tegas.co., BUTON TENGAH, SULTRA – Pembangunan menara Telekomunikasi milik PT. TBG di Dusun Butu Desa Lalibo, Kecamatan Mawasangka Tengah, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) terus menuai polemik.
Polemik itu kembali dipicu lantaran pada Kamis malam (14/02/2019), Kepala Desa Lalibo, Awaludin, bersama La Patola Ketua BPD yang juga mantan Kades 2001 silam itu nyatakan tanah yang dipakai bangun tower provider di Dusun Butu bukan milik Singga Raginti. Sehingga menimbulkan reaksi dari pihak Singga Raginti dan keluarganya.
“Omong kosong itu Kepala Desa dan Ketua BPD itu. Jelas-jelas ada kebun jambu saya disitu. Kalau memang tanah itu bukan punya saya, kenapa pak desa minta saya tidak persoalkan tanah itu saat saya sama-sama dengan dia di Baubau beberapa hari lalu,” ketus Singga Raginti, saat dikonfirmasi di kediamannya, Kamis malam.
Baca juga :Pembangunan Menara Provider di Lalibo Disoal, Warga: Tanah itu Bukan Milik Kades
Raginti menuturkan, lahan tersebut ia olah sejak 1984 hingga sekarang. Tanahnya diolah dijadikan kebun dan ditanami jambu mete. Selama itu, dirinya tidak pernah berpindah-pindah tempat.
“Dia tidak lihat kah ada jambunya di lahan itu. Dulu seingat saya tidak ada istilah sertifikat, sama semua di daerah-daerah lain juga begitu. Mana ada yang kenal sertifikat tahun 1984/1985,” tutur dia yang dibenarkan anaknya.
“Jadi cara pembagian lahan pada warga waktu itu masing-masing lebarnya 30 depa. Saya dan adikku dapat 60 depa. Kemudian kami bagi dua masing-masing ukurannya 30 depa serta panjangnya sampai di atas tebing sana. Semua warga juga disini pembagiannya seperti itu, tapi kenapa hanya saya yang diambil sepihak begitu,” sambung Raginti dengan lirih seraya menunjuk tebing yang berada di belakang rumahnya.
Baca juga : Kades Lalibo Angkat Bicara Terkait Tower Provider yang Disoal Warganya
Saat ditanya apakah setuju tanahnya dipakai untuk bangun tower, Raginti menegaskan, dia dan keluarganya tidak akan pernah setuju tanahnya digunakan untuk kepentingan lain, selain lapangan sepak bola.
“Sejak awal saya sudah katakan, kebun saya bisa dipakai asalkan untuk orang banyak, yakni lapangan sepak bola. Tapi jika dipakai untuk kepentingan bangun tower atau kepentingan pribadinya kades, saya tidak setuju,” tandasnya.
PUBLISHER : SALAMUN SOFIAN