Aniaya Anak Remaja, Kades Dilapor Polisi

Korban Penganiayaan oleh Oknum Kades Anawua saat dimintai keterangan oleh anggota polsek Watubangga. FOTO : ASDAR LANTORO.
Korban Penganiayaan oleh Oknum Kades Anawua saat dimintai keterangan oleh anggota polsek Watubangga.
FOTO : ASDAR LANTORO.

tegas.co, KOLAKA, SULTRA – Diduga melakukan keributan saat sholat isya di Masjid, tiga  anak dibawah umur bersama dua rekannya dianiaya oleh seorang kepala Desa bersama dengan krininya yang juga tim suksesnya saat Pilkades beberapa waktu lalu.

Atas penganiayaan yang dilakukan oleh oknum kepala desa yang baru saja terpilih itu, oleh  sejumlah warga desa Anawua Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka menyambangi Polsek Watubangga untuk melaporkan Kades Anawua yang telah menganiaya seorang anak dibawah umur, Jum,at malam (16/6).

Penganiayaan oleh kepala Desa Anawua Amirullah ini bermula saat warga desa Anawua melakukan sholat isya secara berjamaah di Mesjid, pada tanggal 15 juni 2017 pukul 19.30 wita. Usai menjalankan sholat, Kades Anawua langsung berdiri menuju ke belakang saf bersama rekannya bernama Tato.

Amirullah kemudian memegang leher baju, Doni, (16) tahun karena diduga membuat keributan saat sholat isya, dan langsung membenturkan ke tembok.

Saat yang bersamaan, Tato yang merupakan tim sukses Amirullah juga melayangkan pukulan ke wajah Doni, sehingga korban menderita luka lebam.

“Tak hanya itu, Tato juga memukul suherman (18) dan Jusman (19) yang duduk di sebelah saya,” Ujar Doni kepada awak media ini.

Terkait peristiwia penganiayaan ini, Mardin salah satu keluarag korban mengatakan, pihak keluarga meminta kepada pihak kepolisian agar segera melakukan penangkapan terhadap kedua pelaku penganiayaan.

“Hal ini diduga sudah direncanakan oleh pelaku, setelah hasil pemilihan kepala desa Anawua bermasalah. Jadi kami minta Polisi harus bertindak cepat karena ditakutkan terjadi aksi balasan dari keluarga korban,” katanya.

Saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh Polsek Watubangga, serta mengumpulkan saksi – saksi yang mengetahui kejadian tersebut.

ASDAR LANTORO

PUBLISHER : HERMAN

Komentar