Antam-OWT Gelar Pelatihan Teknik Agroforesty dalam Meningkatkan Produktivitas Lahan

tegas.co., KOLAKA, SULTRA – Antam UBPN Sultra bekerjasama dengan Yayasan Operation Wallacea Terpadu menggelar pelatihan Teknik Agroforesty dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan kepada Kelompok Tani Sopura Jaya, Desa Sopura, Kelompok Tani Tunas Harapan Desa Hakatutubo dan Kelompok Tani Minasatena Desa Oko-oko serta perwakilan Gabungan Kelompok Tani Huko-Huko di Rumah Belajar Masyarakat Antam di Sopura selama dua hari (7-8 Februari 2018).

Antam-OWT Gelar Pelatihan Teknik Agroforesty dalam Meningkatkan Produktivitas Lahan
FOTO: INT ILUSTRASI

VP HC and CSR UBPN Sultra, Kamsi, ST, dalam sambutannya menyambut gembira dan berbahagia dengan diadakannya pelatihan ini, yang merupakan salah satu program CSR UBPN Sultra, dimana tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam  rangka memberdayakan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat kelompok sasaran, khususnya yang bergerak di bidang pertanian agroforesty, terkhusus dalam rangka meningkatkan nilai tambah potensi lahan yang cukup luas melalui budidaya agroforestry.

Lebih lanjut dikatana, Program ini juga sejalan dengan master plan CSR Antam yaitu memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan peningkatan pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Maksud dari program ini adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan kebun campur (agroforestri) rendah emisi dan adaptif terhadap perubahan iklim.

Camat Pomalaa, Sairman, S.Pd, M.M. mengatakan, bahwa program ini sejalan dengan 9 program pokok Bupati Kolaka khususnya di sector pertanian, yang diharapkan masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraannya melalui profesi bertani. Kita berharap kegiatan ini biasa berkelanjutan dan masyarakat dapat merasakan manfaat dari program ini.

Dalam kesempatan yang sama, Sekertarsi Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Kolaka, Darwis, yang sekaligus membuka acara pelatihan ini menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Antam yang telah menfasilitasi program CSR ini, program ini sangat baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang terpenting bahwa program ini sejalan dengan program pemerintah yang outputnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sector pertanian khususnya perkebunan masyarakat. Potensi lahan di Kecamatan Pomalaa, khususnya di Sopura, Hakatutobu dan Oko-Oko dapat dijadikan sebagai sentra lada kedepan melalui keberlanjutan dari program ini.

CSR Manager Antam, Muhammad Rusdan, mengatakan Pelatihan ini adalah salah satu dari rangkaikan kegiatan pendampingan usaha tani kebun campur (agroforestry) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Tiga Desa Kecamatan Pomalaa.

Tujuan dari program ini adalah terbangunnya sumber mata pencaharian lestari rendah emisi dan adaptif terhadap perubahan iklim berbasis agroforestry (kebun campur).

Beberapa tahapan kegiatan telah dilakukan di antaranya, 1. Melakukan studi diagnostik potensi dan permasalahan pengembangan mata pencaharian agroforestri, 2. Memfasilitasi pembangunan Persemaian Desa, 3. Memfasilitasi penerapan agroforestri yang meliputi pendampingan kegiatan penanaman, penyulaman, dan pemupukan tanaman inti dan sela seperti jenis cabe atau tanaman lainnya serta pendampingan pemanenan tanaman sela. 4. Dan kegiatan yang kita laksanakan hari ini.

Ekternal Relation Antam, Pamiluddin Abdullah, mengatakan program ini merupakan bukti komitmen Antam dalam memberikan perhatian yang besar terhadap pembinaan kepada masyarakat dalam berbagai sektor, khususnya di sektor pemberdayaan ekonomi pertanian masyarakat. Kita berharap melalui kegiatan yang semacam ini, akan terjadi transfer knowledge yang pada gilirannya dapat diterapkan dengan baik dilokasinya dan outputnya bisa meningkatkan hasil produktivitas lahan masyarakat yang bapak/ibu geluti.

Lebih lanjut, diharapkan kepada seluruh peserta agar benar-benar memanfaatkan kesempatan pelatihan ini untuk menggali ilmu dan pengetahuan praktis yang berguna untuk memulai meningkatkan nilai tambah potensi lahan yang ada di wilayahnya berupa pemanfaatan lahan untuk kebun agroforestry.

REPORTER: ASDAR LANTORO

PUBLISHER: MAS’UD

 

Komentar