TEGAS.CO., KOLAKA -Seperti inilah kondisi salah seorang nelayan pembudidaya lobster di desa Palewai kecamatan Tanggetada kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara, nelayan tersebut kini memilih untuk beralih membudidayakan ikan jenis Kerapu akibat anjloknya harga lobster saat ini. (29/11/2020)
Pasalnya lobster yang sebelumnya seharga satu juta dua ratus lima puluh ribu per kilo gramnya kini turun drastis menjadi empat ratus ribu rupiah saja per kilo gram
Sehingga budidaya lobster dianggap tak lagi mampu menopang kehidupan para nelayan sebab harga di pasaran terus mengalami penurunan tetapi harga bibit dan pakan semakin mahal
Salah seorang nelayan pembudidaya lobster Muhammad Ali mengatakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di tengah pandemi kini Ia beralih menjadi profesi sebagai pembudidaya ikan kerapu
Menurutnya budidaya ikan Kerapu sunu lebih menguntungkan dari pada lobster sebab bibit ikan kerapu yang dipelihara selama ini merupakan bibit alam yang ditangkap dengan menggunakan alat khusus dengan nama (bubu).
“Setiap bibit ikan kerapu biasanya dibeli dengan harga 500 ribu hingga 200 ribu per ekor tergantung besar kecilnya bibit ikan tersebut, ” ungkapnya
Jika berbicara soal pakan ikan kerapu Ali mengungkapkan, sangat mudah untuk didapatkan karena kerapu dapat diberikan makan dengan ikan rucah yang dapat dibeli dengan murah atau ditangkap sendiri
“Ikan Kerapu sunu juga tidak membutuhkan waktu lama untuk dipanen jika makanannya bagus maka hanya beberapa bulan saja sudah bisa dipanen,” tambahnya
Tetapi jika terdesak dengan kebutuhan sehari – hari Ali biasanya menjual 1 sampai 3 ekor ikannya kepada pembeli di wilayah tersebut dengan harga 50 ribu hingga 80 ribu per ekor.
Namun jika dijual hidup- hidup ikan kerapu miliknya bisa dijual dengan harga 360 ribu per kilogram sehingga dianggap mampu memenuhi kebutuhan hidup nelayan di tengah pandemi covid-19
“Nelayan berharap agar adanya perhatian dari pemerintah terkait persoalan yang dihadapi para nelayan, karena kendala saat ini adalah pencemaran lingkungan yng dilakukan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggungjawab,” tutup Ali.
Reporter: Aslan
Editor: B_Kan
Komentar