Southeast Sulawesi Tourism Needs To Be Packaged
LA ODE Ahmad Pidana Balombo adalah Sekda baru Provinsi Sultra. Dia masih berstatus Pj (pejabat). Tapi banyak dari kalangan birokrasi setempat menilai dia cocok dipromosikan menjadi sekretaris provinsi definitif. Alasannya, dia cerdas, berwawasan dan kreatif.
LA ODE Ahmad Pidana Balombo is the new Secretary of the Southeast Sulawesi Province. He is still a Pj (official) status. But many from the local bureaucracy found him suitable to be promoted to the definitive provincial secretary. The reason, he is smart, insightful and creative.
Sejak bekerja sebagai PNS (sekarang ASN, Aparatur Sipili Negara), dia mengabdi di Kementerian Dalam Negeri. Ketika ditugaskan ke Kendari untuk menjadi Pj Sekda Provinsi Sultra, dia menduduki jabatan eselon II di kementerian tersebut.
Since working as a civil servant (now ASN, State Civil Apparatus), he has served in the Ministry of the Interior. When he was assigned to Kendari to become Acting Secretary of the Southeast Sulawesi Province, he assumed the echelon II position at the ministry.
Jabatan Sekda Prov Sultra vakum setelah Lukman Abunas mencalonkan diri dan terpilih sebagai Wakil Gubernur Sultra mendampingi Ali Mazi. Kevakuman itu telah berlangsung lebih setahun yang lalu. Sebelum Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengirim Ahmad, beberapa pejabat provinsi telah mengisi kecakuman itu dengan status pelaksana tugas (Plt).
The position of Regional Secretary of Southeast Sulawesi Province was vacated after Lukman Abunas ran for office and was elected Deputy Governor of Southeast Sulawesi to accompany Ali Mazi. The vacuum lasted more than a year ago. Before the Minister of the Interior Tito Karnavian sent Ahmad, several provincial officials had filled the discourse with the status of the executor of duty (Acting).
La Ode Ahmad memang kreatif. Belum sebulan menjabat, dia menggagas pertemuan berkala dengan seluruh kepala OPD Sultra. Pertemuan yang kemudian disebutnya ngobrol kinerja (Ngoki) bertujuan memantapkan koordinasi dan penyatuan visi para kepala OPD terhadap setiap program pembangunan Provinsi Sultra.
La Ode Ahmad is indeed creative. Not yet a month in office, he initiated a periodic meeting with all heads of Southeast Sulawesi OPD. The meeting which he later called a performance chat (Ngoki) aimed at strengthening coordination and uniting the vision of the heads of the OPD towards each of the development programs of the Southeast Sulawesi Province.
Dia ingin agar kepala OPD tidak sibuk sendiri dengan urusan masing-masing tetapi harus bersinergi dengan OPD yang lain. Masing-masing OPD berkontribusi terhadap program satu dengan yang lain.
He wants the head of the OPD not to busy himself with each other’s affairs but must work together with other OPDs. Each OPD contributes to one another’s program.
Acara Ngoki diadakan secara bergilir oleh dinas/lembaga yang dulu disebut SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), dan terakhir berubah menjadi OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Di forum tersebut setiap kepala OPD mengemukakan pandangan dan kontribusi OPD-nya terhadap suatu program dari topik bahasan yang disepakati sebelumnya.
The Ngoki event is held in rotation by the office / institution that was formerly called the Regional Work Unit (SKPD), and finally changed to OPD (Regional Apparatus Organization). At the forum each OPD head expressed his views and contribution to the program of a topic discussed previously agreed upon.
Permasalahan yang dihadapi OPD dalam pelaksanaan programnya, bisa juga di-sharing di forum ini. Agar OPD lain terutama yang terkait dapat memberikan kontribusi dukungan atau peran konkret untuk mengatasi kendala yang dihadapi OPD bersangkutan.
Problems faced by OPD in the implementation of the program, can also be shared in this forum. So that other DPOs especially those related can contribute to support or a concrete role to overcome obstacles faced by the DPO concerned.
Acara Ngoki digelar dalam suasana santai, rileks. Ngoki pertama diadakan di sebuah rumah kopi di Kendari. Dan Ngoki kedua, Senin 6 Januari 2020 bertempat di kantor Dinas Perhubungan Sultra, dengan topik pariwisata.
The Ngoki event was held in a relaxed, relaxed atmosphere. The first Ngoki was held at a coffee house in Kendari. And the second Ngoki, Monday, January 6, 2020, took place at the Southeast Sulawesi Transportation Office, with the topic of tourism.
Ketika membuka acara sebagai tuan rumah, Kadis Perhubungan Sultra Hado Hasina mengatakan, pembangunan infrastruktur transportasi sangat terkait dengan peningkatan aksesibilitas dan konektivitas destinasi wisata. Pembangunan sektor ini juga merupakan upaya menciptakan pelayanan transportasi yang lancar dan nyaman untuk menjamin kecepatan dan efisiensi mobilitas orang dan barang.
Dalam rangka itu Dinas Perhubungan Sultra membangun terminal tipe B di 17 kota dalam Provinsi Sultra. Saat ini telah direalisasikan pembangunan 14 terminal tipe B. “Dari sini bisa menghasilkan pendapatan asli daerah sekitar tiga miliar setahun”, katanya sambil memandang ke arah Sekda Prov Sultra La Ode Ahmad. Hado seolah ingin meyakinkan Sekda Prov Sultra tersebut bahwa program dan kegiatannya selama ini tidak sia-sia. Tapi menghasilkan uang untuk mengisi kas Pemprov Sultra.
In this context the Southeast Sulawesi Transportation Agency built type B terminals in 17 cities in the Southeast Sulawesi Province. At present, the construction of 14 type B terminals has been realized. “From here, it can generate regional revenues of around three billion a year,” he said, looking at the regional secretary of the Province of South Sulawesi La Ode Ahmad. Hado seemed to want to convince the Regional Secretary of the Southeast Sulawesi Province that his programs and activities had not been in vain. But making money to replenish the Southeast Sulawesi Provincial treasury.
Selain terminal tipe B, terminal tipe A di ibu kota provinsi kini juga tengah disiapkan. Terminal tua di Puwatu akan dibangun agar memenuhi syarat sebagai terminal tipe A. Pembangunannya ditangani langsung Kementerian Perhubungan.
In addition to the type B terminal, the type A terminal in the provincial capital is now also being prepared. The old terminal in Puwatu will be built to meet the requirements as a type A terminal. The construction is handled directly by the Ministry of Transportation.
Infrastruktur transportasi seperti pelabuhan, pelabuhan penyeberangan kapal feri, bandara, terminal dan jaringan jalan saat ini dianggap makin memadai untuk menunjang konektivitas destinsi wisata di Sultra.
Transportation infrastructure such as ports, ferry crossings, airports, terminals and road networks are now considered to be more adequate to support connectivity in Southeast Sulawesi.
Kebijakan Gubernur Ali Mazi membangun jalan poros Kendari-Toronipa akan sangat menunjang konektivitas obyek-obyek wisata di Kendari sebagai salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN). Ada 4 KPPN di Sultra sesuai PP No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPARNAS).
Governor Ali Mazi’s policy to build the Kendari-Toronipa axis road will greatly support the connectivity of tourist attractions in Kendari as one of the National Tourism Development Areas (KPPN). There are 4 KPPNs in Southeast Sulawesi according to PP No. 50 of 2011 concerning the National Tourism Development Master Plan (RIPARNAS).
Tiga KPPN lainnya adalah Kota Baubau dan sekitarnya, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohae di Bombana serta Kolaka dan sekitarnya.
The other three KPPNs are Baubau City and its surroundings, Rawa Aopa Watumohae National Park in Bombana and Kolaka and its surroundings.
Selain itu Sultra punya “Bali Baru” dalam program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yaitu Taman Laut Wakatobi. Pemerintah pusat akan membangun aksesibilitas dan fasilitas di lokasi KSPN, termasuk Wakatobi.
In addition Sultra has a “New Bali” in the National Tourism Strategic Area (KSPN) program, namely the Wakatobi Marine Park. The central government will build accessibility and facilities at KSPN locations, including Wakatobi.
Akan tetapi, KSPN Wakatobi kini berjalan di tempat karena Pemkab Wakatobi kurang sigap merespons kebijakan pemerintah pusat tersebut. Pemkab Wakatobi belum menetapkan opsi apakah KSPN itu akan dikelola Badan Otorita Pariwisata (BOP) atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Ihwal tersebut membuat pemerintah pusat belum dapat berbuat banyak untuk Wakatobi.
However, the Wakatobi KSPN is now running in place because the Wakatobi Regency Government is not readily responsive to the central government’s policies. Wakatobi Regency Government has not set the option whether the KSPN will be managed by the Tourism Authority Agency (BOP) or Special Economic Zones (KEK). This made the central government unable to do much for Wakatobi.
Kendala lain, Pemkab Wakatobi belum dapat menyediakan lahan sekitar 200 hektar bagi pembangunan sarana prasarana. Ini juga merupakan syarat dari pemerintah pusat bagi pengembangan lebih lanjut kawasan pariwisata tersebut.
Another obstacle, the Wakatobi Regency Government has not been able to provide around 200 hectares of land for the construction of infrastructure. This is also a requirement of the central government for the further development of the tourism area.
Terkait hadirnya jalan poros Kendari-Toronipa, Kadis Perhubungan Sultra mengatakan, pihaknya akan menyiapkan pelabuhan kapal dan perahu bermotor di Toronipa untuk mengkases Pulau Labengki. Dari situ ke pulau wisata tersebut ditempuh kurang dari satu jam.
Related to the presence of the Kendari-Toronipa shaft road, the Head of the Southeast Sulawesi Transportation Office said it would prepare a motorized boat and boat port in Toronipa to access Labengki Island. From there to the tourist island taken less than an hour.
Kadis Pariwisata Sultra, Panca, saat giliran bicara mengangkat Pulau Bokori. Dia berharap agar pengoperasian pelabuhan khusus wisata ke Pulau Bokori di Desa Bajo Indah ditertibkan lagi. Sebab di sana ada oknum yang mengaku sebagai pengurus.
Head of Southeast Sulawesi Tourism Office, Panca, when it was his turn to raise Bokori Island. He hopes that the operation of a special port for tourism to Bokori Island in Bajo Indah Village will be disciplined again. Because there are individuals who claim to be administrators.
Menurut Panca, pengunjung pulau wisata itu makin meningkat, terutama pada hari libur. Pada hari libur Tahun Baru 2020, pengunjung mencapai 10.000 orang. Salah satu keunggulan Pulau Bokori adalah kedekatannya dengan ibu kota provinsi. Dari pelabuhan Bajo Indah dapat dijangkau dalam hitungan menit.
According to Panca, the tourist island tourism is increasing, especially on holidays. On the 2020 New Year holidays, visitors reached 10,000 people. One of the advantages of Bokori Island is its proximity to the provincial capital. From Bajo Indah port, you can reach it in minutes.
Panca juga mengemukakan, untuk memajukan pariwisata di Sultra Bandara Haluoleo harus ditingkatkan menjadi bandara internasional. Dengan demikian, turis dari Eropa, Amerika, dan Australia yang akan ke Wakatobi untuk olahraga diving, misalnya, dapat terbang langsung ke Kendari, ibu kota provinsi. Dari Kendari perjalanan ke Wakatobi dilanjutkan dengan pesawat lebih kecil.
Panca also said that to advance tourism in Southeast Sulawesi, Haluoleo Airport must be upgraded to an international airport. Thus, tourists from Europe, America and Australia who will go to Wakatobi for diving, for example, can fly directly to Kendari, the provincial capital. From Kendari the trip to Wakatobi was continued by a smaller plane.
Adapun Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Sultra, Tasman mengatakan pihaknya sangat mendukung pariwisata dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Dinas PMD kini masih menilai sekitar 2000 desa di Sultra yang bisa memenuhi syarat dijadikan desa wisata.
As for the Head of the Southeast Sulawesi Provincial Community Empowerment Office (PMD), Tasman said it strongly supports tourism in order to encourage economic growth. PMD is currently still assessing about 2000 villages in Southeast Sulawesi that can meet the requirements to become tourist villages.
Sekda Sultra La Ode Ahmad mengatakan, potensi pariwisata Sultra masih perlu dikemas (packaging) secara kreatif agar lebih menarik bagi wisatawan mancanegara maupun lokal. Dengan sistem packaging akan memudahkan pelaksanaan promosi.
Southeast Sulawesi Regional Secretary La Ode Ahmad said, the potential of Southeast Sulawesi tourism still needs to be packaged creatively to make it more attractive to foreign and domestic tourists. The packaging system will facilitate the implementation of promotions.
Dia menyebut Banyuwangi di Jawa Timur sebagai kabupaten paling maju di sektor pariwisata. “Banyuwangi menyelenggarakan festival 99 kali dalam setahun. Event ini mengundang banyak wisatawan”, tuturnya.
He called Banyuwangi in East Java as the most developed district in the tourism sector. “Banyuwangi holds a festival 99 times a year. This event invites many tourists, “he said.
Selain faktor packaging, kemajuan pariwisata Banyuwangi di ujung timur Jawa Timur juga didukung konektivitas dan aksesibilitas yang baik. Berbagai maskapai penerbangan, termasuk Garuda beroperasi ke Banyuwangi setiap hari.
In addition to the packaging factor, the advancement of Banyuwangi tourism in the eastern tip of East Java is also supported by good connectivity and accessibility. Various airlines, including Garuda, operate to Banyuwangi every day.
Kecuali melalui event festival, Sultra yang kaya dengan obyek-obyek wisata membutuhkan juga adanya pengemasan informasi tentang aksesibilitas, fasilitas dan daya tarik yang dimiliki obyek-obyek wisata tersebut.
Except through festival events, Southeast Sulawesi, which is rich in tourism objects, also requires packaging information about its accessibility, facilities and attractions.
Menurut Ahmad, untuk menuju destinasi wisata tersebut perlu ditunjang informasi yang akurat tentang penggunaan transportasi berikut harga penggunaan jasa transportasi. Pengemasan informasi tersebut dapat berupa iklan, booklet, famplet, atau media promosi lainnya.
According to Ahmad, to go to these tourist destinations, accurate information about transportation use and the price of using transportation services need to be supported. The information packaging can be in the form of advertisements, booklets, famplets, or other promotional media.
Dia menyebut pembukaan jalan Kendari-Toronipa dapat menciptakan obyek-obyek wisata baru bagi Kendari sebagai Kawasan Pengembangan Periwisata Nasional (KPPN). Morosi sebagai kawasan industri nikel kemungkinan bisa terakses dari jalan baru tersebut.
He called the opening of the Kendari-Toronipa road to create new tourist attractions for Kendari as the National Tourism Development Zone (KPPN). Morosi as a nickel industrial area is likely to be accessed from the new road.
Pulau Labengki di sebelah timur muara Sungai Lasolo, Kabupaten Konawe Utara, juga diangkat La Ode Ahmad. Menurut dia, keindahan alam pulau itu tak jauh beda dengan Raja Ampat di Papua Barat. Persoalannya, obyek wisata tersebut belum dikemas dalam suatu paket informasi yang lengkap dan dipublikasi secara luas untuk menarik lebih banyak turis datang ke sana.
Labengki Island in the east of the Lasolo River estuary, North Konawe Regency, was also appointed La Ode Ahmad. According to him, the natural beauty of the island is not much different from Raja Ampat in West Papua. The problem is, these attractions have not been packaged in a complete information package and are widely publicized to attract more tourists to come there.***
PENULIS: YAMIN INDAS
PUBLISHER: MAS’UD