tegas.co., KENDARI, SULTRA – Ratusan Kader Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan aksi di Kantor DPD partai Golkar, menolak Bakal Calon Gubernur periode 2018-2023, Ali Mazi, SH untuk menggunakan partai berlambang beringin itu pada kontestasi pemilihan gubernur mendatang.
Aksi tersebut merupakan buntut kekecewaan mereka terhadap putusan DPP Partai Golkar yang merstui Ali Mazi untuk maju di Pilgub Sultra 2018 mendatang.
Para kader menilai, Ali Mazi bukan kader Golkar dan tidak pernah membesarkan partai. selain itu juga hasil Rapimdasus yang diajukan tiga nama yang diusulkan tidak ada nama Ali Mazi, namun hanya ada Asrun, Rusman Emba dan Tina Nur Alam.
Ketua Harian Parta Golkar Sulawesi Tengara (Sultra) Imam Al Ghozaly mengatakan, aksi yang dilakukan kader partai golkar di Kantor DPD Golkar hari ini merupakan hal yang wajar.
“Itu menurut pribadi saya, hal yang sangat logis, karena mereka kader golkar yang ingin golkar semakin besar, merekalah yang akan mencari suara di lapangan, tentu mereka yang lebih tau siapa kader yang lebih pantas maju di pilgub, jadi itu wajar,”ujar Imam di Kantor Golkar Sultra kepada awak media Kamis (12/10/2017).
Lanjut Imam, harusnya DPP Partai Golkar mengdukung dari salah tiga nama yang di usulkan sebelumnya.
“Harapan kami, harusnya DPP mendukung salah seorang dari tiga nama yang diusulkan, makanya kami kawal, kita ajak teman-teman pengurus, Ketua Kabupaten Kota ke Jakarta, supaya salah seorang dari tiga nama itu yang keluar,”katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika DPP meloloskan diluar dari tiga nama yang sudah ada, itu kewenangan DPP, namun Imam berharap, DPP bisa mendengerkan aspirasi-aspirasi kader.
“Harapan kami yang diloloskan salah seorang dari tiga nama yang diusulkan itu, tapi kalau DPP memaksakan, silahkan, tapi kalau kalah, jangan salahkan kami,”tegasnya.
Sebagai kader, Imam mengatakan, tetap akan mendukung putusan DPP, namun ia menegaskan, ini akan berdampak tidak baik jika yang direstui itu bukan kader.
” Kita kader, saya tegaskan ya, kalau DPP telah menentukan nama itu, umpamanya kita dipastikan nama itu, kita kader tetap akan loyal, tapi kalau dampaknya, jangan salahkan kami kalau kalah,”imbunya.
Menurutnya, selama ini telah banyak pengalaman yang terjadi, jika yang didukung bukanlah yang di usulkan, bukan kader yang direstui oleh pengurus.
” Beberapa pengalaman di Kota Kendari, pasangan Abd.Rasak wakilnya dipaksa Haris Andi Surahman yang kami tidak usulkan, yang kami tidak mau itu, mau kami itu Pa Musakir Mustafa, itu kami akan menang, dipaksakan itu. tau nda, siapa yang jalan, teman-teman tau, yang jalan itu hanya saya dan sebagian kecil pengurus kota yang membatu, yang lainya diam tidak mau bergerak karena mereka kecewa tidak dihargai,” jelasnya.
Tambahnya, Ini sangat disayangkan jika terjadi kembali di pemilihan Pilgub, makanya ia berharap DPP bisa mepertimbangkan ini.
“Kalau ini terjadi kembali kan kasian calon itu, kasian Golkarnya selalu kalah, kalah, kalah dan kalah karena apa, tidak sesuai dengan keinginan kader yang di bawah, olehnya itu, kami mohon kepada DPP dengar sekali sekali suara kami ini,sudah berapa kali terbukti kita kalah dalam kontektasi pilkada,” Tandasnya.
O D E K
PUBLISHER : MAS’UD