Atraksi Ogoh-ogoh Sambut Hari Nyepi

tegas.co., JOGYAKARTA – Ummat Hindu Yogyakarta dalam merayakan hari Nyepi, Selasa (28/3) mendatang, turut melaksanakan kegiatan Pawai Ogoh-ogoh yang dimeriahkan oleh para komunitas yang tergabung dalam Komunitas Seni dan Budaya Yogyakarta, Sabtu (25/3) sore.

Atraksi Ogoh-ogoh Sambut Hari Nyepi
Atraksi Ogoh-ogoh Sambut Hari Nyepi FOTO : NADIR

Kegiatan ini dimulai pada jam 15:30, diawali dari Bangsal Kepatihan dan Dinas Pariwisata sebagai tempat transit awal untuk memulai pawai Ogoh-ogoh di Malioboro dan akhirnya di Alun-alun Utara Jogyakarta.

Iklan KPU Sultra

Pawai kali ini dimeriahkan oleh 45 partisipan yang tergabung dalam Komunitas Seni Budaya Jogyakarta.

Diawali dengan penampilan Akademi Maritim Jogyakarta, disusul IKPM dari sejumlah daerah. Penampilan dari berbagai lintas agama, Gunungan Lanang dan Wadon, Sanggar-sanggar seni budaya, Komunitas Budaya dari berbagai Kecamatan yang berada di Jogyakarta, Ogoh-ogoh dan diakhiri Kereta Jaganat Asram Smerti.

Antusias masyarakat yang hadir dalam pawai tersebut sangat meriah, terlihat banyaknya masyarakat dan wisatawan yang memadati kawasan Malioboro di sepanjang Kepatihan sampai Titik 0 Kilometer Jogyakarta. Kehadiran warga ini turut mendukung dalam kelancaran acara.

Bukan Cuma masyarakat umum namun unsur mahasiswa, penggiat agama dan beberapa komunitas turut menyaksikan pawai ogoh-ogoh.

“Disini (Jogja) kita memodifikasi, kalau di Bali ada pawai Ogoh-ogoh yang pyur tentang keagamaan. Namun demikian, karena disini kota yang sangat beragam budaya, kemudian kita mencoba merangkumnya menjadi satu. Tujuannya, pertama ialah mengingatkan bahwa dalam kehidupan di Indonesia ini dengan keberagaman kita adalah keniscayaan. Dengan bisa menghimpun semua keberagaman ini menjadi satu harmoni itu sangatlah indah. Kedua, kita ingin memberikan sumbangsih kepada pemerintah disini, dengan satu kegiatan yang sifatnya budaya dan memperkaya kegiatan-kegiatan budaya yang sudah ada di Jogja.” Ujar dr. Nyoman Edi Purnama, selaku Ketua Umum Nyepi DI Jogyakarta.

Edi Purnama menambahkan, tema dalam perayaan Nyepi kali ini di Jogyakarta adalah membangun harmoni dalam kebhinekaan. Acara ini sudah dimulai pada tahun 2015 lalu, para pejabat pemerintah berharap acara seperti ini menjadi kegiatan budaya disetiap tahunnya.

Dalam pawai Ogoh-ogoh memiliki makna yang mendalam bagi umat Hindu, dimana Ogoh-ogoh tersebut sebagai lambang kesegaraman dan negatif. Dengan adanya budaya dan tradisi, maka diatraksikan dengan seni dan budaya. Diakhir, akan dileburkan dan dihancurkan pertanda umat Hindu akan kembali ke kehidupan yang lebih baik lagi.

“Pawai Ogoh-ogoh ini adalah ekspresi dari sesuatu yang bersifat seram dan negatif. Dalam rangka perayaan Nyepi, itu (Ogoh-ogoh) yang akan kita hancurkan dan leburkan. Sehingga selesai semua ini, maka umat Hindu akan kembali ke suatu tingkat kehidupan kualitas hidup yang lebih baik. Jadi yang tadi diarak itu, bukan berarti mengarak suatu yang negatif tapi itu akan di pralina, dimusnahkan atau dilebur. Tentu, dengan eratnya hubungan adat dan budaya jadi diatraksikan seperti itu” tandasnya terakhir kepada awak media.

NADIR ATTAMIMI

PUBLICIZER : MAS’UD

Komentar