tegas.co., YOGYAKARTA – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan mengakui kedatangannya di Tuban, Jawa Timur awal Juli lalu bukan dalam rangka peresmian patung panglima perang Kwaan Sing Tee Koen. Melainkan penandatangan peringatan memorial ke 1857 tahun Kwaan Sing Tee Koen.
“Saya hadir dalam rangka penandatanganan memorial peringatan Kwaan Sing Tee Koen ke 1857 bukan untuk meresmikan patung,” kata Ketua MPR saat ditemui usai memberikan Seminar Nasional di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Rabu (9/8/2017).
Menurutnya, jabatan sebagai Ketua MPR yang menjadi pelopor pemersatu bangsa, jika di undang oleh kalangan manapun harus datang menghadiri termasuk peringatan memorial tersebut.
“Saya inu ketua MPR, sebagai pemersatu bangsa, niatnya pasti baik, jadi kalau diundang oleh kalangan manapun pasti datang,” ujar Zulkifli.
Disana, kata Zulkifli, memberikan ceramah tentang setiap orang memiliki hak yang sama diantara yang lainnya.
Lanjut Zulkifli, untuk hal meresmikan patung tersebut, Ia mengakui bukan wewenang seorang Ketua MPR, melainkan wewenang pejabat setempat seperti Bupati, Gubernur dan lain sebagainya yang memiliki porsi yang tepat.
“Karena Ketua MPR tidak ada urusan itu (persemian patung), Ketua MPR hanya memperingati memorial peringatan saja,” ungkap Zulkifli.
Diberitakan sebelumnya, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dinilai turut ‘merestui’ kehadiran patung panglima perang Kwaan Sing Tee Koen di Tuban. Pendemo dari Bhoemi Poetra Menggoegat pun meminta Zulkifli minta maaf kepada masyarakat.
Patung Kwaan Sing Tee Koen setinggi 30 meter berdiri di area klenteng Kwaan Sing Bio, Tuban. Dewa dari China yang dijadikan patung di klenteng tersebut, dinilai tidak memiliki catatan sejarah yang menguntungkan Indonesia.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : HERMAN
Komentar