Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
DaerahSultra

Dua Korban First Travel Asal Kendari Minta Uang Dikembalikan

566
×

Dua Korban First Travel Asal Kendari Minta Uang Dikembalikan

Sebarkan artikel ini
Dua korban First Travel asal kota Kendari ini meminta agar uang dikembalikan pasca di tangkapnya pemilik Fisrt Travel di jakarta. FOTO : FEBRI
Dua korban First Travel asal kota Kendari ini meminta agar uang dikembalikan pasca di tangkapnya pemilik Fisrt Travel di jakarta.
FOTO : FEBRI

tegas.co, KENDARI, SULTRA – Dua korban first travel asal Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, meminta agar uang dikembalikan oleh pihak first travel. Hal itu dikarenakan tidak lagi dapat berangkat umro di Tanah Suci Mekkah, terkait adanya kasus hukum menimpah perusahaan biro perjalanan Umroh dan Haji itu.

Salah satu yang menjadi korban penipuan oleh First Travel ini adalah Abbas Hasbi yang bermukim di jalan balai kota itu mengaku mengalami kerugian hingga Rp 50 juta. Abas Hasbi telah dijanjikan tiga kali untuk berangkat mengikuti Umroh, tetapi hingga saat ini belum juga terlaksana. Terlebih lagi pemilik first travel ini sudah ditangkap oleh jajaran Kepolisian, maka rencana keberangkatannya semakin tidak jelas.

“Kami hanya ingin uang kami kembali, insyah allah perjalanan ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah umroh akan di laksanakan di kesempatan lain,” ujarnya.

Menurut Abbas Hasbi, mendaftar untuk berangkat ke tanah suci melalui biro perjalanan Fisrt Travel pada tahun 2016 lalu dengan membayar Rp 17 juta untuk dua orang. Namun hingga adanya penangkapan kepada pemilik agen perjalanan tersebut belum juga ada realisasi akan diberangkatkan.

“Kami di janjikan akan di berangkatkan umroh ke tanah suci mekah tahun 2017 ini, namun sudah tiga kali di janji, kami tak kunjung di berangkatkan sampai muncul pemberitaan di televise, bahwa pemilik first travel telah di tahan oleh Polisi,” katanya.

Abbas berharap agar uang yang telah mereka berikan kepada agent, dapat di kembalikan, jika memang mereka sudah tidak bisa lagi di berangkatkan.

Begitu juga dengan korban lainnya Reppa mengaku, sudah beberapa kali di janjikan untuk berangkat, namun sampai kini belum juga berangkat. Padahal untuk mengumpulkan uang pendaftaran, ia rela menabung dari hasil berjualan sejak bertahun-tahun lalu.

Reppa berharap, agar kiranya pihak first travel dapat bertanggung jawab, dan dapat memberangkatkan mereka ketanah suci, jika tidak maka kiranya uang mereka dapat di kembalikan.

Untuk memastikan hal tersebut, salah seorang korban mencoba mendatangi kantor agent first travel yang berada di jalan sao-sao, namun kantor tersebut tertutup.

FEBRI

PUBLISHER : HERMAN