Moeldoko: Baubau Eksotisme Alam dan Situs Sejarah namun Belum Terekspos

Moeldoko Baubau Eksotikme Alam dan Situs Sejarah namun Belum Terekspos
Jenderal Moeldoko (Kanan) bersama Wali Kota Baubau As. Tamrin (Kiri) FOTO: ISTIMEWA

tegas.co., BAUBAU, SULTRA – Kota Baubau yang terletak di pulau Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki banyak situs sejarah eks Kesultanan Buton di masa lampau yang terkenal dengan benteng terluas di dunia serta telah terdaftar di UNESCO dan mendapatkan MURI namun belum terekspos.

Hal ini diungkapkan, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal Moeldoko yang disambut hangat oleh Pemerintah Kota Baubau dan Kabupaten Buton, Pada Senin (4/3/19) kemari.

Dalam kesempatan wawancara singkat bersama awak tegas.co, Moeldoko yang ramah senyum namun terlihat sangat berwibawa itu mengatakan, dirinya sangat senang bisa berkunjung ke Pulau Buton terutama di kota Baubau, karena dari awal ia datang hingga akan pulang disambut dengan hangat dan sangat baik.

“Tadi saya juga Sudah makan Kasoami makanan khas yang terbuat dari Ubi Kayu dan diolah sampai tidak terasa ubinya dan sangat enak,”hatur Moldoko kepada tegas.co.

Saat dikonfirmasi terkait kesan dan pesannya untuk Pemerintah Kota Baubau, kata dia, Kota Baubau ini memiliki eksotisme alam yang sangat indah.

“Dari pesawat saya sangat menikmati keindahan alamnya, gunung dan pantai sangat cocok untuk berwisata, tapi karena waktu yang cukup sedikit dalam kunjungan saya kali ini mungkin suatu saat nanti apabila ada kesempatan dapat menikmati dengan baik. Dan situs sejarah yang dimiliki juga sangat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan nasional maupun global, sehingga pemerintah kota Baubau perlu untuk mengeksplorasi berbagai potensi daerah ini dalam mewujudkan Kota Baubau sebagai tempat wisata yang Indah nan menarik.

Tentunya sambung Moeldoko, perlu diperhatikan adalah menjaga stabilitas ekonomi, stabilitas politik dan Stabilitas keamanan sehingga banyak yang akan berinvestasi di kota Baubau, Tutupnya.

PENULIS: JELITA SRI RAHAYU

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar