Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaDaerahKonawe

PT VDNI Morosi Cemari Tambak Warga

1659
×

PT VDNI Morosi Cemari Tambak Warga

Sebarkan artikel ini
PT VDNI Morosi Cemari Tambak Warga
Salah seorang petani tambak di sekitar PT VDNI yang mengeluh karena tambak mereka tercemari

tegas.co., KONAWE, SULTRA – Sejak 2014 silam, PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDIN), Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menui masalah. Salah satunya, pencemaran, berakibat, hasil tambak warga sekitar setiap panen menjadi menurun.   

Pembangunan jalan milik PT VDNI merupakan Perusahaan Pengembangan, Pengelolaan dan Pemurnian Nikel (Pabrik Smelter) menjadi salah satu sebab terjadinya pencemaran. Jalan yang di bangun tersebut, melintasi kawasan tambak warga di beberapa desa.

Sulaiman, salah seorang penambak ikan bandeng, udang dan kepiting mengeluhkan kondisi air tambaknya yang kini berubah, membuktikan pencemaran terjadi akibat aktivitas PT VDNI.

PT VDNI Morosi Cemari Tambak Warga
Hauling yang menjadi lalulintas kendaran dan alat berat berada diantara tambak warga

“Beberapa petani tambak di Desa Tani Indah Konawe juga mengeluhkan kondisi air yang berubah warna. ditambah lagi adanya pelebaran jalan yang mengakibatkan penyempitan di kali besar,”tutur Sulaiman dengan kesal.

Dengan kekesalannya, Sulaimanpun terus mengeluh,”Air tambak saya sudah kotor, berubah warna sekarang. Saya tidak berani lagi untuk menurunkan bibit udang takut hasilnya sedikit,”katanya.

Diungkapkan, hasilnya yang diperoleh saat ini juga tidak sama lagi seperti dulu, sebelum PT VDNI masuk beroperasi.

“Dahulu bisa memanen 1 ton per petak tambak dan memenuhi kebutuhan pasar lokal, namun saat ini kondisinya tidak seperti itu lagi. Bahkan saat ini diperkirakan hasil panen hanya mencapai 800 Kg per tambak dalam sekali panen di tahun terkahir ini,”hatur Sulaiman.

Rencananya, katanya, jika usaha pembudidayaan tambak mengalami kegagalan terus menerus, ia berencana menjual tambak ke pihak perusahaan dengan ketentuan harga cocok.

“Kalau harga cocok dan saya tidak dirugikan mungkin akan saya jual saja, karena diolah juga hasilnya menurun,”ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Zulkarnaim sebagai salah seorang penambak yang sebelumnya memasok perikanan hingga Singapura, namun kini mengalami kerugian besar akibat penurunan produksi sejak masuknya aktifitas pembangunan jalan oleh pihak PT VDNI.

Saat ini ia harus memilih untuk beralih usaha. Untuk mempertahankan aset kepemilikan tanah, ia terpaksa menimbun sebagian tambak dan membangun rumah kost yang disewakan ke para pekerja PT VDNI. “Saya bangun rumah kost, lalu saya sewakan,” pungkasnya.

Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan PT VDNI, Wahyudi Agus Kristianto mengungkapkan, jika status jalan yang dikeluahkan petani tambak tersebut merupakan jalan hauling perusahaan.

“Statusnya jalan hauling yang membawa material dari jeti ke perusahaan dan sebaliknya,”ujarnya.

Ditegaskan, jika pihak perusahaan sudah memenuhi standar, pihaknya juga rutin melakukan penyiraman dan menyiapkan kantong lumpur. Wahyudi keberatan jika menurunnya hasil panen tambak warga disebabkan dari debu jalan perusahaan.

Menurutnya, perlu ada penelitian dari pihak akademisi untuk menguji kepastian mengapa hasil tambak warga menurun.

Terkait usulan ganti rugi, dikatakan Wahyudi jika pihak perusahaan tidak pernah menutup diri. “Sebenarnya kalau masalah pembelian tanah atau tambak itu bisa saja dilakukan asal sesuai dengan regulasi dan NGOP tanah. Misalnya haragnya Rp5000 per meter, lalu mintanya Rp500.000 itu tidak mungkin” cetusnya.

Pihak perusahaan, lanjut Wahyudi, juga tidak pernah menutup diri, jika ada keluhan dari warga. Bisa saja langsung bersurat, nanti akan dibahas bersama untuk kemudian dicarikan solusi yang sama-sama menguntungkan.

T I M

Terima kasih