tegas.co., YOGYAKARTA – Ditengah keterbatasan lahan di wilayah Kota Yogyakarta, kelompok tani Ngudirejo Kecamatan Tegalrejo justru memanen padi kualitas unggulan. Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan Pemerintah kepada petani, pihaknya berencana akan menjadikan panen raya menjadi event wisata di Kota Yogyakarta.
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti sangat mengapresiasi panen raya tersebut, terlebih padi yang dipanen kelompok tani Ngudirejo merupakan jenis padi unggulan.
Bentuk apresisasi yang ditunjukkan oleh Walikota Yogyakarta selain memberi keringanan pajak bumi dan bangunan bagi para petani, Ia juga berencana akan membuat event panen raya menjadi event wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawa.
“Kemudian itu tadi, event ini harus diangkat, gak hanya Dinas Pertanian aja yang capek. Kalau begini-begini dari kita untuk kita,” katanya usai melakukan panen raya, pada Senin (10/7/2017).
Haryadi menambahkan, pihaknya serius menjadikan moment panen raya menjadi event wisatawan, bahkan bisa dimasukkan dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta yang berlangsung pada bulan Oktober 2017 mendatang.
“Jika dimungkinkan pada oktober 2017 mendatang padi siap dipanen, maka pemerintah kota Yogyakarta akan menjadikan panen raya sebagai serangkaian acara dalam menyambut HUT kota Yogyakarta yang ke-261,” terangnya.
Sugiyanto selaku Ketua Kelompok Tani Ngudirejo menuturkan, padi yang dihasilkan oleh kelompoknya berupa beras merah berkualitas tinggi yang biasa ditanam di daerah Gunung Kidul, maka dari itu Kelompok Tani Ngudirejo bekerjasama dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP) untuk menghasilkan padi tersebut.
“Beras Segreng itu beras warna merah itu yang kualitasnya itu biasa ditanam di Gunung Kidul di daerah Pogo itu, nah karena di gunungkidul ada benih terus ngudirejo bekerjasama dengan bpsbp untuk membuat padi segreng ini, dan nanti akan disalurkan ke gunungkidul dan juga lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, hasil dari padi Gogo Segreng ini tidak akan dijual bebas kepada konsumen, melainkan akan dijual kembali kepada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian untuk dijual sebagai benih bibit unggulan.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : HERMAN
Komentar