Reses di Dapil II Konsel, Masyarakat Minta Pompa Air Tanpa Mesin

Reses di Dapil II Konsel, Masyarakat Minta Pompa Air Tanpa Mesin
Ketua DPRD Konsel, Irham Kalenggo saat memberikan sambutan disela-sela reses di Dapil II Konsel FOTO: HUMAS SEKRETARIAT DPRD KONSEL

tegas.co., KONAWE SELATAN, SULTRA – Anggota DPRD Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) Daerah Pemilihan (Dapil) II telah melaksanakan reses masa sidang pertama di 8 Kecamatan.

Masing-masing Kecamatan Basala, Benua, Angata, Sabulakoa, Mowila, Landono, Ranomeeto dan Kecamatan Ranomeeto Barat.

Reses ini dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Konsel, Irham kalenggo S Sos M Si dan diikuti oleh 8 anggota DPRD yang berasal dari Dapil II yakni Tasman Lamuse SE, Samsu SP M.Si, I Gusti Putu Wibawa SE, Hj Endang Pertiwi SH, Hj Haslinda J, Hj Hasnawati SE, Ika Lestari SH dan Ni Nyoman Sunarmi.

Irham kalenggo menjelaskan bahwa, reses adalah salah satu tugas dari DPRD yang di amanahkan oleh undang-undang. Dan reses ini bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat dari seluruh desa-desa yang berada di wilayah Konsel, terkait dengan rencana penyusunan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahun 2020.

“Hasil dari reses ini akan menjadi bahan kami anggota DPRD untuk didiskusikan bersama Pemerintah Daerah pada saat Musrenbang nanti,” ujar Irham Kalenggo.

Beberapa usulan masyarakat yang telah diakomodir di Dapil II, dan akan dilaksanakan pada tahun 2019 antara lain, pembukaan jalan di Desa Laikandonga Kecamatan Ranomeeto Barat, pengaspalan jalan ruas Wonua Sangia-Sabulakoa Kecamatan Sabulakoa, pembangunan RKB SD Lipumasagena Kecamatan Basala, pengaspalan jalan Desa Mulyasari Kecamatan Mowila, normalisasi kali Desa Horodopi Kecamatan Benua dan masih banyak lagi usulan lain yang telah terakomodir di tahun 2019.

Untuk tahun 2020 Kepala Desa Teporombua Kecamatan Basala, Hasanudin mengusulkan  pembangunan bendungan untuk mengairi persawahan. Ia juga memberikan masukan, bahwa ada keterampilan yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah perairan tersebut.

“Kami mendapatkan informasi bahwa di daerah Sleman dan Bantul mereka menggunakan pompa air tanpa mesin, tetapi mereka hanya menggunakan tekanan air yang mengalir dan mungkin ini bisa di terapkan di desa kami,” imbuhnya.

Hasanudin juga menyampaikan, jika hal tersebut terealisasi maka pengairan tersebut bisa mengalir ke 5 desa diantaranya, Desa Polo-pololi, Lipu Masegena, Teporombua, Epeesi dan Desa Iwoi Mendoro. Yang memiliki hamparan sawah kurang lebih 1.000 HA, maka dibutuhkan 10 unit pompa air tersebut melalui sumber air kali Roraya.

Menanggapi hal tersebut, Irham Kalenggo menyampaikan bahwa, pihaknya bersama seluruh jajaran akan melakukan kajian ke daerah tersebut untuk mengetahui lebih spesifik sistem kerja alat itu.

“Ini sangat menarik, karena ini menyangkut hajat hidup masyarakat kita. Maka kami anggota DPRD akan melakukan kajian kesana, agar kita tau lebih detail seperti apa cara kerja alat itu,” tegasnya.

“Reses masa sidang pertama ini digelar dari Tanggal 6 hingga 13 Februari 2019,” tutup Kabag Umum Sekretariat DPRD Konsel, Abd Rajab S.Kom yang ikut mendampingi dan memfasilitasi kegiatan kedewanan ini.

PUBLISHER: MAHIDIN/MAS’UD

Komentar