Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaEkobishotelSultra

BI : Defisit Transaksi Berjalan 2018 Diperkirakan 2,0-2,5 Persen dari PDB

899
×

BI : Defisit Transaksi Berjalan 2018 Diperkirakan 2,0-2,5 Persen dari PDB

Sebarkan artikel ini

tegas.co., KENDARI, SULTRA – Defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan I 2018 menurun. Menurunnya defisit transaksi berjalam menopang ketahanan sektor eksternal perekonomian Indonesia.

Direktur Eksekutif  Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman memaparkan, defisit transaksi berjalan tercatat 5,5 miliar dolar AS (2,1 persen dari PDB) pada triwulan I 2018, lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang mencapai 6,0 miliar dolar AS (2,3 persen dari PDB).

BI : Defisit Transaksi Berjalan 2018 Diperkirakan 2,0-2,5 Persen dari PDB
ILUSTRASI

“Penurunan defisit transaksi berjalan terutama dipengaruhi oleh penurunan defisit neraca jasa dan peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder,” ungkap Agusman dalam keterangan resminya, Kamasi (17/5/2018).

Sementara itu, lanjutnya, transaksi modal dan finansial tetap mencatat surplus di tengah tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Ia menyebutkan, Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2018 tercatat 1,9 miliar dolar AS, terutama ditopang oleh aliran masuk investasi langsung yang masih cukup tinggi sehingga mencerminkan tetap positifnya persepsi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Pada April 2018, kata Agusman, neraca perdagangan mengalami defisit 1,63 miliar dolar AS terutama karena peningkatan impor nonmigas sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi.

Sekain itu, posisi cadangan devisa pada April 2018 tercatat 124,9 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Ke depan, sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik, defisit transaksi berjalan pada 2018 diperkirakan berada dalam kisaran 2,0-2,5% dari PDB, tetap terkendali dalam batas yang aman yaitu tidak melebihi 3,0% dari PDB,” tutupnya.

REPORTER: FS

PUBLISHER: MAS’UD

Terima kasih