Sanitasi Lingkungan Terseret Arus Kapitalisme

Sanitasi Lingkungan Terseret Arus Kapitalisme
Salah satu sungai yang sudah tercemar oleh limbah.

Lingkungan bersih merupakan dambaan semua orang. Namun tidak mudah untuk menciptakan lingkungan bersih dan rapi sehingga nyaman untuk dilihat, perlu adanya kerjasama yang baik antara masyarakat sekitar dan pemerintah. Lingkungan dengan  kondisi bersih yang bebas dari timbunan sampah juga akan terhindar dari bencana banjir pada musim hujan.

Saat ini musim hujan telah datang, daerah-daerah yang biasa tergenang banjir ketika musim hujan harus siap-siap membersihkan lingkungan di sekitar rumah dan sungai dari tumpukan sampah yang akan menghambat aliran air dan dapat mengkibatkan terjadinya banjir. Melihat timbunan sampah di sungai Cikeruh, satgas Citarum Harum kerja marathon dua hari, sampah di sungai Cikeruh Kabupaten Bandung berkurang. Sebagaimana dilansir dari pikiranrakyat.com, hanya dalam dua hari, gunungan sampah di pintu air Sungai Cikeruh, di Kampung Sukarame, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung secara signifikan berkurang.

Iklan Pemkot Baubau

Komandan Sektor 21Satgas CitarumHarum,Kolonel (Inf) Yusep Sudrajat membenarkan hal tersebut. Menurut Yusep proses membutuhkan waktu yang cukup lama karena selain sampah, ada sedimentasi di sungai tersebut.”Sampah yang harus diangkut mencapai 110 ton dan merupakan sampah lama yang tercampur sedimentasi. Sungai ini pun merupakan sungai mati dan sudah hampir 3 tahun tidak digunakan. Kondisi ini disebabkan  sedang dilaksanakan pengerjaan proyek normalisasi sungai oleh BBWS melalui kontraktor PT Karunia Guna Inti Semesta,” ungkap beliau ketika ditemui di sungai tersebut. Meski demikian Sektor 21 akan lakukan pengawasan dan membantu pembersihan. Pada pembersihan dilokasi ini, Satgas Citarum Harum menggunakan 2 alat berat yaitu excavator.

Meski sampah di Sungai Citarum dan anak-anak sungainya sudah berkurang jauh, namun diakui bahwa terdapat beberapa daerah yang perilaku masyarakatnya masih belum baik. Terutama saat membuang sampah, mereka biasanya membuang sampah di atas sungai yang ada jembatannya.

Banyak peringatan yang telah dibuat agar masyarakat tidak membuang sampah di sembarang tempat. Karena sampah yang berserakan mengganggu kenyamanan lingkungan. Lingkunganmenjadi kotordan menjijikkan, bau tak sedap tercium menyengat. Berbagai macam penyakit mengancam, Keindahan lingkungan pun menjadi rusak.

Penanganan sampah dan kebersihan masih menjadi masalah yang perlu  perhatian serius di negara  ini. Dilihat dari lingkungan sekitar yang masih jauh sekali dari kata “bersih”. Banyaknya sampah berserakan dimana-mana, lalat serta bau busuk mewarnai kotornya lingkungan ditambah pula bencana alam yang biasa menyertainya seperti banjir.

Meskipun secara teknis penanganan lingkungan sudah dibantu dengan adanya petugas kebersihan, bukan berarti kita bisa berlepas tangan begitusajaatau tidak peduli dengan masih membuang sampah sembarangan. Harus ada kerja sama yang baik antara individu, masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi masalah sampah.

Permasalahan sampah harus ditangani secara serius dan terus-menerus. Tidak saling mengandalkan satu sama yang lain, mulai dari masyarakat di lingkungan rumah, rt, rw, sekolah, rumah sakit dan sebagainya.sekitar.Pemerintah daerah maupun pusat harus bahu membahu mengatasi masalah ssmpah agar tidak berlarut-larut. Namun  saat ini, ketika aturan yang diterapkanadalah sistem kapitalis sekuler makamengatasi masalah sampah hanya bersifat parsial, berulang dan tidak solutif. Ketika terjadi bencana banjir baru ada kegiatan bersih-bersih. Masyarakat pun belum ada kesadaran mengelola sampah, karena pedoman umum yang ada adalah sampah harus dibuang. Padahal, seharusnya tiap rumah tangga memilah sampahnya sebelum membuang. Sampah organik dan non organik harusnya di pisahkan.

Sebagian besar sampah di Indonesia, berakhir di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Saat ini model penanganan sampah semacam itu tak bisa lagi dilakukan. TPA di Indonesia belum standar dengan sanitary landfill atau sistem pengelolaan sampah dengan cara membuang sampah di lokasi cekung, memadatkan dan kemudian menimbunnya dengan tanah. Yang terjadi di Indonesia, kebanyakan masih berupa sistem open dumping atau dibuang begitu sajadi TPA sehingga sampahnya menggunung dan rawan longsor.

Seperti ini lah kenyataannya ketika kehidupan manusia diatur oleh perundang-undangan kapitalis sekuler buatan manusia. Yang hanya mementingkan kepentingan sendiri dan kelompoknya. Jika tidak ada keuntungan dan tidak ada manfaat yang bisa diambil oleh kelompoknya tidak ambil. Meskipun ada upaya untuk menyelesaikan masalah kebersihan lingkungan akan tetapi tidak sampai tuntas.

Seandainya pemerintah serius menangani masalah penumpukan sampah ini, maka permasalahan ini bisa teratasi dalam waktu yang singkat. Apa yang dilakukan oleh satgas mampu menyelesaikan gundukan sampah yang menghambat aliran sungai hanya dengan waktu dua hari saja, menjadi contoh baik bahwa dengan keseriusan penanganan, maka tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.

Islam sangat memperhatikan kebersihan. Bahkan sudah menjadi keyakinan yang terus dipeluk, bahwa”kebersihan sebagian dari iman.” Ini menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara iman dan prinsip hidup bersih. Seharusnya, seorang Muslim menjaga kebersihan dirinya, pakaiannya, dan lingkungan.

Seharusnya di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim seperti Indonesia ini, kebersihan telah menjadi hal utama. Bagian dari aqidah Islam dan hal penting dalam penyelenggaraan ibadah. Mahdhah atau ghair mahdhah..

Dalam Islam, pengelolaan sampah terbagi dalam 3 (tiga) kerangka besar yaitu : Pertama, individual. Dalam kerangka individual, Islam mendorong kesadaran individu terhadap kebersihan hingga pada level yang prinsipil yakni keimanan terhadap surga dan neraka. Pemahaman tentang kebersihan ini mengarahkan individu untuk tidak terjebak pada pola hidup yang konsumtif, pemilahan sampah, dan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri.

Kedua, Komunal. Pada kondisi tertentu, individu memiliki keterbatasan untuk mengendalikan sampah. Karena itu, peran masyarakat secara komunal sangatlah diperlukan. Seperti yang dikatakan oleh bagida Rasulullah saw.

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. (HR. Tirmidzi).

Ketiga, Pemerintah. Sejarah Kekhilafahan Islam telah mencatat pengelolaan sampah sejak abad 9sampai 10 M. Pada masa bani Umayyah, jalan-jalan di Kota Cordoba bersih dari sampah karena ada mekanisme membuang sampah di perkotaan yang idenya dibangun oleh Qusta ibn Luqa, ar-Razzi, Ibn al-Jazzar dan al-Masihi.

Islam menghendaki kehidupan yang terurus dengan baik oleh individu, masyarakat dan terutama pemerintah, Oleh karena itu, marilah kita sadari betapa pentingnya arti kebersihan itu, sehingga kita dapat menjadi cerminan bagaimana seharusnya seorang Muslim menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Semoga nantinya kita mampu mengaplikasikan perintah agama yang menginginkan umatnya untuk peduli terhadap kebersihan diri serta lingkungan, dan semua  pihak akan bersinergi ketika kita mau memulai dari diri sendiri serta mampu menularkannya terhadap orang lain. Jika kembali pada bagaimana pengaturan Islam dalam kehidupan, maka akan kita temui banyak kebaikan dan keberkahan. Untuk itu penting bagi umat Islam untuk kembali menghukumi seluruh aspek kehidupannya sesuai dengan hukum Allah Swt. Agar seluruh permasalahan yang dialami umat Islam saat ini mampu tersolusikan dengan tuntas.

Wallahua’lambiash-shawab

Oleh : Anita Korilina (Ibu rumah tangga)