Example floating
Example floating
Opini

Liberalisasi Perusak Generasi

1809
×

Liberalisasi Perusak Generasi

Sebarkan artikel ini
Liberalisasi Perusak Generasi
Saniawati

Generasi muda disebut sebagai penerus bangsa dan negara. Generasi dengan semangat api yang menyala-nyala. Bagaimana dengan generasi muda masa kini? Apakah predikat tersebut tepat untuk mereka? Ternyata tidak  demikian. Pasalnya, saat ini mereka dikenal sebagai generasi milenial yang bebas dan jauh dari nilai-nilai agama.

Sebagaimana kasus yang dilansir dari VIVA.co.id pada minggu (14/04/2019), bahwa Polisi memeriksa dua saksi kasus seks 19 anak di Garut. Belasan anak masih dibawah umur diduga ketagihan seks menyimpang karena keseringan menonton video porno. Mereka mengalami ketagihan seks tak lazim dengan melakukan adegan syur layaknya penyuka sesama jenis. Kabar ini merupakan bagian kecil dari kasus-kasus yang terjadi di Indonesia akibat pergaulan bebas tak terkendali.

Ironisnya, hal itu terjadi di tengah-tengah masyarakat mayoritas muslim. Dari rentetan kasus tersebut penyebabnya adalah paham-paham yang mewabah di Negeri ini. Seperti paham Liberalisme dan Sekulerisme. Liberalisme yaitu paham yang mencakup kebebasan beragama, berpendapat, berekspresi dan kepemilikan. Sedangkan paham Sekulerisme yakni pemisahan agama dari kehidupan.

Kebebasan artinya bebas atau secara leluasa melakukan suatu perbuatan tanpa ada pengawasan. Pemisahan agama dari kehidupan membuat manusia bertingkah dan berperilaku sesuka hati tanpa ada aturan yang mengikat. Namun, jika itu tidak terkontrol akan menghasilkan kerusakan pada diri pelaku maupun lingkungan sekitar. Akibatnya pergaulan bebas terjadi dimana-mana mengintai generasi penerus bangsa ini.

Pergaulan bebas terjadi dipicu juga dengan adanya kerusakan media yang menjadi tontonan anak-anak muda zaman sekarang. Media ini akan menampilkan sesuatu yang tidak senonoh, tanpa melihat usia dari para pengguna. Mulai dari media elektronik, cetak maupun sosial. Menjadikan anak-anak dan remaja mengikuti dan menjadikan contoh dari apa yang ditampilkan. Kerusakan media ini mulai dari fasilitas hiburan, food, fashion sampai pada movie, masyarakat disuguhkan dengan hal-hal yang jauh dari nilai Islam. Akibatnya kehancuran generasipun terjadi secara masif.

Pergaulan bebas yang ditambah dengan kerusakan media menyuburkan kerusakan mental pada generasi muda. Ketika anak muda dan remaja mengesampingkan nilai-nilai agama yang mengatur kehidupan khususnya umat Islam, tinggal menunggu kehancuran negara.

Kerusakan ini menjadi tanggung jawab bersama. Semua pihak harus mengintropeksi diri dan berbenah. Pasalnya, banyak komponen yang terlibat dalam pendidikan remaja.

Pertama, orang tua atau keluarga merupakan pendidikan pertama dalam pendidikan anak. Kedua, Negara yang menyelenggarakan dalam ranah publik. Ketiga, aturan sosial dan hukum yang berlaku banyak mengabaikan perlindungan pada moral remaja.

Jadi, tidak hanya anak yang menjadi letak kesalahan tetapi juga semua pihak perlu muhasabah ketika terjadi masalah pada mereka. Bahkan Negara pun cukup andil dalam menangani persoalan ini dengan sistem dan kekuatan yang dimiliki.

Jika ditilik lebih lanjut, berbagai persoalan yang terjadi saat ini tidak akan terjadi jika Negara menggunakan sistem yang menerapkan syariat Islam. Karena Islam memiliki sistem peraturan yang lengkap, solusi tuntas terkait berbagai masalah dan aturannya pun bukan bersumber dari manusia melainkan dari Sang Pencipta alam semesta, Allah SWT.

Islam mengatur sistem pergaulan dalam masyarakat dengan menumbuhkan pemahaman akidah pada setiap individu. Menumbuhkan kecintaan terhadap Islam, merasa selalu diawasi oleh Allah dalam setiap perbuatan, meyakini bahwa setiap perbuatan selama didunia akan dimintai pertanggung jawaban. Sehingga dengan demikian pergaulan bebas ini tidak akan terjadi karena anak muda dan remaja akan sibuk mengkaji Islam untuk persiapan di hari penghisaban nanti.

Media dalam Islam juga akan dikontrol Negara. Negara melakukan filtrasi atau penyaringan sebelum ditayangkan dan dikonsumsi oleh rakyat. Tidak semua dapat ditampilkan pada media terutama hiburan atau informasi dari Barat penganut Liberalisme dan Sekulerisme.

Melalui media ini dakwah Islam akan disebarkan. Maka dakwah akan mudah diterima oleh masyarakat sehingga akan timbul nilai-nilai agama yang menjadikan panutan dan teladan dalam hidup. Hal tersebut akan berdampak dengan jauhnya pergaulan bebas dari kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, sepatutnya ajaran Islam diterapkan dalam Negara mayoritas muslim ini. Selain diterapkan juga harus diamalkan untuk membentuk karakter Islam yang berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman dalam hidup. Sehingga pergaulan bebas dan kerusakan yang menimpa generasi muda saat ini tidak terjadi lagi. Wallahua’lam.

SANIAWATI

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos