Tokoh Adat Muna Gelar Ritual Ka Ago-Ago, Tolak Ular Piton Telan Manusia

Tokoh Adat Muna Gelar Ritual Ka Ago-Ago, Tolak Ular Piton Telan Manusia
Sebanyak empat desa di Muna mengikuti ritual ka ago-ago untuk menolak bala setelah salah seorang warga ditelan ular piton. ka ago-ago dilaksanakan di puncak Wanasara berbatasan desa Ghonsume dan desa persiapan Lawela, Minggu 8 Juli 2018 Sekitar pukul 16:00 wita sore. pelaksanaan ritual ini, tak jauh dari tempat warga ditelan ular piton kala itu. sejumlah tokoh adat hadir pada ritual tersebut FOTO: ISTIMEWA

tegas.co., MUNA, SULTRA – Ritual Tolak Bala akhirnya dilaksanakan warga desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), di puncak Wanasara berbatasan desa Ghonsume dan desa persiapan Lawela, Minggu 8 Juli 2018 Sekitar pukul 16:00 wita sore. Ritual ini dilakukan setelah Wa Tiba (54) ditelan ular piton pada Jumat 15 Juli 2018 lalu. ritual dilaksanakan tak jauh dari korban Wa Tiba ditelan ular piton kala itu.

Tujuan masyarakat setempat dalam melakukan Tolak bala dengan ritual yang disebut Ka ago-ago itu, agar tidak terulang lagi kejadian yang menimpa almarhum Wa Tiba (54), warga lorong Gea, Desa Persiapan La Wela, kecamatan Lohia, akibat ditelan ular piton sepajang 7 meter saat hendak pergi di kebunnya.

Dalam pelaksanaan tolak bala diikuti oleh masyarakat desa setempat, dan beberapa desa tetangga, antara lain, desa Ghonsume, Liangkobori, Mabolu dan Kodongia.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Persiapan Lawela, Faris kepada tegas.co Jumat, 8 Juli 2018 mengatakan, dalam kegiatan Tolak Bala dihadiri tokoh-tokoh adat, tokoh masyarakat dari beberapa desa.

“Keluarganya hadir juga termasuk anaknya almahrum Wa Tiba, dan mereka barsyukur atas terlaksanaannya kegiatan ini, dan mereka berharap kejadian serupa tidak terulang lagi,”ungkapnya.

Tonton video Ritual Ka Ago-ago

Ka Ago-ago penyajiannya merupakan makanan tradisi Muna, yang mana tempat penyajiannya daun lapi, Roko dari tembakau Muna yang digulung pake kain siri, dan daun pisang kering (Rofinde), serta penyajian doanya, 2 dulang yang isinya, antara lain lapa-lapa, telur, pisang dan hasil kebun masyarakat.

“Harapan untuk saya sebagai pelaksana kades Lawela, semoga dengan diadakannya ritual ini, dan doa tolak bala, agar dijauhkan dari segala macam bahaya yang ada, dan tidak akan terulang kembali seperti kejadian yang menimpa almahrum Wa Tiba, dan saya berharap, almahrum Wa Tiba Husnul Khotimah disisi allah SWT, dan kelurga yang ditinggalkan berlapang dada,” Harapnya.

Baja juga 

https://tegas.co/malam-nanti-semifinal-piala-dunia-ini-prediksi-kemenangan-perancis-vs-belgia/

REPORTER: LA ODE AWALLUDIN

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar