh para tokoh-tokoh Madinah, hingga mereka siap menyerahkan kekuasaan kepada Rasulullah SAW untuk menegakkan Daulah Islam di Madinah. Momen ini adalah bagian dari bukti tahapan pembinaan dan interaksi hingga sampai pada tahap penerapan Islam secara menyeluruh.
Alhasil, untuk mengelola bonus demografi, dibutuhkan partai yang akan membina dan mengarahkan mereka dengan sahih demi terciptanya kepribadian yang Islami, yang akan melindungi Islam dan melanjutkan peradabannya.
Partai inilah yang berperan untuk mengaktivasi peran para Gen Z melalui pembinaan dengan tsaqafah Islam kafah melalui proses talqiyan fikriyan (proses menjadikan ilmu menjadi pemahaman dengan proses berpikir). Pembinaan harus masif dilakukan, intens dan terus berlanjut, untuk menghasilkan pemuda-pemuda yang akan menjadi pemimpin berkepribadian Islam dan siap menjadi generasi emas yang tangguh.
Wallahu’alam bissawab
Komentar