Example floating
Example floating
Tegas.co Nusantara

Dinsospermades Jepara Sosialisakan Aplikasi Intergrasi Desa

1216
×

Dinsospermades Jepara Sosialisakan Aplikasi Intergrasi Desa

Sebarkan artikel ini

tegas.co, JEPARA, JATENG – Untuk menunjang informasi dan Komunikasi yang bersinergi dengan pusat khususnya di pemerintahan Kabupaten Jepara, melalui Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades) Jepara mulai mengintegrasikan program aplikasi informasi yang ada di desa. Hal ini untuk memudahkan operator desa dan masyarakat yang hendak mengakses program informasi melalui media sosial dan internet.

Dinsospermades Jepara Sosialisakan Aplikasi Intergrasi Desa
Zulaekhah Almunawaroh saat memandu peserta pelatihan SID. (Foto : DSW)

Kasi Penguatan Perencanaan Pembangunan Partisipasi, Dinsospermades, Jepara Zulaekhah Almunawaroh mengatakan, selama ini banyak aplikasi yang digunakan para operator desa, seperti halnya Profil Desa dan Kelurahan (Prodeskel) versi Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) versi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta Sistem Informasi Desa (SID) dari Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK).

Untuk memudahkan operator desa mulai sekarang dimudahkan dengan menggunakan satu aplikasi yang terintegrasi dengan program lainnya yaitu SID. Dengan mengakses program SID ini, baik Prodeskel maupun Siskeudes sudah terkoneksi di dalamnya. “Program ini, kita integrasikan agar lebih mudah diakses dan dipahami oleh para operator” katanya.

Ada 184 desa di Kabupaten Jepara dan seluruhnya telah dibekali website dari pemerintah pusat. Namun eksekusi pemanfaatannya masih belum sesuai dengan harapan. Ada website desa yang penuh dengan konten sedangkan yang lain masih melompong. “Ada beberapa yang aktif, namun ada beberapa yang masih kosong” imbuhnya.

Ada banyak keuntungan dengan mengakses SID ini, namun selama ini belum dapatdimaksimalkan oleh desa. “Padahal keuntungannya banyak, dengan SID potensi desa bisa diekspose pada khalayak luar. Namun selama ini hal itu masih bergantung sepenuhnya pada operatornya apakah aktif membuat konten atau tidak,” tambahnya.

Selain komitmen desa, lanjut Zulaekhah, ada beberapa kendala sehingga SID di Jepara hingga kini hingga kini tak berkembang. Diantaranya potensi sumberdaya operator, letak geografis desa, dan tidak adanya operator khusus.

“Selama ini operatornya masih sering bertugas ganda dan seringkali berganti-ganti tidak tetap. Terkait letak geografis hubungannya dengan sinyal internet. Harapannya denganpelatighan kepada operator perangkat desa ini, supaya operator desa sigap terhapap potensi daerahnya, sehingga potensi-potensi desa yang ada di kabupaten Jepara lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

REPORTER : DSW
PUBLISHARE : WIWID ABID ABADI

Terima kasih