Wanita Berdaya Bangun Negara Adidaya

Jakarta – International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap 8 Maret. Pada 2019, balance for better menjadi tema yang diangkat. Dalam situs resminya, International Women’s Day mengungkapkan alasan kenapa ‘balance for better’ menjadi tema pada 2019 ini. “Pada 2019 ini ditujukan untuk kesetaraan gender, kesadaran yang lebih besar tentang adanya diskriminasi dan merayakan pencapaian perempuan. Hal ini termasuk mengurangi adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita. Memastikan semuanya adil dan seimbang dalam semua aspek, pemerintahaan, liputan media, dunia kerja, kekayaan dan dunia olahraga,” demikian penjelasan di situs resmi Hari Perempuan Internasional.

Mengenai Hari Perempuan Internasional, hari itu sendiri merupakan hari di mana dirayakannya pencapaian wanita dalam berbagai bidang dari mulai sosial, ekonomi, budaya, hingga politik. Hari Perempuan Internasional tidak hanya dirayakan suatu negara atau lembaga tertentu. Setiap tahun Hari Perempuan Internasional umumnya dirayakan secara berbeda di berbagai negara. Afghanistan, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kambija, Kuba, Turkmenistan, Uganda, Ukraina hingga Vietnam menjadikan tanggal 8 Maret sebagai hari libur nasional. Sementara di China dan Nepal, hari libur ini dipersembahkan hanya untuk perempuan. Sejumlah negara lain merayakan Hari Perempuan Internasional selayaknya Hari Ibu, dengan memberikan hadiah kepada ibu, kekasih atau kakak/adik perempuan seikat bunga atau hadiah lainnya. (www. Detik.Com)

Kapitalisme, Biang Masalah

Perempuan memiliki posisi spesial dalam kehidupan baik di ranah keluarga hingga pemerintahan. Namun, seiring perkembangan zaman di era kapitalisme-liberalisme perempuan terus menuntut hak-hak mereka dalam kehidupan. Kecenderungan terhadap kehidupan dunia yang berorientasi pada materi menjadikan mereka kehilangan akal bahkan harga dirinya. Pasalnya demi tuntutan kehidupan ia rela banting tulang demi mencari uang entah untuk memenuhi kebutuhan ataukah keinginan semata. Gaya hidup bebas menjadikan mereka mau tidak mau melakukan apapun untuk mendapatkan penghasilan besar.

Pada akhirnya menimbulkan berbagai macam tindak kejahatan terhadap perempuan, mulai dari kekerasan, pelecehan dan sebagainya. Dan tak jarang mereka pun ikut-ikutan dalam tindak kriminal seperti pencurian, pembunuhan dan pelacuran bahkan penggunaan narkoba dan meminum miras. Karena akal mereka yang telah tertutup oleh uang dan gemerlip kemewahan dunia, menjadikan mereka tak takut menghalalkan apapun demi keinginan semu. Sehingga di era demokrasi kini dibawah payung Hak Asasi Manusia dan yang terkhusus tentang Pemberdayaan Perempuan, mereka berlindung demi mendapatkan keamanan atas ganasnya dunia sekarang. Sebab, perempuan menjadi target utama dalam kehidupan dunia sekarang.

Mereka membuat kelompok, yaitu Feminisme dengan mengusung kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan pun bebas untuk melakukan pekerjaan apa saja yang ia inginkan dengan penghasilan yang setara dengan laki-laki. Bebas bertindak sesuka hati mereka dengan dalih tidak merugikan. Bahkan mereka mencoba untuk mengajukan rancangan undang-undang tentang pelaku kekerasan social, yang mana secara tidak langsung membahas tentang kebebasan atas tubuh yang dimiliki dan bebas melakukan apapun tanpa ada paksaan. Jika merasa terancam akan dimasukan sebagai pelanggaran.

Hal ini membuktikan pemaham yang sangat jauh terbelakang, seharusnya mereka menjadi sekolah bagi anaknya yang menciptakan generasi gemilang sang penerus peradaban. Akan tetapi, demi kebahagian semu mereka meninggalkan tugasnya baik sebagai anak ataukah ibu begitupun istri. Sehingga sering terjadi kekerasan padanya, lantaran kebebasan yang telah membudaya pada dirinya. “balance for better” merupakan perwujudan yang sangat diinginkan bagi kaum perempuan dimana mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk berada dalam dunia politik dan urusan Negara, dunia pekerja, perlindungan dan kenyamanan, bebas berkarya dan berekspresi, melanjutkan pendidikan serta kesetaraan bagi sesama perempuan.

Kapitalisme mendefinisikan keberdayaan perempuan dari aspek materi. Padahal targetnya ialah menjadikan perempuan sebagai faktor produksi berharga murah sekaligus menjadi target pasar produksi yang dimanfaatkan sebagai pengokoh hegemoni kapitalisme. Dengan mengekploitasi mereka untuk merusak pemikiran umat manusia agar mindset hidupnya hanya berpatokan pada kesenangan saja. Makanya wajarlah, jika dalam sistem kapitalisme saat ini perempuan menjadi dominan baik di dalam maupun diluar ruangan dengan pakaian serba mini. Perlindungan dan keamanan yang di mimpikan kaum perempuan hanyalah sebuah bualan semata, karena akar persoalannya ada pada berbagai macam kebebasan yang di tawarkan, mulai dari kepemilikan, agama, pendapat dan ekspresi. Sehingga aturan hanya sekedar tulisan biasa yang mana di gunakan tatkala uang tidak digunakan untuk mengendalikan.

Hanya Islam Solusinya

Islam memandang kasus yang terjadi pada perempuan saat ini tidak dapat diselesaikan dengan uang saja. Melainkan, mengembalikan semua pada akidah lurus yang menjadi poros hidupnya, yang mana segala perbuatan yang dilakukan berdasar pada Perintah-Nya bukan kemauan semata saja. Dan memahami bahwa sumber kebahagian muncul tatkala Allah SWT meridhoi-Nya. Dan juga Islam mendefinisikan perempuan berdaya yaitu dengan mengoptimalisasi peran dan fungsinya sebagai ummu wa rabbatul bayt dan ummu ajyal (ibu generasi) serta pengokoh peradaban islam cemerlang penebar rahmat bagi seluruh alam.

Dahalu sebelum Islam hadir perempuan menjadi sangat hina dan karena kehadiran Islam ditengah umat menjadikan ia (kaum perempuan) menjadi mulia dan bahkan Islam menetapkan kesejajaran derajat laki-laki dan perempuan pada ketaatan mereka terhadap aturan Allah, bukan pada bentuk fungsi dan peran. Sehingga yang mereka lakukan bukan hanya menebar kebathilan melainkan kebenaran yang datangnya dari pencipta. Tunduk pada apa-apa saja yang di perintah dan di larang-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam Kitab-Nya dan di contohkan oleh Rasulullah SAW sang suri tauladan baik pola fikir dan sikapnya.

Alhasil semua itu bisa optimal jika syariah kaffah ditegakkan menggantikan sistem aturan sekarang. Sehingga, wajib Kaum Muslimah untuk terlibat dalam penegakkan Islam kaffah, agar kebathilan segera musnah dan peran Perempuan dalam membina generasi gemilang dapat dilakukan secara sempurna, serta hak-hak mereka sebagai seoran anak, istri, dan ibu pun dapat terpenuhi atas aturan yang benar dan tidak berlebihan.  Wallahu a’lam

PENGIRIM: Masitah (Anggota Smart With Islam Kolaka)

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar