Polresta Yogyakarta Meyakini Belum Temukan PCC di Yogyakarta

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Tommy Wibisono saat di wawancara sejumlah wartawan terkait ada tidaknya Pil PCC beredar di Kota Yogyakarta. FOTO : NADHIR ATTAMIMI
Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Tommy Wibisono saat di wawancara sejumlah wartawan terkait ada tidaknya Pil PCC beredar di Kota Yogyakarta.
FOTO : NADHIR ATTAMIMI

tegas.co., YOGYAKARTA – Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Tommy Wibisono mengungkapkan, pihaknya belum menemukan penyalahgunaan Paracetamol, Caffeine, and Carisoprodol (PCC) di Kota Yogyakarta.

“Untuk jajaran saya khususnya resnarkoba yang berada dilapangan sampai saat ini belum diketemukan (PCC). Ya mudah mudahan saja tidak ada,” ungkap Tommy usai mengikuti prosesi ziarah ke makam Jenderal Soedirman di TMP Kusumanegara Yogyakarta, Selasa (19/9/2017).

Ia menerangakan, begitu kasus korban PCC yang terjadi di Kendaeri, Sulawesi Tenggara mencuat dimasyarakat luas, pihaknya langsung melakukan penelusuran tersebut.

“Begitu ada kasus yang mencuat di Kendari itu, kita langsung scan (penelusuran). Pokoknya modus yang di Sulawesi Tenggara sudah kita pelajari, sampai saat ini belum ada,” ujarnya.

Lanjut Tommy, kasus PCC sudah diekspos besar-besaran bahwa PCC itu sangat berbahaya apabila tidak dengan resep dokter. Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa PCC tersebut telah dilarang beberapa tahun kebelakang.

Ia mengakui telah menerjunkan tim intelijen dari Polresta Yogyakarta ke SD, SMP yang berada di Kota Yogyakarta setelah melihat para korbannya adalah anak-anak diusia sekolah.

“Intelijen kita juga sudah masuk, ke SD, SMP dan sampai saat ini belum ada, dan mudah-mudahan tidak ada,” ungkap Tommy.

Ia berharap, agar masyarakat Kota Yogyakarta bisa mengambil pelajaran yang mana telah menimpa saudara-saudara kita di Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Kita berharap Jogja tidak ada yang memakai. Mari berkaca dan belajar dengan pengalaman saudara-saudara kita yang di Sulawesi Tenggara agar tidak ada kasus seperti itu lagi,” ungkapnya.

NADHIR ATTAMIMI

PUBLISHER : HERMAN