New Normal Life! Wacana Kebijakan yang baru-baru ini pemerintah ke luarkan menyita banyak perhatian. Bagaimana tidak? ditengah belum pastinya berakhirnya pandemi Covid-19, pemerintah mulai mewacanakan kehidupan normal baru (new normal). Masyarakat diharapkan dapat segera melaksanakan aktivitas seperti biasa, tetapi dengan cara yang baru. Menurut Presiden Jokowi, pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat secara perlahan dapat berjalan normal.
Kehidupan yang berubah akibat pandemi merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, Jokowi menyatakan agar masyarakat harus dapat hidup berdampingan dengan Covid-19. Pertanyaan penting yang perlu disodorkan atas wacana ini, apakah kita semua di Indonesia telah siap menjalani kehidupan normal baru tersebut? Selain itu, hal apa yang perlu dimatangkan agar dapat kehidupan normal baru bisa dilaksanakan? Lantas bagaimana cara hidup berdampingan dengan covid-19 sedangkan makhluk tak kasat mata ini sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa, sangat lucu bukan kedengarannya.
Berdasarkan data dari hugus tugas percepatan penanganan Covid-19, pada (23/5) bertambah sebanyak 949 kasus. Sementara pada 21 Mei terjadi peningkatan kasus positif corona sebanyak 973. Jumlah ini merupakan angka kasus corona harian yang terjadi di Indonesia. Satu hari sebelumnya, kasusnya mencapai 693 orang. Total hingga 23 Mei tercatat 21.745 yang terkonfirmasi virus corona.
Berbagai konsekuensi yang akan muncul wajib dipikirkan secara matang. Pemerintah jangan hanya melihat dari satu sudut pandang saja (misalnya sudut pandang ekonomi agar perekonomian dan pendapatan masyarakat kembali stabil). Tidak ada yang tidak menginginkan corona segera hilang hingga kehidupan kembali normal. Kita semua ingin kembali bekerja di kantor, belajar di sekolah, berdagang di pasar, bercengkerama dengan kerabat, mengerjakan tugas akhir bagi mahasiswa akhir dan berbagai aktivitas lainnya. Sikap optimis pemerintah, yang berharap kurva corona sebentar lagi akan segera landai, juga bukan merupakan sikap yang salah. Mungkin itulah cara pemerintah memahami perkataan terkenal Napoleon Bonaparte: A leader is a dealer of hope.
Namun perlu pemerintahan perhatikan juga rakyat bukanlah mahkluk yang bodoh, soal optimis? masyarakat sangat tau itu bukanlah optimis melainkan pemerintah terkesan memaksa dikatakan berhasil menghadapi Covid-19 ini.
Kebijakan tersebut terus dihujani kritikan dari berbagai kalangan terutama pihak medis sebagai garda terdepan mengahadapi pandemic Covid-19 dan ini sangatlah wajar karena pihak medislah yang sangat tau perkembangan penyebaran setiap harinya. Peryataan salah satu Pakar Kesehatan Masyarakat, Hermawan Saputra mempertanyakan maksud wacana pemerintah yang akan menerapkan kebijakan new normal di tengah pandemi virus corona yang cenderung merangkak naik. Ia pun menilai kebijakan tersebut multi tafsir.
Kepentingan di Balik New Normal Life?
Kokohnya tekat kepentingan ini pemerintah memberlakukan aturan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang panduan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di perkantoran dan industri sebagai upaya mendukung keberlangsungan usaha di tengah pandemi. Agar dunia usaha dan industri tetap berjalan di tengah pandemi. Sebab, dengan pembatasan sampai meliburkan karyawan dengan waktu lama berpengaruh terhadap sektor ekonomi. Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti, menilai rencana pengurangan atau pelonggaran aturan pembatasan sosial yang dibungkus dalam bentuk protokol new normal adalah bentuk keberpihakan pemerintah pada kelompok bisnis, tanpa mempertimbangkan sisi kesehatan masyarakat.
Demi eksistensi kaum kapital mengorbanan nyawa rakyatnya yang seharusnya menjadi tanggung jawab utama negara. Tak seharusnya pemerintah yang hanya memikirkan keuntungan dalam kondisi darurat seperti ini, ekonomi yang anjlok masih bisa diperbaiki di masyarakat? Andai saja jika pemerintah memiliki sikap yang konsisten dalam mengahadapi pandemi ini, namun nyatanya hanya luka yang didapatkan dan tinggal tunggu saja tubuh terjangkiti mahkluk kecil yang tak dapat juga disalahkan kehadirannya. New normal life! Terbukti opsi angkat tangan pemerintah. Wajar saja faktanya mereka selama ini berdiri tegak di atas kepentingan melanggengan hegemoni kapitalisme global. Berdamai dengan corona dalam bingkai new normal life menjadi pilihan terbaik di tengah keputusasaan pemerintah dan bentuk ketidakmampuan mencari jalan keluar.
Islam Is The Best Choice!
Corona merupakan mahkluk unik yang Allah turunkan guna membuka mata umat hari ini bahwa kekuasaan yang tak berbasis pada akidah Islam hanya akan melahirkan kefasadan. Bahkan kefasadan yang jauh di luar nalar. Berbeda jauh dengan kekuasaan yang tegak di atas landasan iman. Kekuasaan Islam telah terbukti membawa kebaikan dan keberkahan bagi seluruh alam. Karena sistem hidup yang diterapkannya berasal dari Sang Maha Pencipta kehidupan.
Kekuasaan Islam yang disebut sebagai Khilafah, di mana penguasa selalu mengedepankan rakyat dan mendahulukan kepentingan-kepentingan mereka dibanding kepentingan dirinya. tampak saat Negara dalam keadaan ditimpa kesulitan. Baik karena bencana maupun karena serangan musuh-musuhnya Pemimpin Islam senantiasa menempatkan urusan umat sebagai urusan utama. Harta, kehormatan, akal, dan nyawa rakyatnya dipandang begitu berharga, kekuasaan selalu tampil sebagai perisai utama.
Peradaban cemerlang ini memberi jalan ke luar terhadap berbagai persoalan. Berbagai penelitian, teknologi, sistem administrasi, pembangunan, semua didedikasikan khilafah Islam untuk kepentingan mengurus dan menjaga umat serta demi kemuliaan agama mereka karena Negara memahami betul tugas utamanya yaitu menjaga urusan umat itu sendiri. Bukan demi memuaskan kerakusan para pemilik modal sebagaimana dalam sistem sekarang. Wallahua a'lam.
Suriana Binti Ardi (Mahasiswa Jurusan Fisika UINAM & Aktivis BMI Makassar)