Festival Wakatobi Wonderful and Expo (Wave) 2019 resmi ditabu oleh Deputi Kemenpar bidang Pengembangan dan Pemasaran, Risky Handayani. Bupati Wakatobi Arhawi dan Asisten II Pemprov Sultra Suharno, dimarina togo mowondu, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin (11/11/2019).
Pelaksanaan festival Wave yang telah masuk sebagai iven kalender pariwsata itu merupakan keenam kalinya dilaksanakan Pemerintah daerah Wakatobi. Kendati iven tahunan itu menjadi perhatian pemerintah pusat melalui kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif. Iven festival itu akan berlangsung 11-13 November.
Proses pembukaan dilangsungkan dengan arak-arakan pawai karnaval busana maritim, yang menampilkan jenis biota laut, dengan paduan ciri khas tenun sarung leja adat. Ratusan pasukan pawai terdiri dari perwakilan instansi daerah dan BUMD/BUMN. Barisan anak sekolah TK, SD hingga tingkat mahasiswa yang jadikan acara makin semarak.
Tak hanya itu, suguhan tari kolosal dari empat pulau menjadi momentum menghilang rasa dahaga ribuan pengunjung tatkala matahari terbenam. Yakni Tari Lengko dari Pulau Wangi-Wangi, Lariangi asal Pulau Kaledupa dan tari Sajo Moane menjadi warisan tari Pulau Tomia serta Balumpa asal Binongko. Sebelumnya, pengunjung disuguhkan barisan konsoda’a dan perahu hias.
Risky Handayani mengatakan, iven Wakatobi Wonderful Festival and Expo 2019 sangat menarik untuk ditonton bagi wisatawan. Teruntuk terhadap penampilan atraksi budaya lokal pada empat pulau (Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko) yang mampu mencuri perhatian.
“Saya pikir ini sudah sangat bagus sekali ya dan menarik untuk ditonton bagi wisatawan, bukan hanya lokal tapi juga wisatawan mancanegara,” ucapnya.
Kendatinya, ia memberikan saran bagi Pemda Wakatobi agar pada pelaksanaan iven yang serupa nanti untuk dapat diperhatikan beberapa hal. Diantaranya, soal durasi pawai dan koreografer agar lebih dimantapkan kedepan.
“Bagi saya iven ini kan untuk ditonton, sehingga tadi saya sudah bicara ke pak bupati, aggak sayang terlalu panjang di pawai. Tarian tadi bagus sekali. Dan saya juga terus terang saya terkesimak para peserta pawai yang memakai sarung,” ungkapnya.
Bupati Wakatobi Arhawi mengatakan, proses iven festival Wakatobi Wave merupakan puncak perayaan festival yang dilakukan pemerintah daerah diempat pulau. Masing-masing, pulau Wangi-wangi dengan festival benteng tindoi maleko. Pulau Kaledupa, festival Bharata Kahedupa. Demikian pula dengan pulau Tomia dan Binongko.
“Nah, dalam iven Wakatobi Wonderful and expo ini masing-masing pulau unjuk keterampilan menampilkan khasananya masing-masing. Seperti kita saksikan tadi, masyarakat Binongko menampilkan dengan ciri khas sebagai pengrajin parang, begitu pula dengan masyarakat pulau lainnya,” ujarnya.
Seyogyanya, lanjut dia, konsep maritim yang menjadi misi Pemda Wakatobi saat ini sebagaimana di cita-citakan adalah bagaimana mengerakkan tiga unsur penting, yang dimiliki pulau ini. Dimana tiga unsur itu yakni perdagangan, hasil laut perikanan dan kekayaan biota laut.
“Selamat datang ibu deputi I serta sejumlah rombongan yang tidak bisa saya sebut satu persatu. Kami berharap pemerintah pusat akan terus memberi dukungan dan sport bagi pengembangan pariwisata di Wakatobi,” haturnya.
Ketua Panitia Wave, Sekda Wakatobi Jumadin, menyebut rangkaian karnaval merupakan agenda yang menyatuhkan masyarakat dari empat pulau besar yang ada di Wakatobi dimana turut dimeriahkan diaspora masyarakat perantau asal Wakatobi.
“Ada sebanyak 8000 ribu yang ikut menyaksikan acara pengelaran iven Wakatobi Wave ini, ada juga masyarakat Kota Baubau dan Buton yang ikut mengambil bagian dari iven ini,” ucapnya.
RUSDIN