Molulo, Film Lokal Dengan Lokasi Syuting Tiga Provinsi

tegas.co,KENDARI, SULTRA – Sebuah film layar lebar dengan mengambil latar cerita lokal Sulawesi Tenggara kini akan dimulai pengambilan gambarnya. Film berjudul  “Molulo : Jodoh Tak Bisa Dipaksa” ini akan syuting di tiga provinsi pada akhir Januari 2017 nanti.

Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh bersama sejumlah Crew produser film di salah satu pusat perbelanjaan di kota Kendari memberikan keterangan pers. FOTO : BAIM

Irham Acho Bahtiar, Sutradara Film Molulo, mengungkapkan, lokasi syuting meliputi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Sulawesi Utara. Adapun di Sultra tempat pengambilan gambarnya di Kota Kendari, Konawe, serta Pulau Labengki, Kabupaten Konawe Utara.

Iklan KPU Sultra

Film ini mengisahkan seorang anak dari Makassar yang menolak dijodohkan orang tuanya sehingga memicu pelariannya di Kota Kendari (Sultra) dan Palu (Sulteng). Kemudian akhirnya bertemu jodoh pilihan hatinya sendiri, meski ditempuh dengan upaya keras belajar Molulo, agar bisa mendekati gadis tersebut.

“Film bergenre romantic comedy ini menceritakan tentang sebuah tradisi turun temurun di Sultra yang sering kali dijumpai pada saat pesta pernikahan, dimana orang-orang akan membentuk barisan sambil bergoyang mengikuti musik dan berpegangan tangan,” ungkap Irham, saat konferensi pers di Lippo Plaza Kendari, Sabtu (7/1/17).

Menurut Irham, pihaknya memproduksi film Molulo untuk mengangkat budaya tradisional daerah. Dimana budaya Molulo masih diterapkan di kalangan anak muda Kendari dan hal ini sesuatu yang unik.

“Karena saya ingin memperkenalkan budaya melalui film daerah hingga ke mancanegara. Seperti Film Epen Cupen dari Papua yang telah sukses hingga diputar pada Chanel Asia,”ucapnya.

Para pemeran film ini diantaranya Andi Arsyil Rahman (pemeran utama), Arlita Regina Viola Husman (pemain film uang panai), Musdalifah Basri (juara tiga di stand up comedy indosiar), Muhadkly Acho (aktor dan stand up nasional), Dodi Mahuze (pemain mop papua epen cupen), Sakka dan Ali (Bolang Makassar), Ical Palu (stand up comedy indosiar), Ince Syahrul Anam (youtubers kendari), serta beberapa pemain lokal dari Sultra.

“Film ini akan dikemas dengan gaya pop kekinian,’’ imbuhnya.

Dalam pembuatan film ini, selain akan ditangani kru dari Sultra juga terdapat 10 kru asal Jakarta. Pihak sutradara memberdayakan sumber daya manusia di Kendari . Agar ke depannya mereka yang melanjutkan pekerjaan oleh anak-anak daerah sendiri.

“Saya yakin Film ini nantinya akan sukses dengan penonton diatas 100.000 orang yang dapat dicapai. Karena film ini berbeda dengan yang lainnya. Akan saya garap menjadi Film Nasional dengan genre komedi romantic dan gaya kekinian, ‘’ tutupnya.

BAIM / NAYEF