Manado-alexander Warupangkey (54) Guru SMK Lentus Manado, Sulut. Ternyata lebih dulu dikroyok sebelum ditikam hingga tewas oleh muridnya. Pelaku pengeroyokan sudah ditangkap polisi.
“Dari hasil pemeriksaan 6 saksi yang saat kejadian ada di TKP ( Tempat kejadian perkara) kepolisian akhirnya menetapkan satu tersangka baru yakni OU (17) yang ikut mengeroyok korban ketika pelaku FL melakukanaksi penikaman”. Ujar kapolresta Manado. Kombes Benny Bawensel saat dimintai konfirmasi sabtu (26/10/2019).
OU ditangkap polisi pada Jumat (25/10) dirumahnya Desa Koka Mapanget Barat. OU merupakan pelajar di SMK Lentus. Rencananya polisi akan menggelar rekontruksi ulang kasus penikaman guru SMK di Manado. Kondisi Psikologis kedua tersangka juga akan diperiksa .
“Pemeriksaan Psikologis penting untuk menilai bagaimana psikologi anak, agar penyidik dapat gambaran jelas terkait kondisi anak”, imbuh Benny.
Alexander tewas dalam penanganan medis setelah ditikam muridnya berinisial F yang tak terima ditegur karena merokok dilingkungan sekolah, korban dibawa ke RS Angkatan Udara dan sempat dirujuk ke RS Malalayang Manado dan dinyatakan meninggal dunia.
Bagai fenomena gunung es, kasus yang muncul hanyalah sebagian kecil dari fakta kerusakan moral yang sesungguhnya. Meski pahit, harus diakui bahwa pendidikan di Indonesia telah gagal menghasilkan generasi cerdas berkeperibadian Islam.
Kasus siswa lakukan kekerasan terhadap guru adalah kasus berulang dalam sistem pendidikan sekuler saat ini. Terus berulang dan tak akan ada habisnya selama sistem yang dianut masih sistem sekuler.
Kita melihat bahwa pendidikan di Negeri ini sangat jauh dari yang diharapkan, bahkan jauh tertinggal dengan Negara-negara lain. Hal ini dapat dilihat dari :
Pertama : paradigma pendidikan Nasional yang sekuler materialistik sehingga tidak menghasilkan manusia yang berkualitas ( pribadi dan keahliannya).
Kedua : semakin mahalnya biaya pendidikan.Ketiga: rendahnya kualitas SDM yang dihasilakn.
Pendidikan yang sekuler ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan tsaqofah Islam. Berapa banyak lulusan pendidikan umum yang tetap saja “buta agama” dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya mereka yang belajar dilingkungan pendidilkan agama memang menguasai tsaqofah Islam dan secara relative sisi kepribadiannya tergarap baik. Akan tetapi, disisi lain ia buta terhadap perkembangan sains dan teknologi. Akhirnya sektor “ modern (industri manufaktur perdagangan dan jasa ) diisi oleh orang-orang yang relatif awam terhadap agama karena orang-orang yang mengerti agama tekumpul didunianya sendiri (madrasah,dosen,/guru agama, Depag) tidak mampu terjun disektor modern.
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan.Sama halnya dengan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Bahkan, dalam institusi yang terkecil seperti keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Namun, bagaimana jadinya jika pendidikan yang dijalankan semakin rusak, hingga seseorang siswa pun berani menganiaya gurunya sendiri.
Pendidikan bermutu itu mahal, kalimat ini sering muncul untuk menggambarkan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk menyenyam angku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari tamn kanak-kanak (TK) hingga Perguruan tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Pendidikan Islam Bebas Biaya
Sistem pendidikan Islam didasarkan pada sebuah kesadaran bahwa setiap muslim wajib menuntut ilmu dan tidak boleh mengabaikannya. Negara wajib menyediakan pendidikan bebas biaya kepada warga Negaranya, baik muslim maupun non muslim. Agar mereka bisa menjalankan kewajibannya atau memenuhi kebutuhan primer mereka. Negara menyediakan pendidikan secara gratis bagi setiap warga Negaranya bik yang fakir miskin maupun yang kaya. Uang yang dikeluarkan Negara dari Baitul mal untuk menggaji guru yang mengajjari anak-anak fakir miskin saja. Tetapi untuk menggaji semua nak tanpa memandang ia miskin atau kaya.
Pendidikan islam adalah upaya sadar yang terstruktur terprogram dan sistematis. Yang bertujuan mengembangkan manusia yang Berkepribadian Islam, menguasai tsaqofah islam, menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi-seni) yang memadai yang selalu menyelesaikan masalah kehidupan sesuai dengan syariat Islam. Sistem pendidikan Islam akan melahirkan generasi yang shalih dan muhlis, yang baik dan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat . sistem pendidikan Islam tidak akan mendzalimi Non-muslim karena mereka tetap akan diperbolehkan mengajarkan agama mereka kepada anak-anak mereka. Warga Negara non-muslim juga akan mendapatkan pendidikan bebas biaya yang membuat mereka menguasai ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam kehidupan, dengan kualitas yang sama seperti yang didapatkan oleh warga Negara yang muslim. Wallahualam bisshawab.
DEWI AFRILLIA