Dua Lembaga Pendidikan Islam di Jepara Masih Belum Ikuti Imunisasi MR

Dua Lembaga Pendidikan Islam di Jepara Masih Belum Ikuti Imunisasi MR
Dua Lembaga Pendidikan Islam di Jepara Masih Belum Ikuti Imunisasi MR FOTO : D S W

tegas.co., JEPARA, JATENG – Dua lembaga pendidikan  Islam di Jepara hingga kini masih belum mengikuti Imunisasi Measless-Rubella (MR). Oleh karenanya, Dinas Kesehatan Jepara menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementrian Agama (Kemenag) setempat untuk melakukan pendekatan tersendiri agar mau mengikuti program nasional tersebut.

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jepara M. Fakhruddin menjelaskan, dua lembaga itu adalah pondok pesantren (Ponpes) dan sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI). Tanpa menyebut identitas keduanya, ia mengaku saat ini tengah dilakukan pendekatan oleh Ketua MUI dan Kemenag.

“Mungkin belum dapat penjelasan yang lebih bagus, oleh karenanya, kami menggandeng MUI dan berkoordinasi dengan Kemenag. Hari ini Ketua MUI sudah melakukan komunikasi dengan pihak ponpes.

Menurutnya, untuk ponpes yang menolak adalah setingkat dengan sekolah menengah pertama. Sedangkan untuk MI yang setara dengan sekolah dasar, sebenarnya telah melakukan imunisasi, namun baru sampai pada tahap 49 persen dari seluruh murid.

Fakhruddin berharap, jika pendekatan itu berhasil mampu mengangkat jumlah peserta imunisasi MR di Jepara. Adapun hingga hari ini jumlah peserta imunisasi sudah mencapai 98,21 atau 288.118 dari total target 293.376 orang usia 9 bulan hingga 15 tahun.

Terpisah, Ketua MUI Jepara Mashudi mengaku telah melakukan komunikasi dengan pihak ponpes. Dari komunikasi yang terjalin, alasan pondok pesantren tersebut terungkap bahwa mereka belum mendapat persetujuan dari orang tua.

“Sebenarnya bukan menolak, hanya saja kebanyakan santri kebanyakan berasal dari luar Jepara, seperti Jakarta dan sebagainya sehingga mereka memerlukan persetujuan dari orang tua mereka. Maka dari itu, tadi Puskesmas membuatkan formulir persetujuan untuk orang tua mereka,” jelasnya.

Meskipun telah melakukan komunikasi, namun pihaknya tak bisa menggaransi semua santri di ponpes akan mengikuti program tersebut. “Ya nanti bergantung orang tua mereka, apakah menyetujui atau tidak. Kalau setuju, anak mereka akan diimunisasi, namun kalau tidak ya tidak,” tambah Mashudi.

D S W

PUBLISHER : MAS’UD