USAID APIK dan KKI Teken MoU Ketangguhan dan Kemajuan Kakao Konsel

USAID APIK dan KKI Teken MoU Ketangguhan dan Kemajuan Kakao Konsel
Direktur USAID APIK Jakarta, Paul Jeferey (baju batik) dan Direktur PT KKI Cabang Kendari, Ahmad Zaki Amirudin saat menandatangani MoU Ketangguhan Petani Kakao Konsel, yang disaksikan oleh Kabid Perkebunan Distan Konsel, Muh Musrianto Tawulo (kanan) dan Kades Puurema Subur, Adilman (kiri). FOTO: HUMAS PEMDA KONSEL

tegas.co., KONAWE SELATAN, SULTRA – Direktur United States Agency for International Development (USAID) Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) Jakarta, Paul Jeferey bersama Direktur PT Kalla Kakao Indonesia (KKI) Cabang Kendari, Ahmad Zaki Amirudin melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ketangguhan petani Kakao di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra). Bertempat di rumah Kepala Desa Puurema Subur, Kecamatan Lalembuu, Selasa (13/11/2018).

Penandatanganan MoU ini dihadiri dan disaksikan langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian (Distan) Konsel, Muh. Musrianto Tawulo dan Kepala Desa Puurema Subur, Adilman.

Iklan KPU Sultra

Usai penandatanganan MoU tersebut Kabid Perkebunan Distan Konsel, Muh Musrianto Tawulo menjelaskan, MoU ini adalah untuk mengesahkan serta komitmen kedua bela pihak dalam meningkatkan ketangguhan petani kakao di Kabupaten Konsel, terutama terhadap perubahan iklim maupun cuaca ekstrem yang semakin tak menentu saat ini.

Menurut Musrianto, tanaman Kakao adalah salah satu komoditas utama Indonesia dengan produksi tahunan mencapai 300.000-400.000 Ton pertahun. Indonesia berada di peringkat ketiga penghasil kakao terbesar di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana.

Sementara itu, sambung Musrianto, Sultra sejak dulu dikenal sebagai pemasok Kakao terbesar di Indonesia, dan Konsel adalah sala satu kabupaten yang ada didalamnya. Yang mana Tahun 2016 berhasil memasok mencapai 28,35 Ton dengan nilai Rp449 juta. Akan tetapi, produktivitas Kakao saat ini terancam menurun, dikarenakan fenomena perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

“Melihat kondisi tersebut APIK bekerjasama dengan PT. KKI dalam bentuk penguatan kapasitas petani Kakao yang di selaraskan program Kakao Lestari yang dikelola oleh Yayasan Hadji Kalla. Kolaborasi ini akan melatih 10 orang anggota tim program Kakao Lestari. Serta 100 petani binaan di Desa Puurema Subur dan Desa Puunangga dengan mendatangkan Tenaga Ahli dari Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan pengkajian teknologi pertanian (BPTP),” jelas Musrianto, Selasa (13/11/2018).

Sedangkan dari pihak PT KKI yang diwakilkan oleh Program Manager Kakao Lestari, Dwi Dharmadayana mengatakan, dilapangan sangat terlihat bahwa perubahan cuaca ekstrem sangat mengancam produksi secara signifikan. Misalnya saja, di tahun ini pertumbuhan buah cukup bagus. Namun kemudian di bulan kelima dan enam terjadi hujan intens yang mengakibatkan busuk buah, sehingga kualitas buah pun rendah bahkan sampai tidak bisa di jual.

“Kami berharap bekal pengetahuan cuaca dan iklim dari USAID APIK dapat disinergikan dengan pengetahuan cara bercocok tanam yang baik (Good Agricultural practice), sehingga bisa membantu petani dalam mengelola kebunnya. PT. KKI memiliki kapasitas 35.000 Ton dan menghasilkan produk Kakao Intermediate, seperti bubuk mentega (butter) cake, dan liquor di ekspor ke negara eropa, seperti Jerman dan Belanda,” harapnya.

Sementara itu, Manager Regional APIK Sultra, Buttu Ma’dika menambahkan, pihak swasta seperti PT. KKI memiliki peran penting untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dengan komitmennya yang tinggi, maka kami percaya kolaborasi ini akan membawa hasil yang menggembirakan untuk petani kakao di Konsel.

Selain itu, pihaknya berharap rangkaian penguatan kapasitas ini dapat diadopsi oleh PT KKI, karena aspek iklim akan diperhitungkan dan diinterintegrasikan ke dalam perencanaan bisnis PT KKI.

“USAID APIK dan PT. KKI akan mulai dengan kajian awal dan disusul dengan penentuan strategi, pelatihan, cara pembuatan panduan yang akan berlangsung hingga bulan Juli 2019. Pembelajaran dari kegiatan ini juga akan di sebar luaskan, sehingga dapat menginspirasi daerah lain yang juga memiliki potensi Kakao,” tutupnya.

PUBLISHER: MAHIDIN