Derita di Balik Wabah

Emi Kartini

Sudah jatuh tertimpa tangga pula mungkin itu pribahasa yang pantas disematkan untuk rakyat di negeri ini, belum ada solusi untuk menangani wabah sudah ditambah beban di pundak rakyat, sungguhi derita yang tiada akhirnya.

Rasanya sudah lelah kita menghadapi wabah covid 19 yang semakin hari semakin meluas dan terus meningkat orang yang terkena virus ini, ditambah lagi sulitnya kita keluar rumah untuk sekedar mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena terhalang virus dan kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa semua terasa menghimpit dada, untuk tinggal di rumah dan mengikuti kebijakan penguasa kita mati kelaparan dan jika harus keluar rumah untuk mencari rejeki, kita khawatir mati terkena virus.

Iklan Pemkot Baubau

Tentu tidak ada jalan lain bagi kami rakyat kecil keluar dari rumah merupakan jalan terakhir yang ditempuh karena himpitan kebutuhan yang harus dipenuhi, dan juga pengeluaran setiap bulannya yang harus dikeluarkan, seperti tarif listrik yang tarifnya terus naik, BPJS naik menambah beban rakyat saja.

Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kehidupan manusia, yang artinya penguasa harus menyediakan kebutuhan tersebut. Namun yang terjadi malah menaikkan tarif di tengah derita rakyat. Maka kenaikan listrik akan menjadi problem besar bagi para ibu rumah tangga, terutama di masa pandemi ini.

Ketika dikonfirmasi kepada pihak PLN, pihak PLN menyebutkan bahwa itu bukan akibat kenaikan tarif tapi akibat penggunaan yang lebih banyak karena adanya WFH dan daring. Walaupun begitu tak menjadikan hal tersebut solusi, masyarakat tetap tercekik oleh tagihan listrik yang membengkak tanpa ada kepedulian pemerintah.

Berbeda halnya ketika Islam yang memimpin, maka para penguasa di sistem Islam akan benar-benar memperhatikan rakyatnya terutama di kondisi seperti ini. Pemimpin takkan membiarkan masalah listrik ini akan menjadi bebannya kelak di akhirat karena pelayanan yang tak baik.
Wallahualam Bi Shawwab.

Emi Kartini
Ibu Rumah Tangga
Rancaekek-Bandung