Pelabuhan Murhum Baubau, Pelabuhan Terbaik Kelima di Indonesia

Pelabuhan Murhum Baubau, Pelabuhan Terbaik Kelima di Indonesia
Kepala Seksi Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa, Suparno. FOTO: JELITA SRI RAHAYU

tegas.co., BAUBAU, SULTRA – Pelabuhan Murhum Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan salah satu pelabuhan yang mendapat apresiasi dari Kementerian Dirjen Perhubungan Laut dan Jasa Republik Indonesia.

Apresiasi dari pemerintah pusat melalui Dirjen Perhubungan Laut dan Jasa Republik Indonesia tersebut dalam rangka meningkatkan pelayanan terminal.

Dengan menjalankan sistem pilot project E-Tiket dan X-Ray World Though Metal Detector, Pelabuhan Murhum Baubau masuk dalam daftar pelabuhan terbaik kelima dari pelabuhan lainnya di Indonesia.

Kepala Seksi Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa, Suparno menjelaskan, program kerja pemerintah pusat sebagai pilot project ada lima pelabuhan, yaitu Baubau, Kaliadem, Surabaya, Tanjung Pinang dan Tanjung Priok Jakarta. Program tersebut dilatarbelakangi banyaknya barang berbahaya yang selama ini tidak terdeteksi petugas.

Dengan adanya program E-Tiket yang memiliki sistem Barcode, maka untuk penumpang yang tidak memiliki Barcode akan secara otomatis terseleksi, tidak dapat masuk ke kapal, melainkan hanya sampai ruang tunggu.

“Selain itu, karena banyaknya manifest penumpang real dan penumpang yang ada di atas kapal. Olehnya itu, dengan adanya E-Tiket tersebut, pelabuhan Murhum Baubau berbenah dengan meningkatkan pelayanan di bidang jasa,” jelasnya pada awak tegas.co, Rabu (09/01/2019).

Hal ini juga, kata dia, didukung dengan adanya pembangunan dan perubahan Pelabuhan Murhum yang pesat, serta kebersihannya dibanding pelabuhan lain.

“Ada beberapa areal yang telah dibuat, seperti ruang tunggu yang memiliki fasilitas lift, eskalator, serta ruang khusus untuk ibu menyusui, dan tempat merokok. Kalau X-Ray masih dalam tahap uji coba, yang baru diterapkan sejak 18 Desember 2018 lalu,” tukasnya.

Diungkapkan, sejak diberlakukannya X-Ray tersebut, banyak ditemukan barang berbahaya seperti senjata (Sajam) dan Minyak Tanah yang dibungkus dengan rapi, serta minuman keras (Miras) tradisional.

“Untuk barang-barang itu kami kumpulkan dan untuk Miras kemarin sudah diamankan Polsek Kawasan Pelabuhan Baubau,” ujarnya.

Dia berharap kepada masyarakat Kota Baubau untuk mendukungannya dalam menetapkan dua pilot project ini guna meningkatkan pelayanan dan kenyamanan pengguna jasa perhubungan, agar tetap exist serta meminimalisir kecelakaan laut.

REPORTER: JELITA SRI RAHAYU
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN