TEGAS.CO,. KENDARI – Aksi saling serang antar 2 (dua) kelompok pemuda yakni Tamalaki Wonua Ndoolaki (Tawon) dan sekelompok pemuda di area pasar baru (Garsagose) kembali menggemparkan publik Kota Kendari, khususnya area sekitaran pasar baru menuju pertigaan kampus baru UHO, Senin malam (03/05/2021).
Dari pantauan awak media, beberapa orang menjadi korban akibat pembacokan oleh orang tak dikenal (OTK) dan kerugian ditaksir hingga ratusan juta rupiah akibat perusakan yang dilakukan oleh ormas yang terpancing atas insiden pembacokan.
Kapolres Kendari, AKBP Didik Erfianto saat meninjau lokasi kejadian menerangkan bahwa kejadian tersebut dipicu akibat perebutan lahan parkir di sekitar lokasi kejadian.
“Saat ini kami masih mencari otak pelaku penyebab bentrokan yang menyebabkan korban luka,” tutur Didik.
Lebih lanjut, Kapolres Kendari ini menyampaikan bahwa pihaknya sementara ini masih mendata total kerugian akibat bentrokan.
“Mohon doanya agar kami segera mengungkap siapa pelakunya,” jelasnya saat meninjau langsung lokasi di sekitaran lorong lumba-lumba.
Ditempat yang sama, Ketua Tamalaki, Ahmad Oleo mengatakan dengan tegas dihadapan Kapolres Kendari, bahwa peristiwa tersebut bukan dari pihak Tamalaki penyebabnya.
“Permasalahan semalam sebenarnya tidak ada, tapi mereka yang bikin ulah, hanya karena mereka mau merebut lahan parkiran, yang mereka tahu ada anak TAWON yang berada di sana”, ucap Ahmad.
“Mereka datang dengan kondisi mabuk ke sekretariat, akan tetapi saya tidak tanggapi karena mereka masih dalam kondisi mabuk,” lanjutnya.
Ahmad juga menambahkan, karena dalam kondisi pengaruh alkohol, dirinya menyuruh mereka untuk pulang. Namun tak lama berselang mereka kembali dengan memberikan informasi yang kurang mengenakan, yaitu “bila mana anak TAWON tidak mundur, cari tempat, tentukan jam dan hari apa kita baku tabrak”
Ia menjelaskan bahwa tidak ada penyerangan Tamalaki ke mahasiswa.
“Tamalaki menyerang mahasiswa? Jangan sebar hoax, tadi malam setelah mereka melakukan hal tersebut mereka lari ke kampus seolah-olah kita menyerang mahasiswa-mahasiswa yang merupakan saudara-saudara kami Muna, Buton dan yang lainnya di sana”, tegas Ahmad
“Ini murni bukan karena suku, ini murni premanisme” tutup Ahmad.
ISMITH/YA
Komentar