Warna warni kehidupan remaja yang tak dilandasi dengan qiyadah fikriyah islam,tentu akan menghasilkan kehidupan yang serba bebas. Kebebasan yabg dituntun mengikuti hawa nafsu membawa kehidupan remaja saat ini sangat jauh dari ajaran islam.
Baru-baru ini, di kota Kendari sempat dihebohkan dengan tertangkapnya beberapa siswa di salah satu Sekolah Menengah Pertama. Dilansir dari media online Sultrakini.com, 21/10/19. Lima siswa SMP yang diduga memiliki barang mencurigakan mirip tembakau gorila, peristiwa ini kemudian diamankan oleh Personel Koramil 1417-10 Kota Kendari.
Berdasarkan penelusuran sultrakini.com, pengamanan para siswa berawal dari seorang siswa berinisial I yang kedapatan memiliki lintingan tembakau dari dalam tasnya oleh satpam sekolah. Karena merasa curiga siswa yang bersangkutan diamankan pihak sekolah bersama beberapa rekannya dan diserahkan ke pihak Koramil.
Dalam keterangannya, Komandan Koramil kota Kendari Mayor Hadi Prayitno di Koramil 1417-10 Kendari menuturkan, ” Satpam sekolah mendapati siswa I saat setelah jam istirahat memiliki lintingan yang diduga mirip tembakau gorila diatasnya. Kemudian guru datang dan melapor ke Koramil “.
Permasalahan yang mengintai remaja saat ini tentu tak terlepas dari peranan orang tua serta asupan pendidikan yang diberikan sekolah. Bagaimana akhlak seorang anak tentu bagaimana pula didikan yang diberikan oleh orang tua. Begitu halnya basis dari pendidikan kita saat yang mengacu pada kurikulum sekuler.
Sehingga penyebab yang menjadikan seorang anak bebas bertindak tanpa landasan islam diantaranya; pertama, orang tua terlalu memberikan kebebasan kepada anak dalam setiap aktivitas tanpa dibarengi ilmu agama. Kedua, orang tua kadang kala lalai terhadap setiap aktivitas anak tanpa mengontrol apakah si anak bertindak tanpa melanggar hukum syara atau tidak. Ketiga, sekolah hanya mencetak generasi sukses tanpa dibarengi dengan perbaikan aqidah. Walhasil banyak kita dapati remaja yang tak tanggung-tanggung melakukan seks bebas, narkoba, miras dan tawuran. Keempat, ketiadaan negara sebagai pelindung namun justru hadir sebagai fasilitator penyedia konten-konten yang gampang ditelusuri oleh generasi remaja saat ini.
Dari permasalahan ini pula tentu ada hal- hal yang lebih urgent yang patut kita kritisi. Sebagaimana sebuah permasalahan muncul tentu ada akar masalah yang mempengaruhinya. Kebebasan bertindak dan berekspresi yang dilakukan remaja saat ini yang merupakan hasil dari penerapan demokrasi sekulerisme. Adanya pemisahan agama dari kehidupan inilah yang menggilas generasi yang merupakan agent of the change menjadi ‘monster’ penghancur bangsa.
Dalam menyikapi permasalahan ini, tentu tak hanya sekedar memberikan ketegasan kepada si anak. Tetapi untuk merubah dan memberantas prilaku bebas si anak pertama dimulai dari orang tua, sekolah dan negara. Dalam hal ini islam pun hadir sebagai agama yang memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang mengintai generasi remaja harapan bangsa.
Pertama, dimulai dari orang tua yang sejatinya sebagai sekolah utama bagi anak-anaknya. Tentut tugas orang tua seyogyanya mendidik anaknya dengan melalui dua perbaikan yaitu perbaikan aqliyah dan nafsiyah sang anak. Hal ini guna membentuk kepribadian anak agar sesuai dengan kepribadian Islam.
Kedua, sekolah seharusnya memberikan pendidikan islam terutama yang berkaitan dengan perbaikan akhlak. Jika sekolah-sekolah saat ini mulai merubah kurikulum dengan berbasis islami maka potensi dan karakter anak-anak mampu dibentuk sesuai dengan tuntunan syariah.
Ketiga, pemerintah/negara hadir sebagai peranan penting dalam membangun generasi pembawa perubahan bagi bangsa dan agama yaitu dengan memberantaskonten-konten yang merusak generasi remaja seperti pornografi, penyediaan obat-obatan terlarang, miras dan sebagainya.
Oleh sebab itu untuk membendung adanya liberalisasi dikalangan remaja, maka penting bagi negara untuk menerapkan islam secara kaffah yang tak lain adalahuntuk menjaga serta melindungi generasi remaja dinegri ini. Sebab remaja atau pemuda didalam islam digambarkan sebagai sosok pejuang, yang tak hanya mampu memperjuangkan bangsa tetapi juga agama.
Hasan Al- Banna mengungkapkan betapa pentingnya peran pemuda bagi perjuangan kebangkitan islam. beliau mengungkapkan bahwa pemuda adalah pilar kebangkitan yang mempunyai tanggung jawab, kewajiban, dan amanah untuk membina umat. Untuk mengemban tersebut, beliau menjelaskan apa saja yang harusdimiliki oleh seorang pemuda. Beberapa di antaranya ialah: pemikiran panjang, banyak beramal, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penyelamat,dan mampu untuk menunaikan hak-hak umat. Wallahu A’lam Bishshowab.
HAMSINA HALISI ALFATIH